Ekspektasi seorang Shouki

259 23 22
                                    

CAST : -Shouki Al Zaidan

-Rayyan Nareswara

Author : Valika_J

#Fanfiction untuk Shouki's Birthday Challenge

-0-

Namaku Shouki Al Zaidan, tahun ini masuk usia 18. Masih hangat-hangatnya masa puber. Sudah pernah mencoba nakal, dengan merokok dan minum alkohol, namun hasilnya malah menuju kematian. Iya rasanya seperti mau mati. Karena aku pengidap asma, tapi mecoba merokok, punya maagh akut tapi mencicip alkohol. Hasilnya jangan ditanya, aku ambruk. Sejak saat itu aku tobat, tidak mau mencoba lagi jadi anak nakal.

Namun kenakalanku tidak berhenti disitu. Kalo nakal yang dimaksudkan di atas adalah kenakalan yang nampak dan berimbas buruk pada tubuh, maka aku sudah tobat, tapi ada nakal yang lain yang masih ku coba-coba, sapa tau beruntung. Iseng-iseng nikmat, kalo kata teman-temanku. Kenikmatan yang dimaksud adalah nakal karena nonton video esek-esek. Laknat memang, mecari kenikmatan dibalik video mendesah-desah cewek manis, tapi mau gimana aku penasaran. Padahal aku anak Rohis pas di SMA, tapi itu dulu. Giliran masuk kuliah aku ketemu teman-teman laknatullah yang mengajakku ke aliran "DEWASA SEJAK DINI".

Sejak saat itulah kehidupan nakal dunia maya nyata ku dimulai. Begadangan disela tugas dan streaming video nikmat, besoknya aku harus sakit kepala karena mandi wajib subuh-subuh. Bayangin saja, mata lelah mengerjakan tugas, baru tidur mungkin dua jam, kemudian harus guyuran air dingin karena harus sholat. Nakal-nakal gini aku masih ingat sholat kok.

-0-

Gerah itu yang aku rasakan, tubuhku bahkan dipenuhi keringat. Mungkin efek matahari yang memang sedang terik-teriknya sepanjang hari,dan tidak turun hujan sama sekali, hingga malam datangpun masih terasa panas. Aku ingat masih harus begadang mengerjakan tugas menggambar yang belum kuselesaikan. Namun mataku masih terpejam erat, lengket sekali kelopak mataku. Mungkin sudah dilem dengan tumpukan belek sehingga tidak mau terbuka. Makin lama sepertinya rasa kantukku lebih kuat, sehingga sepertinya aku makin terlelap.

"Shou..."

"Shou...ki"

"Shouki" aku seperti mendengar seseorang memanggil namaku dari kejauhan. Suara yang terdengar lembut,namun terdengar agak serak. Ah kenapa justru kesannya seksi.

"Shouki, bangun sayang." Aku langsung terperanjat. Mataku yang semulanya lengket karena belek, langsung terbuka. Ku kucek mataku, sambil mencoba membersihkan sapa tau belek beneran numpuk di mata.

"Sayang?" suara seksi itu lagi yang memanggilku dari arah belakang. Kutengok langsung ke belakang, sangking penasarannya. Siapa pemilik suara seksi yang memanggilku 'sayang'. Maklum selama 18 tahun aku single lillah alias lelah, lelah mau mencoba menjalin hubungan. Giliran naksir cewek, dianya naksir temenku. Kalo gak kasunya ya gini, giliran nyatain alesannya 'Shouki, kamu terlalu baik buat aku' nahlo, jadi aku harus nakal dulu buat jadi pacar dia. Susah memang jadi cowok, baik salah, nakal salah, seba salah, lama-lama cowok capek jadi lebih milih sama cowok aja.

Abaikan curahan hati seorang jomblo ngenes. Kembali fokus mencari suara seksi yang membangunku dari tidur. Namun tiba-tiba ruangan yang semula terang menjadi gelap. Hanya bantuan cahaya rembulan yang masuk dari jendela yang menjadi penerangan ruangan ini. Aku yang masih terduduk di kursi depan meja belajar hanya mengernyitkan alis.

"Mati listrik tah?" aku bermonolog, lalu aku mencoba bangkit dari kursi dan mencari saklar lampu.

"Sayang,mau kemana?" belum berhasil upayaku menemukan saklar lampu, aku dibuat merinding tiba-tiba mendengar suara seksi yang berasal dari sebelah kananku. Mana berbicaranya tepat di telinga kananku, kan jadi meriding, geli-geli pingin. Aku langsung menengok ke samping kananku, yang membuatku terkejut adalah sosok perempuan dengan tubuh aduhay yang berdiri tepat disamping kananku. Dibuat terpana melihat bentuk tubuh idealnya, aku mencoba mendekat. Sosok itu hanya terlihat bentukannya, tanpa wajah, karena kondisi ruangan yang gelap. Namun dengan melihat bentuk tubuhnya saja aku langsung tertarik. Lekukan yang pas disetiap bagian tubuhnya memanggil jiwa-jiwa kurang belaianku.

"Sayang," aku terkejut saat suara itu menyebutku 'sayang' dengan suara seak-serak seksinya. Kini jarak antara aku dan sosok perempuan seksi itu hanya berjarak satu langkah kaki. Aku tepat berada di belakang tubuhnya, dia membelakangiku.

"Sayang udah bangun?" dia masih mebelakangiku saat bertanya seperti itu, aku gemas dibuatnya. Segera ku rengkuh sosok di depanku dalam pelukan. Ku lingkarkan tangaku pada bagian perutnya, dan menempelkan tubuhku dengan punggungnya. Ku sandarkan daguku pada bahunya, sambil ku hirup bau tubuhnya. Aku mengernyit.

'Kok bau mentol?' kayak bau rokok?'

"Sayang, jangan cium-cium." Aku tak mengindahkan permintaannya, dan malah makin menekankan wajahku pada lehernya. Masih mendusal-dusal di leher dan mendekati wajahnya, makin tercium wangi mentol. Kemudian disela aku menikmati mencium bau tubuhnya, aku menaikkan tangan kananku untuk menyentuh dadanya. Aku mengernyit.

'Kok keras? Gak empuk'

"Sayang, jangan pegang-pegang, ah" aku masih tidak mengindahkan permintaannya dan justru menaikan kedua tanganku untuk menekan dadanya. Namun tiba tiba

"PLAKKKKKKKK"

"DUG"

"AWWWWWWW SAKIT!"

Tiba-tiba semua menjadi terang, silau. Aku mengedipkan mataku masih mencoba menyesuaikan dengan lingkungan yang tiba-tiba terang. Syok, pemandangan yang pertama ku lihat adalah kedua tanganku yang bertengger manis di depan kemeja putih tepat dibagian dada. Suara cekikikan dan tawa di sekitarku tiba-tiba merebak. Jidatku yang terasa ngenyut sakit seperti bekas terpantuk. Masih mencoba mencerna kondisi aku menaikkan kepalaku yang semula menunduk ke atas. Tampak wajah tampan pak Rayyan dosen Kesenian kelasku tengah menatapku tajam.

"Sudah puas pegang-pegangnya SHOUKI AL ZAIDAN?" aku langsung menyetakan tanganku dari tubuh pak Rayyan. MATI! Apa yang telah kulakukan?. Namaku yang diucapkan pak Rayyan penuh penekanan terdengar ke seluruh penjuru ruangan?.

"PUAS PAK!" jawaban bukan dari aku sumpah!, suara cempreng dari belakangku membuatku makin syok. Kemudian tawa lepas dan cekikikan terdengar.

"Haahahaha astaga Shouki, Shouk"

"Grepe-grepe hahaaha"

"Njir si Shouki hahaha"

Aku rasanya seperti ingin mengeluarkan pipis dicelana saat ini. Celetukan, ucapan-ucapan dari beberapa orang yang berada di sekitarku membuatku sadar atas apa yang tengah menimpaku. Wajahku tiba-tiba terasa dingin, aku hanya menunduk. GILAAAAA! AKU MAU MATI AJA! .

END





Ahahahaha maafkan atas kelaknatanku yang berani posting tulisan begini. Kalian ngecunkan? jadi ekspektasinya Shouki ketinggian, dia sangking ngenes jomblo pengen banget dipanggil sayang, sampe mimpi basah kebawa saat jam kuliah. Capek setelah begadang, dia malah ketiduran di kelas. Apesnya, saat tidur pake mimpi dipanggil sayang sama mbak suara seksi dengan bodi ideal, padahal REALITA nya yang manggil adalah Pak Rayyan Nareswara dosen yang lagi ngajar. Saat disamperin Pak Rayyan si Shouki lagi mode mimpi yang 'iya-iya' dan adegan yang disaksikan seisi kelas adalah si Shouki memeluk peluk pak Rayyan, kemudian mendusel-dusel di bagian perut pak Rayyan dan naikin tangan megang dada Pak Rayyan. Kebayang gak? kalo aku bayanginnya astaga kalo aku jadi Shouki aku mau cuti satu semester. Hahaha malunya itu :')

Selamat ulang tahun Bang Shouki :') maafkan fans laknatmu ini. AY LAV YU

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EKSPEKTASIWhere stories live. Discover now