Han menguap. Matanya memandang tajam langit-langit tinggi kamarnya, seolah hal menarik akan ditangkapnya kalau pemuda itu menajamkan matanya.
Dia bosan. Musim hujan seperti ini banyak sekali manusia yang mengeluh. Berisik. Han kan juga ingin tidur siang dan menikmati dinginnya hujan di dalam selimut.
"Aku tidak percaya kalau dia jadi orang ketiga, Re. Huh, Muka saja yang polos, kelakuan? Sudah dipolosin sejak lama."
Han memejamkan matanya. Sudah mengeluh, menggosip pula. Dasar manusia.
Jam satu siang, langit menumpahkan isinya, air hujan dengan siap membasahi tanah bumi yang lelah di pijak-pijak. Kini tanah agak lenggang karena manusia sibuk menyelamatkan tubuhnya dari hawa dingin dengan memasuki ruangan.
Hujan di siang bolong begini pasti sedikit menganggu aktivitas manusia. Pantas mereka mengeluh, Han jadi pusing. Tapi salahnya juga sih kenapa membuka hatinya untuk mendengar keluhan mereka. Jadi pusing sendiri kan dia.
Han bangun dari tidurnya. Ia mendekati pintu ruangan dan menatap patung burung phoenix yang sedang menatapnya juga.
Dia bergumam, dan sedetik kemudian pintu itu terbuka menampilkan sebuah tangga yang menampilkan hamparan luas berwarna pink, ungu , dan putih.
Ruang Permohonan.
Han suka di sini. Dia suka mendengar permohonan manusia walaupun dia tidak bisa mengabulkannya. Dia bukan Tuhan.
Dia sama-sama makhluk Tuhan tapi dia tidak bisa disebut sebagai manusia.
"Aku tahu usahaku belum keras, tapi bisakah aku berharap agar aku lolos perguruan tinggi?"
Han tersenyum, ah siswa tingkat akhir. Ada banyak permohonan seperti itu di bulan Juni. Perguruan tinggi ,universitas, institut dan sejenisnya.
Han jadi penasaran. Dia tahu itu nama tempat untuk manusia menimba Ilmu. Tapi, Han tidak paham jauh apa perbedaannya.
Han kembali bosan ketika waktu menunjukan ia sudah berada di sana selama lima belas menit.
Tidak ada permohonan yang menarik. Rata-rata tentang perguruan tinggi. Kenapa tidak ada yang minta jodoh hari ini?
Han tertawa geli kalau mendengar permohonan tentang itu, tentang kriteria jodoh mereka dan bla bla bla.
Dapat jodoh saja sudah untung, ini minta yang macem-macem.
"Hoy, di sini kau rupanya." Han mendongak, netranya menangkap sosok dengan sayap yang mengembang tidak lebar di punggungnya.
Sayap itu berwarna abu-abu, cocok dengan pemiliknya yang berkulit tan.
"Sembunyikan sayapmu, bro. Kau tidak tahu betapa bosannya aku terkurung di sini karena aku tidak punya sayap!"
Sosok itu terkekeh, dia mendudukan dirinya di samping tubuh Han dan menatap hamparan luas bunga-bunga yang menyejukan mata.
"Di sini indah, aku pikir kau takan bosan."
Han mendengus, tubuhnya berbalik memandang sosok yang kini tengah mengagumi ciptaan Tuhan di depannya.
"Di sini tidak ada bidadari seksi asal kau tahu. Dan juga, ngapain kau ke sini? Apa istana sudah membosankan seperti hidupku?"
"Adikku, aku tidak tahu kalau kau akan sangat membenci aclemir, cobalah mencintai istanamu seperti mencintai bidadari yang kau dambakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Tale
FantasyLihatlah, berapa banyak dosa yang dibuat manusia hanya dengan berbicara dan ditemani secangkir kopi di dalam dingin yang menusuk. Ft k-idols Start : 5 juni 2018 End: -