The End

1.5K 202 27
                                    


Pria itu sedang duduk di sebuah cafe dengan laptop di depannya dan di temani secangkir cappucino yang sudah hampir habis. Ia ingat betul setiap sudut cafe ini, cafe yang menjadi saksi bisu perjalanan cintanya. Terkadang mereka suka mengamati lautan manusia yang lalu lalang di depan cafe, seraya menebak profesi orang tersebut.

"Lihat wanita itu, sepertinya dia pasti seorang editor sepertimu." Tunjuk pria di samping Kyungsoo.

Wanita itu memakai hodie biru tua yang kebesaran, di padukan dengan rok mini yang cukup mengembang berwarna hitam. Ada kacamata bergantung di pangkal hidungnya. Ia menjinjing laptop dan setumpuk kertas, sekilas penampilannya mirip Kyungsoo yang selalu membawa kemana-mana laptopnya. Jika orang zaman sekarang tidak bisa lepas dari handphone, sedikit berbeda dengannya, Kyungsoo tidak bisa lepas dari laptopnya.

"Kenapa semua orang yang memakai kacamata dan membawa laptop, pasti seorang editor?" Tanya Kyungsoo sebal.

Pria itu mengacak-acak rambut Kyungsoo. "Karna mereka memang terlihat sepertimu." Ejeknya.

Kyungsoo nama pria itu, memang bekerja sebagai seorang editor novel. Jari-jarinya yang munggil menari-nari di atas keyboard, tapi kali ini ia tidak sedang bekerja. Ia sedang mencoba menuliskan bagaimana kisah cintanya, kisah yang hanya segelintir orang yang tahu.

Sebuah kisah yang berakhir dengan perpisahan yang indah, mesikpun setiap perpisahan yang pasti membuahkan airmata. Masih ada rasa kecewa dalam dirinya. Mungkin seharusnya perpisahan itu tidak pernah terjadi jika saja mulutnya tidak terlalu kaku saat itu. Tidak, tidak, ini tidak seperti apa yang kalian bayangkan. Indah karena ia masih dapat melihat senyum indah seseorang yang pernah mengisi ruang kosong di hatinya, mungkin sekarang masih begitu.

Pria itu adalah Park Chanyeol, lelaki tinggi dengan senyum bodoh, telinga lebar, tangan besar, tubuh besar, semua yang ada pada dirinya seakan akan meledak, termasuk rasa cintanya pada Kyungsoo; dulu.

"Hai..." Sapa suara bariton itu, membuat Kyungsoo segera menutup cepat laptopnya.

Kyungsoo menatap pria itu dan memberikan senyum terbaiknya, sedikit menyembunyikan keterkejutannya. Takut pria itu mengetahui bahwa ia sedang menulis kisah tentang mereka. Ya, kisah tentang mereka.

"Tumben tidak terlambat?" Ejek Kyungsoo.

"Aku tahu kau pasti akan datang duluan." Katanya lalu duduk di depan Kyungsoo.

"Kau mau pesan apa? Aku sekalian mau pesan lagi." Ucap Kyungsoo seraya beranjak dari kurisnya.

"Seperti biasa."

Mereka telah menjalin hubungan selama tujuh tahun, tentu membuat mereka mengenal dengan baik satu sama lain. Bahkan mereka tinggal di satu atap yang sama. Namun tiga bulan yang lalu, tepat di perayaan tahun ke tujuh mereka sepakat untuk mengakhiri hubungan istimewa mereka. Sebuah perpisahan yang cukup indah untuk Kyungsoo, karena ia tidak sama sekali kehilangan Chanyeol, hanya status yang berubah.

10 menit kemudian Kyungsoo membawa americano dan cappucino. Ia menyodorkan americano, minuman kesukaan Chanyeol. Sebenarnya ia juga menyukai americano, tapi semenjak status hubungan mereka berubah, ia menghindari beberapa hal yang berkaitan dengan Chanyeol. Karna jauh di dasar hatinya ia masih mencintai Chanyeol.

"Bagaimana kabarmu, Soo?"

"Seperti yang kau lihat. Aku baik. Bagaimana denganmu?"

"Baik. Seperti yang kau lihat, aku semakin tampan." Ucap Chanyeol percaya diri. Oke, chanyeol juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi seperti tinggi badannya yang melebihi batas normal. "Bagaimana kerjaan mu?"

Our Story - ChanSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang