♪Satu♪

5K 159 15
                                    

Seorang gadis terlihat tidak terima idolanya Justin kalah di sebuah Award karena salah satu boygroup asal Korea Selatan yang baru menginjakkan musik di kancah Internasional ini.

Dengan raut wajah sedih, Dinda menatap ke arah pintu luar kelas sembari menidurkan kepalanya di atas meja. Ia bergumam kecil, merasa kesal karena ia harus mentraktir temannya pecinta boygroup asal negeri gingseng tersebut.
Dinda mengeluarkan selembar uang bernilai duapuluh ribu rupiah yang siap diberikan kepada Rara.

Seakan hendak menerima uang tersebut, Dinda langsung menarik kembali uangnya dengan ekspresi ragu-ragu dan kesal. "Eits... Inget ya ini karena idola kamu lagi beruntung aja, jangan terlalu berharap kalau bakal menang terus." Lalu Rara mengangguk-angguk remeh sambil mengambil selembar kertas di tangan Dinda, sambil tertawa iya pergi menuju kantin sekolah bersenandung dengan mata yang berbinar. "Ice cream, Ice cream I'm coming."

Dinda mengubah posisinya menjadi berlawanan arah, ia menatap ke arah meja guru didalam kelas, dengan tatapan yang sama ia terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu. Seseorang tiba-tiba menempelkan botol minuman dingin ke pipinya.
"aduh, dingin banget.... Siapa sih...eh, Dirgantara?." Menatap ke arah samping, yang ternyata itu adalah Dirga, teman sebangku sekaligus pacarnya.

Sambil memasang muka keheranan, Dirga menyodorkan sebotol minuman dingin kepada Dinda, tak butuh waktu lama, setelah mendinginkan dirinya dengan minuman dari Dirga, ia langsung bercerita panjang lebar kepada Dirga apa yang membuatnya kesal.

Dengan ekspresi kakunya, Dirga menanggapi cerita pacarnya itu.
"oh...terus kenapa kalau bukan idolamu yang menang?, semua orang berhak dapat kesempatan."
Dinda menghela nafas kasar lalu menatap kesal Dirga. "tidak masuk akal, pendatang baru entah dari mana, dengan musiknya yang aneh bisa mengalahkan seorang Justin si legendaris begitu saja!, apalagi.... Uang sakuku hari ini lenyap gara-gara kemenangan boygroup itu, huh."

Dirga mendekatkan bangkunya dan menatap Dinda, karena terlalu dekat Dinda cukup terkejut dan terdiam sejenak. "Tunggu... Kamu taruhan sama Rara ya?, astaga... ." Tanya Dirga dengan kesal. Sedikit salah tingkah, Dinda membalas pertanyaan Dirga dengan memundurkan bangkunya perlahan. "Iya... Tapi karena aku kesal ditantang sama Rara, aku optimis dia kalah eh ternyata, aku yang kalah." sambil membuang pandangan ke arah yang lain dan berusaha menutupi ekspresi malunya.

Dirga memperbaiki posisi duduk dengan menghadap kedepan, ia hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali menikmati minuman yang ia beli dari kantin sekolah. Seolah tau, Dinda menaruh minumannya dimeja, memiringkan sedikit kepala lalu mengintip ke arah Dirga, "Dirga... Dir... Aku salah ya? ." sambil mengetuk kecil meja. Tidak ada respon apapun, Dinda menghela nafas menyesal dan membenarkan posisi duduknya kedepan.

Tanpa menoleh, Dirga tiba-tiba bicara, "Lain kali harus bisa belajar jaga emosi, biar gak gampang kebakaran jenggot." Ucapnya datar.
Dinda terlihat agak malu karena ucapan pacarnya itu, meskipun terkesan cuek dan dingin, Dirga ini sosok yang sangat bijaksana dan bisa mengimbangi Dinda.

Jam pelajaran kembali dimulai, ini adalah salah satu aktivitas wajib yang Dinda jalani selama ini, yaitu sekolah.
Ia hanyalah fangirl dari penyanyi Internasional bernama Justin Alexander,dan siswi Sekolah Menengah Atas kelas 11 jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang sangat tidak suka menghafal, memiliki seorang pacar laki-laki pecinta anime yang pendiam. Namun dengan sifatnya yang periang dan suka bersosialisasi, hari-harinya pun menjadi lebih menarik.

Dinda sendiri cukup terkenal di sekolahnya oleh kalangan laki-laki karena memiliki paras yang menawan dan kepribadian yang ceria. Ia memiliki rambut panjang berwarna kecoklatan yang indah, dengan tubuh ramping dan dahi yang cukup lebar menjadi ciri khasnya.
Namun tak disangka hatinya luluh oleh seorang laki-laki bersifat dingin dan cuek yaitu Dirgantara.

Pulang sekolah, Dirga sudah menunggu Dinda di parkiran sekolah dengan motornya, dan seperti biasa ia mengantarkan pacarnya pulang ke rumah. Sudah hampir satu tahun ber-pacaran, mereka berdua masih tetap dengan sikapnya masing-masing.
Sepanjang jalan, Dirga selalu mendengarkan cerita yang dialami oleh pacarnya, responnya tak banyak karena sifatnya yang pendiam, namun Dirga sebenarnya sudah sangat senang dapat mendengarkan cerita keseharian pacarnya itu.

Dengan dunianya yang lain, dikamar Dinda masih merasa kesal lalu mulai mencari tahu tentang boygroup yang berhasil menggeser penyanyi kesukaannya itu. Membuka laptopnya, mulai mengetik dan berusaha mengingat sesuatu. " Geng.... Geng apa ya?." menyipitkan mata dan mencoba mengingat. "oh iya!, Boys The Geng!." ia mengetik dengan cepat dan mulai mencari.

Boys The Geng atau lebih dikenal dengan sebutan BTG adalah group laki-laki muda tampan beranggotakan 8 orang yang sedang menjadi urutan nomor satu di Korea Selatan pada saat itu, dan berhasil membuka jalan menuju kancah Internasional. Banyaknya antusias dari para fangirl mancanegara membuat BTG masuk nominasi Award di Billboard 2017 dan mendapat vote terbanyak melebihi Justin pada saat itu.

Dinda yang menyukai seorang penyanyi solo bernama lengkap Justin Alexander yang sekaligus cinta pertamanya saat masih berumur 5 tahun, merasa kurang senang dengan kehadiran BTG di Billboard.
Dengan kesal, Dinda melihat wajah para member BTG satu-persatu.
"Dih... ini mukanya kenapa sama semua?, bajunya nyentrik banget." Tak berhenti sampai disitu, ia melanjutkan menonton salah satu video klip musik milik BTG.
"hah?, ini seriusan lagunya ada rap dicampur vokal?." berdecak lalu mematikan laptopnya.

Terdiam sejenak lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur, menatap langit-langit kamar, bersenandung lagu dari Justin. Tiba-tiba Dinda terbangun dan duduk, memejamkan mata dan berusaha menepis sesuatu dipikirannya. "ih masih gak terima, apa bagusnya?, harus cari tahu lagi!. " Dinda menyalakan kembali laptop dan mencari tahu lagi tentang industri musik Korea Selatan, yang tanpa disadari hari sudah gelap, waktu menunjukkan pukul 9 malam, ia segera pergi untuk makan malam bersama adik perempuannya di ruang makan, orang tua mereka sedang sibuk jadi jarang berada di rumah.

Situasi seperti ini hampir dirasakan Dinda dan adiknya setiap hari, semenjak orang tua tidak akur dan sering beradu argumen, mereka jadi menyibukkan diri dengan pekerjaan dan jarang berada dirumah, padahal ada dua anak perempuan yang menunggu untuk makan malam bersama mereka. Namun dengan sifat ceria dan bawel Dinda, ia mampu membangun percakapan dengan adik perempuannya.

Setelah selesai beraktivitas seharian, Dinda hendak beristirahat, akan tapi sebelumnya ia membalas beberapa pesan di handphonenya, lalu beranjak untuk pergi tidur. Ia memejamkan matanya, sambil bersenandung kecil, berusaha untuk tidur.
Tiba-tiba Dinda tersentak kaget, ia membuka matanya, berkedip beberapa kali, dengan ekspresi bingung ia berkata,

"Kenapa aku nyanyi nada lagu Group Korea itu?. "

----bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRAINEE 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang