Detective Min and Hannam Bridge

04

Yoongi melirik jam tangannya.
"Saya yakin kita bisa mendapatkan surat izin besok pagi, lalu pergi ke Daegu dengan kereta api. Kalau saya sudah menemui dengan gadis ini, mungkin kasusnya akan lebih jelas bagi saya walaupun saya tak berani janji bahwa kesimpulan saya akan sejalan dengan kemauan Anda." Ucap Yoongi yang masih menatap jam tangannya sekaligus mengakhiri pertemuan hari ini.

Pengusaha itu tampak berpikir. Tak melirik Yoongi juga Namjoon.
"Maaf, tuan Yoongi, besok saya tak bisa mengantarkan Anda kepada Mrs. Irene. Klien bisnis saya ingin menemui saya di luar kota. Apakah Anda memiliki pena dan secarik kertas?" Kalimat tuan Kim ini sempat dicurigai oleh Namjoon. Namun sikap Yoongi tetap seperti biasa. Tak ada reaksi berlebihan apapun. Ia hanya mengangkat kedua alisnya.

Yoongipun memberikan secarik kertas dan pena yang sebelumnya tergeletak di atas meja samping kursinya kepada kliennya itu. Setelah menerima kedua barang tersebut, tangan kanan sang klien menuliskan sesuatu.

"Ini alamat polisi Jung. Kalian pasti perlu bertemu dengannya." Pengusaha Kim itupun memberikan kertas tersebut kepada Yoongi.

Yoongi mengangguk kecil. "Baiklah, terima kasih, tuan Kim," ucapnya

Pengusaha Kim hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum tipis. Ia pun beranjak dari duduknya sedikit membungkukkan badannya untuk memberikan salam yang sopan mengingat sebelumnya ia tak menjawab salam Yoongi juga Namjoon. Akibatnya ia merasa sedikit malu. Salamnya itupun dibalas oleh Yoongi dan Namjoon dengan sopan. Lalu beranjak pergi meninggalkan rumah Yoongi.

.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya

Ada sedikit kesulitan untuk mendapatkan surat izin itu. Pagi ini Namjoon dan Yoongi tak jadi pergi ke Daegu melainkan ke Hannam, tanah tuan Kim di Seoul. Seperti kalimat tuan Kim kemarin, ia tak menemani mereka. Sekarang mereka akan menemui polisi Jung berdasarkan alamat yang tuan Kim berikan.

Polisi Jung adalah polisi setempat yang pertama kali menyidik kasus ini. Dia berperawakan tinggi dan kurus. Sikapnya misterius dan penuh rahasia, memberi kesan bahwa dia tahu atau punya kecurigaan yang jauh melebihi apa yang berani dia katakan.

Dia juga punya kelihaian untuk secara tiba-tiba mengecilkan volume suaranya menjadi bisikan bila sepertinya dia 'tiba' pada bagian 'cerita' yang sangat penting, padahal informasinya ternyata sepele saja. Dibalik semua sikapnya yang aneh, sebenarnya dia orang baik dan jujur, yang terlalu sombong untuk mengakui bahwa kemampuannya terbatas dan enggan untuk menerima bantuan orang lain.

Melihat kedatangan Yoongi dan Namjoon, senyum manis terukir di wajah tampan polisi Jung. Iapun mengulurkan tangan kanannya pada Yoongi.
"Bagaimanapun, saya lebih suka bertemu dengan Anda daripada Police Agency, tuan Min," Katanya.

Yoongi pun tersenyum dan menjabat uluran tangan polisi Jung. Begitu pula dengan Namjoon.

"Bila diminta menyelidiki suatu kasus, mereka tak pernah menghargai polisi lokal sedikitpun kalau sukses. Tapi kalau gagal, polisi lokallah yang disalahkan. Nah, kalau Anda biasanya kerjanya lurus, begitulah yang saya dengar." Ia tersenyum simpul. Seketika Namjoon merasa iba kepadanya.

Ucapan polisi itu sudah menjadi fakta umum saat ini. Dimana kerja nyata dari polisi lokal lebih terlihat jelas dibanding dengan para polisi dari Police Agency. Namun, kinerja polisi lokal dalam keberhasilan suatu kasus jarang sekali disoroti. Dan sebaliknya, jika kasus tersebut tidak terpecahkan atau kinerjanya tidak berhasil, polisi lokallah yang paling banyak mendapat cibiran.

Ah, jangan lupakan cara hina yang sudah umum dilakukan dalam kepolisian. Bisa terbilang sangat mudah juga membuat polisi lokal bekerja untuk seorang pejabat, konglomerat, atau bahkan seorang kepala polisi, melakukan pekerjaan di luar kewajiban dan kebijakannya hanya dengan imbalan suapan kecil-kecilan yang bisa membuat polisi lokal tidak beradab—yang selalu mengeluh akan gajinya tidak memenuhi keinginannya—seringkali tergoda oleh cara kotor tersebut. Alih-alih menuruti titahan atasan. Berkedok loyalitas.