Sadar dan Sabar

65 1 0
                                    

     Kata orang. Ujian itu untuk menguat kan. Meski lebih sering terpuruk,  bahkan hampir jatuh , dan hampir menyerah begitu saja.
     Gambarannya seperti ini, Untuk bisa mencapai puncak memang harus manaiki anak tangga. Sayangnya tidak berjalan dengan mulus. Kadang kita harus terjatuh,terpeleset,terluka bahkan terpelenting  dan kembali ke anak tangga pertama.
Pasti sakitlah... Bukan karena darah yang menetes, dan keringat yang mengucur atau perih tak tertahankan. Itu bisa diobati,luka mengering ,selesai...
     Tapi luka dihati sering dinamai; kecewa,kesal,marah,putus asa,seolah membuat usaha yang sia-sia. Apalagi hampir mencapai anak tangga terakhir, tiba-tiba brukk... Serasa mimpi buruk. Butuh energi besar untuk bisa sadar dan sabar.
     Sadar gambarannya tak ada durian yang tak berduri. Untuk mencicipi manisnya,segarnya,harumnya dan nikmatnya. Kita harus melewati durinya dengan cara membelahnya.
     Juga harus sabar. Sabar untuk menghadapi semua ujian dan rintangan. Yang akhirnya menumbuhkan rasa lapang dada. Ini akan menumbuhkan ketulusan. Hingga tak ada lagi beban, apalagi keterpaksaan, untuk memulainya kembali. Dari nol, yang sama maknanya dengan tulus.
     Akhirnya ,hanya tersisa dari kefanaan dunia hanyalah... "Ketulusan"
Dan itulah satu-satunya bekal untuk berjumpa dengan "Keabadian"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rencana Allah Akan Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang