"kring,,kriing," bunyi bell sepeda yang terdengar samar-samar sedang melaju dari arah belakang. aku berjalan biasa tanpa mementingkan bunyi bell tersebut lantas saja membuat ku kaget ketika ia melaju berselisih tipis dan menyenggol tangan kananku. "arrrrrrgh sialan!woy balik lo kalo brani. kampret," teriakan ku membuat para pejalan kaki menoleh ke arah sumber suara dan membuat dia berhenti sempat menoleh sebentar lalu pergi tanpa meminta maaf! huh dasar! ku lanjuti lagi perjalanan ku pulang kerumah tiba-tiba ada sesuatu yang mampir dibenak ku. ya perasaan yang tak enak terjadi lagi. otakku menangkap wajah nya sekilas. sangat cepat pula kenangan itu muncul dan membuat ku bertanya-tanya, membuat ku mengeluarkan beribu pertanyaan "siapa dia? dari mana asal nya? ahhh apaan sih wi, gak seharusnya kamu memkirkan pemuda tadi, dia hanya pendatang," mantap ku.
******
"buu, ini belanjaannya. aku masuk dulu ya"
ku percepat langkah kaki ku, semakin cepat semakin membuat pikiran dan hati ku tak karuan. semakin ingin melupakan, semakin terpikirkan tentang pemuda bersepeda. ya dia sanggup menghantui kembali pikiranku.
tuhan, aku ingin berteriak sekencang-kencangnya. aku ingin tau siapa dia? aku pernah merasakannya. ya aku pernah merasakan cinta nya, aku merasakan dia ada didekatku. aku pernah melihatnya, aku pernah memilikinya. tapi kapan? kapan itu terjadi? apa ini semua hanya hayalanku saja? mengingatnya yang telah berlalu. yg telh brlalu bgtu jauh.jauh dari kehidupan ku. ya mungkin saja.. mungkin.
"dew, bntuin ibu dulu ya. tuh jagain warung sebentar. ibu mau kebelakang," kata ibu dari balik pintu kamar.
"dewiiiiiiiiii. hey!melamun saja!!" teriak ibu spontan membuat ku kaget. "hahh ibuu., jangan teriak-teriak dong. kan aku kaget. kalau jantung ku copot gimana?" lanjut ku memelas sambil mengelus dada.
"lagian kamu di panggil sekali gak denger. ya sudah sana buruan jaga warung"
"iyaaaa iyaaaaa."
******
"wi, kamu kenapa sih dari tadi bawaannya badmood terus? ibukan jadi takut mau negur kamu."
"gak ada apa apa kok bu, dewi cuma lagi mikirin sesuatu aja"
"loh katanya gak ada, tapi nyatanya ada. emg kamu mikirin apa sih nak? kok gak ada cerita sama ibu? jangan bilang tentang diaa..." ibu terdiam lalu memutuskan pembicaraannya.
dia? dia siapa yang ibu maksud? jangan bilang diaaa.. apa?! kok ibu bisa tau sih? aduh gawat. bisa-bisa ibu menceramahiku sperti dulu lagi. "hmmm dia siapa toh bu, gak ada siapasiapa kok. tapi bu....apa mungkin dia kembali lagi ya bu? dewi merasakan sesuatu yang luar biasa bu"
ibu menatapku serius tanpa berkedip sekalipun. lalu dia melanjutkan pembicaraannya yang terhenti tadi. "maksud mu apa wi? sudah lah, jangan repot-repot memikirkan hal bodoh seperti itu. dia hanyalah masa lalu mu. yang tak pantas kau pikirkan. sekarang, pikirkanlah masa depan mu. buang dia jauh-jauh dalam benak mu. ibu takut hal itu terjadilagi. dan ibu takkan pernah mau anak semata wayang ibu disakiti oleh binatang seperti dia!?"
******
Dewi PoV
".... dan ibu takkan pernah mau anak semata wayang ibu disakiti oleh binatang seperti dia!?"
binatang? sebenci itukah ibu dengan andi?
ibu sangat membenci andi. ketika aku mencoba mengungkit cerita ku bersama andi, di otak ibu hanyalah kebencian yang sangat mendalam akibat kemunafikan dan pengkhianatan yang diberi andi kepada ku. dulu ibu sangat suka pada andi, anaknya baik, ramah, sopan, dan sayang kepada kami berdua selain sayang, andi juga perhatian pada keluarga kami, tapi lama kelamaan andi sudah tidak seperti dulu. andi berubah sangat cepat seperti kilat yang memancarkan cahayanya.
sosok andi yang ku kenal dulu, tak seperti andi yang ku kenal kemarin. dengan berubahnya sikap andi yang tak menentu, membuat andi sangat sensitif dan sangat mudah terbakar ketika di pancing dengan kertas putih. pernah sewaktu hari andi hampir menamparku, ketika ingin melayangkan tangannya dan ingin mendarat di pipiku ibu datang dan segera menampar andi. sejak saat itu andi tak pernah datang lagi kerumah dan tak pernah mengaktifkan handphone nya.
sangat miris ketika kita diperlakukan seperti itu. ntah layak atau tidak, tetap saja sakitnya sama,umpanya seperti ditinggal sendiri tanpa uang sepeserpun. terpaka mengemis! ya. aku mengemis cinta dan memohon untuk menjelaskan statusnya. andi mengacuhkanku dan pergi berlalu bersama wanitanya. ya wanitanya. huh
terhanyut dalam bayangan andi, aku dikejutkan dengan pertanyaan ibu yang membuat pikiran ku buyarr. ibu menatapku dengan penuh keheranan. sedangkan aku menatap ibu dengan penuh pengharapan.
"braakkkk"
bunyi hentakkan itu membuat pikiran ku pulih kembali. "aa..a..da apa bu????" kaget ku
"kamu kok bengong? ya sudah. yuk bantu ibu tutup warung"
dengan muka yang sangat malu akibat perlakuan tadi aku hanya mengangguk, meng-isyaratkan iya pada ibu.
**
Hallo. ini cerita perdana ku loh. untuk memastikan cerita ini bagus apa engga kalian boleh komen dan kasi saran biar cerita nya makin mantap. jangan lupa jejaknya ya. ditunggu