Prolog

176 16 2
                                    

Gadis itu menangis, menangis tersedu-sedu sembari menghapus air matanya secara perlahan. Riasan wajahnya mulai luntur. Ia meremas kasar gaun putih yang dikenakannya. Hatinya merasa bersalah.

Sebuah bingkai dengan foto dua gadis berada dipangkuannya. Ia tersenyum sedih mengingat seluruh kenangannya bersama seseorang di foto tersebut.

"Wen! Fotoin dong!"

"Ok!"

"Gue bodoh!" Bibirnya mengeluarkan sebuah kalimat yang justru membuat hatinya semakin nyeri.

"Lo pacarnya Suga?"

"Bukan."

"Syukur deh, ni anak nggak selingkuh."

"Lho? Kalian LDR?"

"Nggak. Gue temen masa kecilnya Suga, bahkan, gue udah jadi tunangannya. Nama gue Roseanne Park, lo?"

"Son Wendy."

"Ohhh.... Wendy salken ya Wen."

"Gue jahat!" Pekik gadis itu.

"Kenapa?"

"Karena gue nggak cinta sama lo! Dan dia lebih berharga dari lo!"

"Harusnya gue sadar."

"Ini semua gara-gara lo! Cewek yang gue cintai masuk di ruangan terkutuk ini! Semua karena lo!"

Cklek

Tangisan gadis itu terhenti seketika. Ia segera mengambil selembar tisu dan menghapus air matanya. Orang yang baru masuk itu berjongkok didepan gadis itu.

"Lo masih mikirin dia?"
"Atau lo mikirin seluruh kesalahan gue?"
"Gue minta maaf. Tapi dulu, bagi gue dan dia, lo itu orang ketiga."

"Nggak! Lo nggak salah, yang salah itu gue." Bantah gadis itu.

"Udah. Nggak usah salahin diri lo, kita sama-sama salah."
"Gue cinta sama lo dan cuma sama lo."
"Dia masa lalu gue, lo, dan keluarga kita."
"Jadi, nggak usah terlalu dipikirin."
"Karena hari ini hari pernikahan kita, lo harus senyum. Ok?"

Gadis itu tersenyum lalu mengangguk. Pria itu mengulurkan tangannya, dan dibalas gadis itu. Mereka sama-sama tersenyum.

Cklek

"Apa kalian sudah-- YA TUHAN! Apa yang terjadi dengan riasanmu?!"

"Sudahlah kak."

"Tidak, tidak. Duduklah dan biarkan aku merias wajahmu kembali."

"Tidak kak. Aku ingin menjadi diriku apa adanya." Ucap gadis itu, gadis yang satu tersenyum kecil lalu membuka pintu lebar-lebar. Disaat gadis dan pria itu keluar, gadis yang satu itu tersenyum samar.

"Lo udah apa adanya sejak dulu, Rose." Gumamnya lalu mengadahkan kepalanya kearah foto yang diletakkan oleh gadis itu di meja rias.
"Dia bukan lo Wen, tapi dia bagaikan lo dalam tubuh orang lain."

0oo0oo0

Hmmm....
Pertamanya bikin bingung, terakhirnya kok bikin ngerti ya?

Thank you for read my story
Do not forget vote and comment

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 29, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The third personWhere stories live. Discover now