Raungan motor
Gumpalan asap kotor
Waktu yang tak pernah molorAngin perlahan berlari
Awan tak henti menari
Matahari terus membakar diriOrang itu, wanita itu
Lingkar matanya menghitam
Mulutnya terus membungkam
Telinganya mendengar pujian
Namun jarinya selalu untuk amukanSejak fajar tiba hingga mentari senja,
Ia tak henti mencari nafkah untuk keluarga
Di dalam ruangan berpendingin, dengan hati yang terus ingin
Otaknya terus dipelintir
Tak patah arang, bak air mengalirNapas hangat terus memberat
Rambut muda terus menua
Kacamata yang terus menebal bak jalan beraspal
Tak ada henti demi sepotong ayam dan nasi sekepalOh ibunda,
Semua ada karna anda
Berbagai hal memancar darimu
Dari harta hingga ilmuSemua tak berbayar
Hingga semua pikirannya mengakar
Tak tahu berapa beban yang harus ditakar
Ia hanya ingin anaknya pintar-Chandra

KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby
PoetryWhat do you want, good dream or nightmare? Come here. I will sing a lullaby for you. Do you mind to hear it before sleep? (In Bahasa Indonesia)