Terror Gambar

99 7 8
                                    

"Rumah sakit!" seruu Kikik. "Menurut gue Panti Jompo saja atau gak Rumah Sakit Jiwa" sahudku.
"Apaan sih lu pada, menurut gue ke Panti Asuhan saja lah... disana banyak anak kecil yang membutuhkan pertolongan kita" kata Nila.
"Boleh juga... gue banyak buku bacaan, siapa tau bergunakan" jawabku setuju dengan pendapat Nila.

,,

Hehee itu adalah perdebadan kecil grup kami. Ya ya ya... kita merencanakan kunjungan bakti sosial bersama. Setelah beradu pikiran, kami sepakat untuk mengunjungi Panti Asusan minggu depan.
Kami adalah siswa bangku SMA yang sudah diujung tanduk, jompo dan ujian hidup itu nyata didepan kami.
Dan aku, .....
Panggil saja aku Din, lengkapnya sih Ardin Setya Tedjo Angung Firmansyah. Namun teman-teman dekatku biasa memanggil aku Tedjo. Terserah kalian mau panggil aku Din atau mau jadi teman dekatku (hehe...).

,,

ini kisahku dimulai

"Tanggal merah, ahh sialan!!!" mungkin tidak seperti anak sekolah pada umumnya, aku sangat suka dengan yang namanya sekolah. Ngantin bareng, isengin guru, ngunci teman di kamar mandi .Aaahh... banyaklah pokoknya. Seperti hari-hari boring biasanya habis sholat jum'at aku pergi ke musium kota, menggambar suasana disana, hehee itu hobbiku. Aku sangat ketagihan dengan yang namanya menggambar kalau kalian penasaran karyaku, kalian bisa melihatnya di instagram @fa_sundafa (bolehlah difollow hehee)

cling!! cling!! cling!!

chat grup tak seramai biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chat grup tak seramai biasanya. Tentu ini karena persiapan kunjungam 3 hari lagi.

...

Senin, 3 Maret 201..

Sepulang sekolah kita sepakat untuk berkumpul di rumah Kikik. Kita berniat berangkat bersama-sama kesana. Kami juga tak lupa membawa Sembako, baju layak pakai, dan beberapa buku cerita. Walau tak seberapa, harapan kami bisa membantu adik-adik disana.

Selepas sampai disana kami disambut dengan tangan terbuka. Panitia panti dan adik-adik disana terlihat gembira dengan kehadiran kami...

Namun,,,

Aku melihat ada seorang anak perempuan yang hanya terdiam didekat tiang sambil membawa boneka yang kusam dan penuh dengan tambalan kain. Disakunya tampak terselip Crayon dan kuas cat untuk menggambar. Ditangannya pun terihat sedang membawa buku gambar. Aku melihat anak itu dengan serius, wajahnya ditutupi rambut .

"Kenapa nak Ardin? " sapa panitia panti sambil menepuk pundakku.

"Eh, anu pak.. itu siapa ya? kenapa tidak bergabung dengan kita disini?" tanyaku .

" Dia namanya Jeni, dia sedang sakit kanker. Dia juga biasa duduk didekat tiang itu sambil menggambar. Tapi gamabarnya sedikit aneh, dia indigo!" Panitia itu jelaskan. Sontak aku tersedak dan menelan ludah saat mendengarnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERROR GAMBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang