9

1.4K 81 0
                                    


"Apa kau bilang?! Kau menghamili seorang ARMY?!" Murka Bang PD-nim begitu mendengar pengakuan Jimin. "Tahan dulu PD-nim, mereka dijebak." Namjoon berusaha memberi pengertian. "Apa maksudmu dijebak?" Bang PD-nim langsung mengubah raut wajahnya bingung lalu Jimin mulai menceritakan kejadian yang ia dan Sori alami sedetail mungkin.

"Baiklah, untuk kejadian tersebut, aku akan minta bantuan seseorang untuk mengurusnya. Lalu, kau tadi bilang akan menikahi yeoja tersebut?" Ucap Bang PD-nim. "Ne. Aku mohon izinkan aku untuk menikah. Aku tak bisa membiarkannya menanggung semuanya sendirian." Mohon Jimin.

"Kau tahu? Kau masih bisa bertanggung jawab atas anak yang dikandungnya tanpa menikahinya." Jimin berpikir bahwa apa yang dikatakan atasannya memang benar tapi entah kenapa Jimin merasa hal tersebut tidaklah tepat. "Ani. Aku tidak bisa seperti itu. Aku harus memastikan bahwa anakku selalu dalam pengawasanku." Ujar Jimin tegas. "Kau tahu jika hal ini sampai terungkap, semuanya bisa hancur. Bukan hanya karirmu, tapi juga Bangtan." Ucap Bang PD-nim membuat Jimin menunduk terdiam.

"Kurasa tak apa jika Jimin menikah." Ucapan sang leader membuat Jimin mendongakkan wajahnya. "Ne. Aku rasa ARMY saat ini sudah cukup dewasa untuk mengerti jika kita memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi." Timpal Yoongi. "Kalaupun karir kita hancur, hal itu mungkin tidak akan bertahan lama. Seiring waktu publik akan melupakan dan mulai menerima selama kita terus bekerja keras untuk bangkit kembali." Ucap Jin yang diangguki para member.

Mengetahui dukungan tersebut membuat Jimin tak kuasa menahan air matanya. "Baiklah, aku mengizinkannya. Tapi pastikan tak terendus awak media." Ucap Bang PD-nim. "Kamsahamnida PD-nim, jeongmal kamsahamnida." Jimin membungkuk berulang kali.

"Kau akan menjadi appa, tolong jaga mereka." Ucapan Bang PD-nim membuat Jimin reflek memeluk atasannya tersebut. "Ne, aku pasti akan menjaga mereka. Kamsahamnida." Ucap Jimin.

*****

Setelah mendapat izin dari Bang PD-nim, kedua keluarga sepakat untuk mengadakan pernikahan Jimin dan Sori tiga minggu kemudian di Daegu. Selama itu pula, Jimin dan Sori berada di Seoul untuk mengurus pekerjaan mereka dan beberapa keperluan pernikahan sedangkan sisanya dibantu oleh keluarga karena kesibukan Jimin dan Sori. Meskipun Sori diminta untuk beristirahat, dia tetap bersikukuh ingin bekerja sekaligus memberitahukan rencana pernikahannya pada sang bos.

Hari ini merupakan seminggu sebelum hari pernikahan mereka dan pagi-pagi sekali Jimin telah sampai di apartemen Sori dan langsung masuk ke dalam. Semenjak Sori di Seoul, Jimin akan selalu mengunjunginya di pagi dan malam hari hingga dia juga bisa mengetahui password apartemen Sori.

"Huwek." Jimin segera menuju toilet begitu mendengar suara Sori. Yah, tiap dia datang selalu disambut dengan morning sicknessnya Sori.

Jimin langsung memijat tengkuk Sori yang tengah mengeluarkan muntahannya meskipun hanya saliva yang keluar. "Huwek." Sori tak kaget dengan kedatangan Jimin yang langsung memijatnya karena tiap pagi memang begini kegiatan mereka.

"Sudah?" Tanya Jimin begitu Sori membasuh mulutnya. "Sud huwek." Belum selesai menjawab ternyata mualnya datang kembali. Sungguh rasanya morning sicknessnya kali ini terasa lebih parah dari sebelumnya. Sudah dari sejam yang lalu dia merasakannya hingga tak kuat lagi rasanya. Kenapa mengandung terasa begini tak enak?

"Jimin..." Ucap Sori lemah dengan air mata yang mengalir. Biarlah untuk kali ini ia bersikap seperti ini karena ia sudah lelah. Jimin yang mendapati Sori bersikap layaknya anak kecil yang merengek tentu terkejut namun ia mengerti karena mungkin Sori sudah tak kuat. Lagipula Sori yang seperti ini terlihat sangat lucu di mata Jimin.

"Tak apa noona, tak apa. Sudah?" Jimin berusaha menenangkan sambil menyandarkan kepala Sori di pundaknya sedangkan Sori hanya mampu mengangguk sebagai balasan. Setelah mendapatkan jawaban dari Sori, Jimin langsung menggendong Sori bridal style yang tentu saja membuat Sori terkejut. Namun hal itu dibiarkan oleh Sori karena dia sudah tak sanggup untuk menolak.

Setelah merebahkan Sori di ranjang, Jimin segera memijat Sori untuk membantunya merasa baikan. Dia merasa bersalah telah membuat Sori menderita seperti sekarang. Pasti sangat sulit baginya mengalami kehamilan yang tak direncanakan.

"Noona, lebih baik hari ini tak masuk kerja ya?" Pinta Jimin. "Jangan menolak." Baru Sori ingin menolak namun Jimin sudah membuatnya tak berkutik. Meskipun Sori sudah tahu sisi Jimin yang tak mau dibantah karena dia sudah bertahun-tahun menjadi ARMY, tapi menghadapinya secara langsung membuatnya benar-benar tak berkutik.

"Maaf hari ini tak bisa menemani noona saat sakit begini." Ucap Jimin. "Tak apa, kau hari ini rekaman kan?" Ucap Sori mengerti. "Ne. Ah, aku terkadang lupa kalau noona ARMY." Kekeh Jimin yang membuat Sori juga terkekeh.

"Tapi jangan khawatir, eomma nanti ke sini." Ucapan Jimin membuat Sori terkejut. "Mwo? Tak perlu Jimin-ah, eomma nanti repot." Tolak Sori dan yah, semenjak pertemuan keluarga, mereka sudah memanggil calon mertua mereka layaknya orang tua masing-masing. "Tak apa, eomma sendiri yang minta. Lagi pula sudah sejak semalam eomma di Seoul. Nanti juga siapa yang menjaga noona?" Ucapan Jimin membuat Sori menganggukkan kepalanya setuju.

"Noona mau makan apa?" Tanya Jimin. "Aku tak mau. Rasanya perutku tak enak, Jimin." Tolak Sori. "Baiklah, akan kubuatkan bubur." Ucap Jimin tanpa memedulikan jawaban Sori. "Jimin~" Rengek Sori. "No no. Noona harus makan meskipun sedikit. Setelah itu minum susu." Tegas Jimin.

"Kenapa dari tadi kau selalu memerintahku? Aku lebih tua darimu Jimin." Cemberut Sori yang membuat Jimin tertawa akan tingkah lucu Sori. "Eiii ini juga untuk kebaikan noona dan anak kita." Ucap Jimin tersenyum sambil mengusap perut Sori pelan. Hal tersebut otomatis membuat hati Sori menghangat hingga membuatnya ikut tersenyum.

Entah dia harus bersyukur atau tidak dengan takdirnya kini. Hamil di luar nikah merupakan hal yang sangat dihindarinya namun kini dia tengah hamil dengan Jimin sebagai appanya, orang yang sangat diidolakannya selama bertahun-tahun. Setidaknya Sori merasa bersyukur karena Jimin mau bertanggung jawab meskipun hal itu dilakukan semata-mata karena anak yang dikandungnya. Cinta? Dia tak berani berharap lebih pada Jimin. Lagipula dirinya juga masih belum mengetahui perasaannya terhadap Jimin. Mungkin saja dia merasa senang karena dia merupakan fans Jimin.

.

.

.

tbc

Responsibility [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang