Jam dinding menunjukkan pukul 06:30, ketika Fajar menyelesaikan tugas sekolahnya. Nafasnya terengah-engah diiringi keringat yang membasahi seragam putih abu-abu yang dikenakannya pagi itu. Di atas bangkunya terdapat buku LKS Kimia, kertas loose-leaf dan seperangkat alat tulis dibayar tunai. SAH!
"Wuih, nggak biasanya lu dateng pagi-pagi kek gini?" tiba-tiba Reza datang menghampiri Fajar yang sedang menyandarkan tubuhnya di kursi plastik yang didudukinya.
"Koneksi internet rumah gue tiba-tiba putus bro, jadi gue nggarapnya di sini. Sekalian nobar sama satpam." jawabnya santai.
"Lho? Nobar?" tanya Reza tidak percaya.
"Ya, nobar. Itu di belakang laptop gue lagi dicas habis dibuat nobar semalem." jawabnya lagi sambil menunjuk laptopnya yang dicas di belakang kelas. Di situ juga terdapat pemanas elektrik beserta tempat sampah yang penuh dengan bungkus popmi.Spontan saja Reza terkesima
"Lu gila ya jar! Kok bisa-bisanya lu nginep di sekolah."
"Kan hari ini deadline nya, jadi aku harus selesai in sebelum Bu Ely dateng."
"Ya Allah!"
"BTW punya lu udah selesai?" tanya Fajar balik
"Belum."
"Ya Tuhan! Ngapain lu gak ikut gua nggarap? Kan bisa sekalian nobar sama ngepes."
Kemudian datanglah Tina. Saat dia masuk kelas, dia melihat ada tumpukan di tempat sampah beserta beberapa pemandangan yang memberi kesan tidak rapi.
"Ya Allah! Ini ada apa kok banyak banget popmi di tempat sampah?" kagetnya
"Ini nih si Fajar tadi malem nobar Liga Champions di kelas." jawab Reza
"Astaghfirullah! Fajar lu gila ya?" kejut cewek hijabers ini.
"Daripada gabut di rumah, mending nugas sambil nobar di sini. Lumayan, ditemenin satpam." jawabnya santai.
"Ya Allah! Jar, lu gak dicariin mbok makmu? Lek mereka nyariin kamu gimana?"
"Ah, nggak masalah. Mungkin mereka mikir aku lagi nginep di rumah temen."
"Hoalah jar, jar. Heh, kalo pergi mbok ya bilang bilang dong! Nanti kalo jadi DPO gimana coba?" ceramah perempuan yang biasanya jadi rangking satu ini.
"Kamu denger aku nggak?"
"Ya,gue denger." jawabnya dengan ekspresi datar.
Hoalah jar, Fajar. Niat amat sih kamu. Kamu kok sampek segitunya mengerjakan tugas sampai menginap di kelas!
***
Bel istirahat berbunyi, sementara di sudut lain sekolah nampak seorang yang masih baru dua hari di sekolah ini. Orang itu terlihat bercakap-cakap dengan teman barunya itu sembari berjalan ke arah kantin sekolah. Anak baru itu adalah Senja, sedang yang satunya adalah Yola,yang ia dapuk sebagai pemandunya untuk mengenalkannya pada sekolahnya yang baru. Di situ keadaan masih sepi, hanya sedikit orang yang ada di situ.
Sementara dari arah berlawanan nampak Fajar berjalan sendiri, seperti biasa. Bagi Fajar, kesendirian adalah kenyamanan. Sebenarnya ia memiliki banyak teman baik, namun ia selalu pergi keluar kelas sendirian.
Saat mereka berpapasan di dekat pohon mangga, tiba-tiba Fajar jatuh dengan posisi kepala tepat di antara kedua jempol kaki Senja. Tentu saja mereka kaget. Refleks wanita memang begitu, apalagi jika menyangkut soal rok. Untung saja laki-laki itu tidak segera mendongak ke atas. Jika ya, sudah pasti ia akan terangsang melihat "surga"nya para lelaki. Di sela-sela rasa kagetnya mereka berjalan mundur sejauh dua langkah.
"Hei! Kalau jalan lihat-lihat dong!" seru Senja dengan rasa kaget yang tersisa di hatinya.
"Lha yo! Mbok jalan ya lihat lihat biar nggak kepleset!" timpal Yola yang juga kaget
Laki-laki itu tetap diam. Tak bergerak, tak mengeluarkan suara apapun. Namun badan bagian atasnya tetap kembang kempis pertanda ia masih hidup.
"Mas? Mas?" panggil Yola yang berusaha membangunkan Fajar yang masih tidak merespon.
"Yol, anak ini kenapa?" tanya Senja yang mulai khawatir
"Entahlah. Aku tidak tau." jawabnya dengan raut muka sama
Tiba-tiba datanglah Romi, teman sekelas Fajar yang kebetulan lewat. Saat dia lewat ia menemukan temannya terkapar di samping pohon mangga.
"Dek, iki cah e nyapo iki?" tanyanya dalam bahasa Jawa yang berarti : Ini anaknya kenapa ini?
"Mbuh mas. Enak enak arepe nek kantin kok bocahe tibo-tibo dhewe." jawab Yola yang artinya : Entahlah mas. Enak-enak mau ke kantin kok orangnya jatuh-jatuh sendiri.
Kemudian Romi mencoba membangunkan laki laki kurus itu. Tetapi hasilnya sama, tidak merespon. Ia coba menggulingkan tubuh Fajar dan tampaklah pucat wajahnya.
"Wah ini! Dia pingsan lagi ini!" reaksi Romi yang anggota PMR itu.
"Hei! Tolong! Ada yang pingsan di sini!" teriak Romi ke arah kantin.Teriakan itu seketika mengundang banyak orang untuk mengerumuni daerah sekitar pohon mangga. Beberapa menit kemudian Fajar dibawa dengan tandu ke UKS yang berada di depan lapangan basket.
*TBC*
YOU ARE READING
Ketika Fajar Memeluk Senja
General FictionSetiap ada fajar,bisa dipastikan senjapun akan ada.Itulah hukum alam.Fajar merupakan pertanda permulaan hari,sedang senja merupakan pertanda akhir hari telah tiba.Terkesan berlawanan bukan?Namun mereka saling melengkapi satu sama lain.