1

628 77 23
                                    


Luhan hampir menjatuhkan mangkuk serealnya saat mendengar pintu apartement yang terbuka dan tertutup dengan keras. Luhan hampir saja memaki Sehun namun diurungkan saat Sehun berjalan tertatih dengan wajah pucat.

"Ya Tuhan, Sehun!" pekik Luhan bergegas menghampiri Sehun yang tersungkur.

"Sehun, kau kenapa? Hey, Sehun." Luhan bertanya bingung saat Sehun menangis.

"Aku akan membalasnya, Luhan." Ucap Sehun disela tangisnya.

Luhan menarik Sehun kedalam pelukannya saat mengerti arti ucapan Sehun. Luhan lega. Akhirnya Sehun memikirkan kondisi hatinya juga. Sungguh, Luhan akan membantu Sehun dengan sangat ikhlas.

"Aku seorang jalang, Luhan."

Luhan melepas pelukannya, menatap Sehun minta penjelasan.

"Aku melakukannya dengan Jongin, Jongin pasti menganggapku jalang." Sehun kembali meraung dalam tangisnya.

Luhan menggenggam tangan Sehun, "Tidak, kau bukan Jalang. Jongin kekasihmu, hun. Yang jalang itu Krystal, kau bukan Sehun."

Sehun menampik tangan Luhan, matanya memandang Luhan emosi.

"Kau bohong! Ayahku yang mengatakannya! AYAHKU YANG MENGATAKANNYA! KAU TIDAK TAHU APA APA!"

Luhan tersentak kaget, sebelum sempat berucap Sehun kembali berteriak.

"AKU BERTEMU DENGANNYA DAN DIA MENGATAKAN AKU JALANG! AKU MENCINTAINYA DAN DIA MALAH MENGATAKAN AKU SEORANG JALANG!"

Luhan menarik Sehun kembali dalam pelukannya. Menahan tubuh Sehun yang terus meronta dan memukuli tubuhnya. Luhan menangis, dia tidak ingin Sehun kembali seperti dulu. Dia tidak ingin Sehun bolak balik ke psikiater seperti dulu.

Dulu, Sehun pernah depresi. Itulah yang membuatnya dan Kris begitu menjaga Sehun. cukup sekali Sehun lepas kendali hingga hampir mengakhiri hidupnya sendiri, tidak kali ini. Luhan tidak akan membiarkan Sehun jatuh lagi.

"Sssstt... tenang Sehun, aku disini. Kau akan baik baik saja." Luhan merapalkan kata itu berkali kali hingga Sehun tenang dan jatuh pingsan dalam dekapannya.

Jemari yang lebih tua mengelus rambut Sehun, mendekapnya lebih erat.

"Aku akan menjagamu, hunna."

.

-JUST GONNA STAND THERE AND WATCH ME BURN—

.

Jongin bangun tanpa Sehun disampingnya. Hatinya menghangat saat mengingat penyatuan mereka semalam. Dia bangga, dialah yang pertama bagi Sehun. Jongin sedikit menyesal bahwa ini bukan kali pertamanya, malah dia melakukannya berkali kali dengan orang lain.

Suara dering ponsel mengusiknya. Dengan malas Jongin meraih ponselnya dinakas. Itu panggilan dari Krystal.

"Yaa! Kim Jongin! Aku menelponmu sejak semalam dan kau tidak mengangkatnya." Krystal berteriak garang dari seberang sana.

Jongin berdecak, "Aku bersama Sehun semalam."

"Ya ya, habiskan sana malammu bersama Sehun."

Jongin mengenakan celananya sambil terkekeh mendengar nada ketus dari Krystal, "Kau yang terbaik, babe."

Lidahnya terasa kaku saat mengucapkan itu. Sebelum sebelumnya, Jongin tidak pernah merasa seperti ini saat bicara dengan Krystal. Tenggorokkannya seolah tercekik saat mengatakan itu. bayangan Sehun yang mendesah dibawahnya membuatnya tidak fokus.

LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang