Part 2

196 39 6
                                    

Aku sakit karena inginmu, itu tak mengapa..Sakit untukku telah menjadi satu saat kau menolakku. Hadirku seolah tak terasa. Aku adalah kepingan bahagiamu yang kau sakiti meski ku tahu hanya karena egomu saja. Kepingan yang tak utuh.. itulah aku.. hingga..

*
*
*

Beberapa hari setelah kepergian Park Shinhye membuat Yonghwa semakin berubah. Semakin terlihat arogan dan seolah tak mengurus dirinya, meskipun yaah dia tetap terlihat tampan dengan penampilan acak — acakan.

“Kamu sebenarnya ada apa Yong ah”. Tanya Hyungsik sambil menatap namja yang tengah duduk di depannya dengan tatapan aneh namun Yonghwa hanya menatapnya sekilas dan kembali terpaku dalam dunianya dan kesunyian kembali melanda keduanya.

“Hyung..”. Bisik Yonghwa tiba — tiba membuat Hyungsik sedikit terkejut namun dengan cepat raut wajahnya kembali seperti semula.

“Waeyo? Apa ada yang mengganggumu?”. Tanya Hyungsik bertubi — tubi.

“Rasanya sakit hyung.. Dia pergi meninggalkanku”. Tanya Yonghwa pelan sambil membalas tatapan Hyungsik.

“Siapa?”. Tanya Hyungsik penasaran. Tentu saja, selama bertahun — tahun persahabatan mereka, baru kali ini Yonghwa berbicara seperti ini padanya. Bahkan saat kepergian Ri Ri pun Yonghwa hanya menampilkan tatapan kosong dan airmata. Tanpa kata..

“Dia.. Dia datang tiba — tiba dalam hidupku hyung. Seolah mengacaukan hidupku dengan keceriaan dan tawanya. Dia yang membuatku marah. Dia membuatku seolah tak bisa lepas darinya meski aku ingin. Dia membuat segalanya berubah hyung. Bahkan dia akan tertawa saat aku mengusirnya dengan kata — kata kasar. Namun kali ini berbeda.. saat aku mengusirnya, dia pergi hyung.. dia tega meninggalkanku”. Kata Yonghwa pelan seperti berbisik pada dirinya sendiri hingga tak sadar airmatanya menetes membasahi pipinya.

“Siapa dia Yong ah? Apa aku mengenalnya?”. Tanya Hyungsik padanya.

“Shinhye.. Park Shinhye. Asistenku hyung”. Jawab Yonghwa namun ia mendapati kening Hyungnya itu mengkerut bingung.

“Shinhye? Nuguya?”. Tanya Hyungsik lagi.

“Kau juga melupakannya..”. Ucap Yonghwa dingin sambil mengalihkan padangannya menatap pintu.

“Apa maksudmu Yong?”. Tanya Hyungsik semakin bingung namun Yonghwa tak menggubrisnya dan memilih berdiri dan melangkah keluar meninggalkan Hyungsik yang masih setia duduk dengan kebingungannya.

Yonghwa Pov
Jadi itu benar. Dia benar — benar pergi dan semuanya bahkan tak mengingatnya lagi. Bahkan setitik kenangan tentangnya pun mereka tak ingat. Mengapa dia begitu jahat padaku? Pergi dan menyisakan kenangan hanya untukku namun tak sadarkah dia bahwa itu menyakitiku?
Yonghwa Pov End

*
*
*

Jangan salahkan dirimu karena aku.. Aku hanya lahir dari hatimu.. Hidupku hanya pilihan dan ketika kau memilih, jangan lagi kau menyesalinya. Karena apapun pilihanmu, itulah jalanku..
( Shinhye )

*
*
*

Praaaaang!!!!

Bunyi barang — barang yang dilemparkan dengan keras terdengar di dalam ruangan yang tak lain adalah kamar milik Jung Yonghwa. Kamar yang begitu terlihat elegan dan maskulin itu kini terlihat berantakan karena perbuatannya sendiri. Disana sini terlihat banyak pecahan kaca yang berhamburan di lantai namun namja itu seolah tak peduli dengan sekitarnya sementara ia sendiri terlihat terduduk di lantai sambil bersandar pada tepi ranjangnya dengan keadaan yang tak kalah menggenaskan. Kemeja yang terlihat berantakan dan tangan yang berdarah akibat memukul kaca dengan keras.

“Kau kejam aghassi.. sangat — sangat kejam..!!”. teriaknya dengan keras sambil menunjuk — nunjuk. Seolah yeoja itu tengah duduk di depannya.

“Hanya itu saja usahamu? Apa itu yang dinamakan tak akan pernah meninggalkanku? Pembohong!!”. Teriaknya lagi namun kini disertai isakkan perlahan dari mulutnya.

“Kenapa kau begitu jahat Hye? Apa tak ada lagi kesempatan kedua untukku? Apa aku harus selalu menikmati setiap rasa sakit? Katamu.. Kau ada dari rasa bahagiaku. Tapi kenyataannya kau menambah rasa sakitku dengan kepergianmu. Apa hanya karena aku yang selalu mengusirmu hingga kau memutuskan pergi?”. Bisik Yonghwa pelan dan semakin terisak. Hingga perlahan matanya mulai menutup.

“Rasa sakit ini kaulah yang menciptakannya. Namun sakit ini bukan hanya milikmu Yong ah.. sakitmu adalah deritaku. Setiap lukamu menghancurkan ragaku. Kesempatan kedua.. Harapan.. Aku mencintaimu”. Bisik sebuah suara tepat sebelum kegelapan benar — benar melingkupi Yonghwa.

*
*
*

Di sisi lain, di sebuah tempat yang begitu terlihat indah dengan cahaya yang begitu memukau, terlihat sosok yeoja tengah duduk menatap indahnya taman itu namun semua pun tahu, jika yeoja itu hanya menatap kosong ke depan.

“Aku telah gagal eonni..”. Ucap yeoja itu tanpa menatap sosok yang tiba — tiba berdiri di dekatnya.

“Aku tahu Hye.. Semua ini memang sulit dijalani apalagi dengan setiap rasa sakit yang pernah dirasakan. Kau sendiri tahu banyak dari kita yang gagal”. Kata yeoja itu pelan tanpa menatap Shinhye.

“Arra.. Tapi aku memiliki harapan yang begitu besar eonni. Bukan berarti aku terlalu ambisius untuk kembali menjadi manusia. Tapi saat aku melihatnya, perasaanku padanya begitu tulus. Aku tahu kau begitu mengenalnya dan bahkan sangat mencintainya dulu. Namun entahlah.. Ragaku rasanya kian menjadi lemah saat menerima setiap penolakan yang dia berikan padaku”. Kata Shinhye sambil menoleh menatap yeoja yang tak lain adalah Ri Ri.

“Aku Mengerti Hye.. Itu yang aku takutkan. Saat rasa sakit itu mulai menyentuh raga dan pada akhirnya kita pun akan menghilang dan bahkan tak akan diingat lagi”. Ucap Ri Ri sendu.

“Dia menyebut kesempatan kedua eonni.. Dia mengharapkan kesempatan kedua. Tapi akankah itu mungkin? Sementara aku terlahir dari kesempatan kedua dari rasa bahagia yang pernah dia rasakan”. Desis Shinhye pelan dengan airmata yang mulai berlomba membasahi pipi mungilnya.

“Harapan bisa mengubah segalanya Hye. Eonni pun percaya itu..”.

*
*
*

Harapan.. Percayalah karena itu mungkin..

*
*
*

“ Cukup Yong ah..!!”. Bentak Hyungsik saat dilihatnya Yonghwa yang berjalan kian kemari seperti orang gila di dalam ruang kerjanya membuat Yonghwa tersentak dan menatapnya sendu.

“Waeyo Hyung?”. Tanya Yonghwa lesu.

“Kau seperti orang gila sekarang. Apa kau sadar itu?”. Ujar Hyungsik dan sedikit mengguncang bahu Yonghwa.

“Dia yang membuatku seperti ini hyung. Dia yang bersalah”. Kata Yonghwa sambil menatap Hyungsik dengan tatapan kosongnya. Ya.. penampilan Yonghwa saat ini menjelaskan semuanya. Namja itu terlihat berantakan dan tak seperti dirinya yang biasa.

“Dia Siapa? Neo micheoseo?! Siapa yeoja yang membuatmu seperti ini? Tak ada Park Shinhye!”

Brakkkhh!!!

“Hyung!!”. Teriak Yonghwa keras setelah ia melempar telepon yang sekarang telah hancur di depannya membuat Park Hyungsik terkejut dengan reaksi Yonghwa yang sama sekali diluar dugaan karena selama 13 tahun ia berteman dengan Yonghwa, Baru kali ini ia melihat sisi lain seorang Yonghwa hingga ia hanya bisa terdiam dan menatap Yonghwa.

“Ehmm.. Mianhae hyung.. aku tak bermaksud membentakmu”. Ucap Yonghwa kikuk.

“Gwaenchana Yong ah.. Aku juga minta maaf. Tapi aku pikir ini salah. Semua keadaan ini". Kata Hyungsik pelan. Berharap Yonghwa tidak lagi lepas kendali seperti beberapa saat lalu.

"Apa yang salah hyung? Jika maksudmu, Park Shinhye adalah sebuah kesalahan, maka kau salah hyung. Karena hati tak pernah salah menilai dan Perasaan tak pernah salah mengenal..

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang