DESTINY [ff PJM]

• 1 •

Ji hyun POV

KRIIIING !

"Aiishh dasar jam weker sialan! Memang jam berapa sih ini?" umpatku sembari mematikan jam weker yang bertengger di nakas samping tempat tidurku.

"Masih jam5 pagi? Kerjaan siapa ini ya Tuhan." Ucapku mengeluh.

"JI HYUN! APA KAU SUDAH BANGUN?"

Oh bagus!

Tentu saja, kenapa aku harus mengeluh?

Seharusnya Eomma memberi nama Park sialan untuknya.

Eonni sialan !

"IYA AKU SEGERA TURUN!" Sahutku sebelum dia semakin menjadi.

Aku bergegas turun ke lantai bawah untuk menemui si Park yang satu ini.

"Ada apa eonni?" Tanyaku setelah menemuinya di ruang tengah.

Oh apalagi sekarang?

Dia ingin meninggalkanku lagi?

Sendirian?

Ayolah, aku bukan nya takut tapi rumah ini terlalu besar untuk kutinggali sendiri.

Kadang aku bingung kenapa Eomma dan Appa membeli rumah sebesar ini.

Ahh baiklah mari lanjutkan percakapan dengan si sialan ini.

"Eonniku yang cantik seperti putri putri kerajaan khayangan, eonni ingin kemana ?" Tanyaku padanya.

"Eonni ada panggilan darurat. Eonni sudah memasakkan mu sup kau bisa menghangat kan supnya, dan kau lihat sticky note yang kutempel di situ?" ucap eonni jadi jadian itu menunjuk ke arah kulkas di dapur.

"Iya aku melihatnya."

"Bagus. Aku sudah menuliskan semua hal yang harus kau lakukan, dan apalagi ya?"

Dasar pikun pikirku.

"Oh iya! Kau bisa mengajak Shin Yeon ke sini dan satu cuma kalau ada apa apa kau bisa menelfon ku ok?" Lanjutnya.

"Baiklah eonni , hati-hati dijalan." Ucapku malas.

Lalu si nenek itu langsung pergi begitu saja setelah aku mengerti.

Sedarurat apa sih memangnya dasar sempak tapir pekerjaan dokter mu itu eonni. batinku.

Lalu aku kembali ke kamarku untuk mengambil ponselku.

"Terima kasih Eonni aku benar-benar sendirian sekarang, lagi pula mana ada orang yang bangun sepagi ini ya Tuhan." Keluhku.

Aku berjalan ketempat tidur ku kembali.

"Aku kembali."

Aku menjatuhkan diri ku ke tempat tidur kesayanganku.

Lagi pula jam kuliahku masih sekitar 5 jam lagi.

Aku mulai tertidur pulas.

Tiba tiba aku ada di sebuah tempat dengan mata yang tertutup.

Tunggu !

ada yang membuka penutup matanya.

Lalu tiba tiba seakan ada bagian yang di potong.

Nampak seorang laki laki sedang memakai kan aku sebuah kalung.

Sungguh aku tidak mengenal siapa orang itu.

Aku bahkan tidak tahu kalung itu pernah terpakai kan oleh ku.

Lalu tiba tiba aku berada di sebuah mobil.