**
Siang hari yang tadinya panas terik matahari, kini berubah menjadi tetesan air dari langit, sebut saja hujan. Cuaca mulai gelap, angin berhempas lalu, membuat suasana sekitar ini menjadi dingin.
Sekolah udah sepi, dan gue gatau lagi mau minta tolong ke siapa. Dan akhirnya, gue masuk ke ruang musik. Ya, denger-denger sih, kalo masuk ruangan itu ga bakal ada tuh yang namanya keganggu sama suara-suara gaib dari luar. Dan ternyata semua itu, Bener!
Oke. Sampai disini, gue cukup merasa tenang.
Jendela ruangan sedikit demi sedikit mulai basah karna air hujan. Yang gue tau disitu cuman hujan semakin deres. Ok, Ok, mungkin gue harus berterima kasih sama kepsek karna udah nyiptain ruangan ini.
/alay mode on.Drrtt
DrttOke. Gue sedikit kaget, tapi ga kaget. Hmz
"Apa?"
"..."
"Gue gapapa. Masi inget gue lo ternyata"
"..."
"Hmm"
"..."
"Hmm"
Tut
Tut
/siapa hendak turut. g.Author--
"Dinginnya bisa ngerambat kesini ternyata." Gumam seorang perempuan yang tengah terduduk lemas dan telah menggigil di pojok ruangan.
Hari semakin petang, perempuan yang terbiasa disebut dengan nama "Faeza" itu masih terduduk dengan keadaan dan posisi yang sama.
Mungkin di hatinya, ia bersumpah akan memarahi kakaknya yang bernama lengkap Fauzan Rafisqy Alwaritzi. Nyatanya, namanya yang berarti Bayi laki laki yang selalu menyenangkan banyak orang dan memberikan kebaikan dengan penuh ke berhasilan ini, berbanding balik dengan sifatnya yang selalu tidak menyenangkan, menjengkelkan, dan selalu membuat Faeza naik darah.
Oh, tolong jangan ingatkan kalau sekarang sudah jam setengah 5. Hmm, mungkin sudah 2 setengah jam Faeza berdiam disini.
"Kak Uzan mana si ah. Jam berap-"
Bruukk!
"Ngapain lo disini!?!"
Oh. Oke. Sekarang. Ketenangan Eza patut di pertanyakan!
**
Vote + Komen!
Faeza/Eza