1

175 25 3
                                    

                  Happy Reading...

Bugghh..

"Yakk! Kenapa hyung membuang Bunnyku?" Jungkook mengambil boneka kelincinya yang di beri nama –Bunny- di depan pintu kamar kakaknya – Taehyung-

"Aku kan sudah bilang.. aku tidak mau bermain!" Taehyung membentak adiknya. Jungkook menatap Taehyung dengan tatapan memohon.
Namun Taehyung menghiraukanya.

"Sana minggir!" Dengan langkah lebar Taehyung meninggalkan Jungkook yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya dan memeluk bonekanya erat. Jungkook menatap Taehyung sendu. Jungkook pikir mempunyai kakak bisa di ajak bermain seperti kata teman-temanya. Ia pikir mempunyai kakak akan bisa melindunginya. Ia pikir mempunyai kakak akan selalu membuatnya tertawa. Tapi nyatanya? Kim Taehyung tidak seperti itu. Dasar menyebalkan.

Saat Jungkook ingin ke kamarnya dan bermain sendiri, ia mendengar suara ribut di kamar orang tuanya. Tepatnya di lantai dua rumahnya. Seulas senyum terpatri di bibir mungilnya. Tidak bisa bermain dengan Taehyung, dengan Appa dan Eommanya juga bisa. Pikirnya.
Kaki-kaki mungilnya terus melangkah dan semakin dekat dengan kamar yang Jungkook tuju. Saat sampai di depan pintu, Jungkook membuka pintunya pelan tapi pasti.

Ceklek..

"Eomma.. Appa.." Cicit Jungkook pelan. Sepertinya dua orang di dalam kamar itu tidak menyadari keberadaanya. Seketika senyumnya luntur. Diam membeku di depan pintu yang terbuka sedikit. Mata bulatnya menatap Eommanya sedih. Kenapa Eomma menangis?
.
.
.
"Segera tanda tangani. Lusa akan ku ambil"

"Apa kau serius dengan semua ini? apa kau tak menyayangi Taehyung dan Jungkook. Aku tau kau tak ingin bersamaku, tapi setidaknya pikirkan mereka. Meraka darah dagingmu. Mereka membutuhkanmu."

"Siapa bilang aku tidak menyayangi anak-anakku? Mereka masa depanku. Dan aku tau, mereka membutuhkanku. Tapi maaf aku tidak bisa selalu bersama mereka dan aku tidak bisa menjadi Ayah yang baik untuk mereka!"

"Tolong.. pikirkan sekali lagi joon. Semua ini sangat berat bagi anak-anak!" Seokjin berteriak. Tetes demi tetes air matanya jatuh lagi. Ia kuat. Kuat tidak lagi bersama Namjoon-suaminya-. Ia tidak egois seperti Namjoon yang akan mengakhiri hubunganya yang terikat suami-istri secara sepihak dan tak memikirkan perasaan anak-anaknya dan perasaanya. Ini berat baginya untuk menjelaskan kepada anak-anaknya. Namjoon menghela nafas berat.

"Maaf"

Suara Namjoon yang mengakhiri berdebatan tiada akhir itu. Dengan berat hati Namjoon melangkah pergi meninggalkan Seokjin yang masih menatapnya tak percaya dengan air mata yang tak berhenti mengalir.
.
.
.
"Katanya Hyung tidak mau bermain sama kookie?" Bocah berumur 5 tahun itu terus saja bertanya. Dan yang di tanya hanya bergumam seenaknya. Taehyung masih memikirkan kenapa orang tuanya bertengkar? Untung saja sebelum Jungkook masuk ke dalam dengan segera ia menarik tubuh mungil itu untuk menjauh dari kamar orang tuanya. Dan dengan berat hati mengajak adiknya itu bermain yang mana sepuluh menit sebelumnya merengek padanya untuk ditemani bermain.

"Cepat selesaikan! Kemudian rapikan seperti semula!" Perintah Taehyung dan Jungkook mengangguk sebagai jawabanya.

"Tae Hyung?" Panggil Jungkook.

"Apa?"

"Hyung.. Tadi kookie lihat Eomma menangis dan Appa membentak!"

"Hngg.. Mungkin Eomma lagi akting. Eomma kan seorang artis." Jelas Taehyung yang mana ia juga tidak tahu kebenaranya. Jungkook mengangguk tanda mengerti.

"Hahahaha Eomma keren ya hyung.. kalo Kookie di bentak Appa, Kookie pasti nangis beneran. Tapi Eomma nangisnya Cuma akting!" Bocah lima tahun itu mengutarakan pendapatnya. Jungkook melihat jelas raut wajah sedih dan tangis Eommnya. Ia juga melihat jelas rasa penyesalan dan kemarahan Appanya saat membentak Eommanya tadi. Tapi semua itu Cuma akting.

"Ehh.. APPAAA! Appa.. Appa.. Coba lihat, Kookie di ajarin origami sama Tae Hyung. Ini keren Appa. Ini untuk Appa!" Jungkook bocah gembil dan bergigi kelinci itu dengan antusias berlari mengejar Namjoon –appanya- yang berjalan sangat cepat. Namjoon berhenti dan tersenyum paksa menatap Anak bungsunya. Tanganya terulur mengambil origami buatan anaknya.

"Appa kenapa tadi membentak Eomma?"

"Appa kenapa Eomma menangis?"

"Appa mau kemana? Tidak makan malam bersama? Oh.. Appa ad.." Dan Namjoon kehilangan kesabaranya. Emosi yang membuncah dan tidak bisa berpikir jernih siapa yang ada dihadapanya sekarang.

"JUNGKOOK! APA KAU BISA DIAM! APPA LELAH DAN APPA AKAN SEGERA PERGI!"

"HUWAAAAAAAAAAAA... EOMMAAAAA" Dan kali ini ucapanya sendiri terbukti. Ia dibentak Appanya dan menangis. Namjoon hanya diam menatap sendu anaknya dan tak melakukan apa-apa karena kebanyakan pikiran.

"Astaga Kookie.." Seokjin berlari menghampiri anaknya yang mejerit menangis memanggil namanya. Memeluk dan menggendongnnya. Memberikan bisikan halus dan mengelus punggung si bungsu pelan.

"Appa kenapa membentak kookie? Tadi Appa juga membentak Eomma. Appa jahat!" Itu Taehyung yang berteriak.

"Yakkk! Kenapa kau membentak Appa!" Namjoon menatap tajam Taehyung. Dan Taehyung yang takut langsung beringsut kebelakang Eommanya.

"Kau boleh menyakitiku. Tapi jangan sekali-kali kau menyakiti anak-anakku. Kau pergilah sejauh mungkin. Jangan ganggu kami lagi. Dan mulai detik ini, kau bukan siapa-siapa kami lagi!"
.
.
.
Tbc..
Teettoott

Ff ini udah pernah aku publis di ffn (jeonel nama akunku) dengan judul yang sama hehhe
Yang nugguin book 'KOOKIE' sabar yaaaa deket-deket ini aku lanjut kok.. Dahhhhh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROKE !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang