Bab I : Mine

6.2K 316 51
                                    

Sosok malaikat cantik memakai gaun putih itu mengepakkan sayap, terbang melintasi langit biru yang membentang luas. Sepasang manik indah itu berpendar, senyuman tipis tersungging di wajah secantik Dewi Athena. Sepasang almond berwarna biru terang itu berpendar, masih mengamati keindahan bumi dari atas.

Nana, nama malaikat itu berhenti. Ia menaikkan sebelah alis, memandang daerah yang sangat dilarang untuk dikunjungi bagi kaum Angel. Nana menghela napas, memijakkan kaki di salah satu awan putih. Memandang kosong daerah di ujung sana, yang tidak secerah dan seindah wilayah kekuasaan Angel.

Di sana gelap, suram, terlihat sangat menyedihkan. Nana mengulum bibir, tidak menyadari bahwa ia hampir saja melanggar aturan Dewa untuk tidak mengunjungi daerah perbatasan. Jika saja Nana terlalu asyik mengepakkan sayap, ia tidak akan sadar bahwa ia hampir saja mendatangi wilayah Demon. Wilayah yang sangat dilarang bagi para Angel, untuk dimasuki oleh kaum pemilik sayap putih.

"Hampir saja," ujar Nana. Malaikat berparas cantik ini mengusap dada, merasa lega saat masih berdiri di wilayah Angel. Berbalik badan, Nana berniat untuk terbang lagi.

Namun, suara pelan yang terdengar berat menyapa indera pendengaran malaikat kecil ini. Si cantik pun mengurungkan niat membentangkan sayap, kembali berbalik badan. Menatap sosok lain, yang berada di ujung sana. Tepatnya, sosok rupawan yang berdiri di wilayah Demon dengan senyuman manis.

"Kau cantik, Angel," puji makhluk itu. Nana tidak menyahut, sepasang mata biru itu memperhatikan dengan seksama wajah rupawan Demon yang tengah berbicara.

Sebisa mungkin Nana menghindari, untuk menatap sepasang mata merah itu. Tidak. Itu akan berbahaya untuk Nana, jika sampai mata biru terang miliknya bertubrukan dengan mata merah milik Demon itu.

Memundurkan langkah, malaikat ini berbalik badan. Merentangkan sayap putih secepat mungkin, Nana pun mengepakkan sayap. Meninggalkan sosok Demon yang menyeringai lebar, memandang ke atas. Memandangi sosok Angel yang telah terbang, tanpa mengeluarkan suara merdu malaikat itu.

"Menarik," ujar Demon ini. Tertawa keras, saat tiba-tiba rencana licik pun hinggap di otak. Seringaian jahat terpancar, kuku-kuku panjang Demon itu menebas sebuah pohon yang tidak berdaun. "Kita lihat saja, akan kubuat kau memasuki wilayah Demon."
**

Nana memijakkan kaki pada lantai istana, kemudian menelungkupkan sayap putih. Kaki malaikat cantik ini bergetar ketakutan, membuat ia tidak sanggup menopang tubuh sendiri. Nana terduduk lemas pada lantai istana, masih teringat jelas dalam ingatan saat ia bertemu dengan salah satu penduduk wilayah Demon.

Menghela napas panjang, malaikat ini bangkit. Memaksakan diri berjalan, walau kaki-kaki pendek Nana masih bergetar karena ketakutan. Air muka malaikat itu masih pucat, otaknya masih mengingat dengan jelas wajah sosok Demon itu.

Menggelengkan kepala kuat, malaikat cantik ini berusaha menghapus wajah sosok Demon itu dalam pikirannya. Ia melanjutkan jalan, memasuki istana Angel. Ia menghentikan langkah kaki, saat melihat sosok malaikat tampan berjalan dengan senyum tersungging apik di sana. Malaikat tampan itu kakak Nana, Min Yoongi namanya.

"Darimana saja kau seharian penuh ini?" tanya Yoongi. Malaikat tampan itu berdiri di depan Nana, hanya dalam sekejap mata. Malaikat cantik tidak menyahut, masih setia menutup mulut rapat-rapat. "Apakah kau pergi tanpa dikawal oleh beberapa dayang lagi, Min Nana?" tanya Yoongi penuh selidik.

"Aku tidak mau dikawal," balas Nana. Malaikat cantik ini merotasikan mata biru jengah, seraya melipat lengan di dada. Sejenak, ia melupakan rasa takut yang menyelimutinya. "Aku bukan lagi anak kecil, Oppa. Aku bisa pergi sendiri," kata Nana.

"Dewa akan menghukummu, jika kau tidak mendengarkan perintahnya. Kau harus ditemani pengawal, saat tidak berada di area istana." Yoongi memberikan nasehat pada Nana, masih berujar lembut diiringi senyum manis terlukis di wajah tampan berkulit putih pucat itu.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang