Prolog.

129 11 8
                                    

"semakin kamu berpaling dariku semakin aku menyukai dirimu." - Alka Vianly Wiratama

Vianly menyandarkan tubuhnya di shofa, ia benar benar bosan dengan apa yang ia lakukan ini. Menghidupkan tv, memindah dari satu chanel ke Chanel lain, lalu mematikan tv-nya.

Ia memandang keluar jendela, nampaknya hujan belum reda, memang hujan telah mengguyur kota gudeg sejak 1 jam yang lalu.

" Ngelamun aja! " Suara itu membuyarkan lamunannya. Ia menengadahkan kepala lalu mendengus kesal.

" Abang jangan ngagetin Vivi! ". Ujar Vivi pura pura merajuk.

Alka Vianly Wiratama atau sering di sapa Vivi, adalah anak dari seorang dosen fakultas seni musik di ISI Yogyakarta, Adi Wiratama dan Alna Ferawati seorang ibu rumah tangga yang amat sayang kepada keluarganya. Ia juga mempunyai seorang kakak yang sering ia panggil Abang, Muhammad Gilang Wiratama. Umur mereka hanya berjarak 3 tahun.

" Dasar kamu aja yang kagetan. " seru Gilang lalu duduk di samping Vivi dan merebut remot dari tangannya.

" Nyebelin!! " Teriaknya.

" Sayang, kenapa sih kok teriak teriak ?". Tanya wanita separuh baya yang datang membawa dua buah gelas cokelat hangat.

" Gak papa ma, kan udah biasa ini anak hobi banget teriak teriak " sambar Gilang dengan cepat.

Vivi yang mendengar hanya mendelik.

***

" Vivi udah siap belum nak? buruan turun sarapan dulu " teriak mamanya dari lantai bawah.

" Iya ma, udah kok" sembari duduk antara Ayah dan Gilang. " Ayah kok belum berangkat? " Tanyanya.

" Ayah ada kelas siang nak, jadi berangkat agak siangan saja. Daripada nanti harus nunggu lama." Jelas ayah. Vivi hanya beroh ria, lalu menyantap nasi goreng yang dibuatkan mamanya.

Vivi memang sangat merasa beruntung sudah dilahirkan di keluarga yang sangat menyayangi dirinya, orang tuanya tidak membedakan antara ia dan Gilang. Kasih sayangnya pun dibagi sama rata kepada putra dan putrinya.

Dan juga banyak yang menyayangi dan melindungi dirinya dari keluarga, saudara, teman teman dan beberapa cowok yang suka padanya memanglah ia gadis murah senyum, ia cantik, ramah kepada siapa saja, dan dua hal kalian harus tau ia pandai bermusik dan melukis. Iya, mungkin bakat dari Adi menurun padanya.

Jadi maklum jika ia disukai banyak pria.

Hari ini adalah hari pertama Vivi masuk kelas 12, hari dimana sebuah perjuangan akan dimulai. Setiap harinya, ia berangkat dengan Gilang karena arah kampus dan sekolah mereka sama.

15 menit kemudian, mobil yang Gilang kendarai sudah sampai didepan sekolah Vivi. " Hati hati ya Abang, makasih udah nganterin Vivi " ucapnya disertai senyum tulus mengembang di bibirnya. Gilang membalasnya dengan tersenyum lalu melaju pergi meninggalkan Vivi.

***

KELAS XII IPS 1, kelas Vivi sekarang. Ia sangat bersyukur karena masih bisa satu kelas dengan sahabat-sahabatnya yang terbilang cukup konyol namun ia sangat menyayangi mereka.

" Viiiiii!". teriak seseorang, Vivi membalikan badannya dan melihat gadis seumuran dengannya. Senyumnya merekah

" Citra, Vivi kangen tau. " Lalu ia memeluk Citra. Gadis yang ia panggil Citra itu adalah sahabatnya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Citra Ambarwati, gadis yang sedikit tomboy namun sangat menyukai warna merah muda.

" Sama gue juga kangen Lo. " Ungkapnya

" Masuk kelas yuk? " Ajak Citra, lalu menarik tangan Vivi menuju kelas mereka.

" Aaaa gue kangen kalian. " Teriak Citra di dalam ruangan kelas itu, beberapa orang yang ada disana refleks menutup telinganya karena suara jeritan Citra yang cukup menggelegar.

Tiba tiba saja ada yang menonyor kepalanya sedikit keras. " Gak usah teriak-teriak juga kalik, kita gak pada budek_-" Ujar Adit, matanya mendelik tajam.

Adit juga sahabat mereka ada satu lagi Raka sepupu Adit yang juga satu kelas.

" Halo sayang! " Suara bariton itu terdengar cukup keras.

" Sayang gundulmu. " Timpal Adit. Lalu disusul dengan tawa teman temannya, Raka hanya nyengir memperlihatkan deretan giginya.

Vivi melihat seisi kelas, ia mencari seseorang namun sepertinya tidak ia temukan. Dimana dia? Ia bertanya-tanya didalam hati.

Dia tidak berangkat? Atau belum berangkat? Ah sepertinya tidak, 5 menit lagi bel masuk, dimana dia? Astaga, mereka beda kelas? Vivi semakin yakin itu.

Tet....tet.. suara bel masuk terdengar, tak berapa lama Guru mereka datang.

" Selamat pagi anak anak "
" Selamat pagi Bu.." jawab mereka serentak.

" Sebelumnya kalian sudah kenal dengan saya pasti, dan sekarang saya ditug.." belum selesai Guru itu berbicara, seseorang yang memotongnya.

" Permisi Bu, maaf saya terlambat. " Katanya lalu duduk di kursi yang tersisa. Vivi membelalakkan matanya ketika melihat siapa yang datang, dia yang ia cari sedari tadi. Mereka masih satu kelas? Yatuhan! Jikalau Vivi tidak ingat jika ia berada di kelas pasti sudah loncat loncat kesenangan.

Guru itu hanya menggelengkan kepalanya. Lalu melanjutkan sambutannya yang tadi belum selesai

" Baiklah, saya ditugaskan untuk mendampingi kalian dalam proses belajar mengajar tahun ini." Katanya, guru itu menjadi wali kelas Vivi tahun ini guru yang sedikit agak killer menurut Vivi, namun sering sekali membuat lelucon.

Skip.

" Vi ke kantin yuk " ajak Citra, sebenarnya Vivi enggan menerima ajakan dari Citra dan kedua sahabatnya, namun saat melihat cowok yang sedari tadi ia cari itu beranjak keluar kelas dia ia langsung menerima ajakan itu " oke yuk."

Renanda Abimanyu, entah mengapa Vivi bisa menyukai bongkahan es seperti Renanda. Sudah hampir tiga tahun ia menyukai seorang renanda, bagaimana bisa? Ia tampan namun sangat ketus pada wanita. Huhh Vivi harus menghela nafas saat berhadapan dengannya

Gadis itu berjalan di belakang Citra, Adit dan Raka. Langkahnya berat, memang ia malas pergi ke kantin namun saat ia berpaspasan dengan Renanda ia menyunggingkan senyum, bagaimana dengan Renanda? Ah biasa saja, tidak ada ekspresi apapun yang ditunjukan cowok itu, ia malah membuang muka kearah lapangan basket. Vivi menghela nafas lalu tersenyum (lagi), mau kamu mengabaikan aku, membenciku. Itu tidak membuat rasa cintaku ke kamu hilang begitu aja kok. Ya begini cinta pasti sepaket dengan yang namanya luka hehe :)

-

Thanks for reading☺
maaf kalau banyak kesalahan, masih pemula hihi.
Jangan lupa ditambah kedaftar baca kalian. Terimakasih:)

Vianly. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang