PROLOG

23 1 0
                                    

Mungkin bagi sebagian orang merasa bangga bisa bersekolah di sekolah yang menjadi incaran banyak orang diluar sana. Bangunan yang megah serta Fasilitas yang mewah pun sudah pasti terjamin.

Ya, ini adalah sekolah impian semua orang. Mobil mewah berjejer rapi memenuhi parkiran dengan mark yang bisa di bilang membutuhkan biaya yah Wah untuk membelinya.

Tak di ragukan lagi banyak dari anak pengusaha terkenal bahkan pejabat yang bersekolah di sini. Karena tidak sembarang orang yang dapat mendaftarkan diri di sini.

Bangunan berlantai lima itu tampak megah dengan warna crime di padukan dengan sedikit warna coklat.

Terdapat sebuah taman yang di hiasi air mancur dan bangku taman  berjejer rapi di setiap sudut.

Tak lupa gerbang yang menjulang tinggi dan di jaga ketat olah dua orang satpam.

Dan terdapat juga tulisan tercetak besar di atas bangunan .

'SMA TRIANDES'

Matanya menatap tulisan yang terpampang di atas bangunan. Ia mengeratkan cengkramannya pada kedua tali tas ranselnya. Tampak wajah gugup saat pertama kali menginjakkan kakinya di halaman sekolah barunya.

Ia tidak mengerti mengapa Ayahnya berinisiatif memindahkannya ke sekolah Elit ini.

Padahal seminggu yang lalu ia berkata agar Ia bersekolah di sekolah yang biasa-biasa saja setelah pindah ke kota ini.

Ternyata dugaannya salah, Mungkin Ayahnya menginginkan yang terbaik untuknya. Pikirnya.

TETT...

Bunyi Klakson mengagetkannya membuatnya membalikkan badan ke belakang.
Ia terkejut saat melihat mobil Sport berwarna hitam berada tepat di hadapannya.

Apa yang harus ia lakukan? Ia begitu gugup.

Tanpa ia sadari sebuah tangan menariknya ke pinggir membuatnya sedikit oleng .

Mobil itu kembali melaju menuju parkiran. Melesat begitu cepat.

" Lo gak papa?"

Pertanyaan itu mengembalikan kesadarannya. Ia menoleh dan menemukan seorang gadis berkaca mata menatapnya binggung.

" Lo gak papa kan?"
Tanya nya lagi.

" Eh iya aku gak papa, Makasih."

Ia menjawab dengan gugup. Tampak gadis berkaca mata itu tersenyum tulus menampakkan dua lesung pipi yang membuatnya terlihat manis.

" Syukur kalo gitu. Lo gapain berdiri di sana tadi? Hampir aja lo ngebuat 'dia' marah," tunjuknya pada seorang laki-laki yang keluar dari dalam mobil Sport  hitam yang merasa terganggu dengan kehadirannya tadi.

" Siapa?"
Tanyanya penasaran.

"Itu namanya Kak Genta. Lo anak baru ya? Gue gak pernah liat lo di sekolah ini," gadis berkaca mata itu tampak berpikir alisnya berkerut memperhatikan lawan bicaranya.

"Iya."

" Oh pantesan, nama gue Adinda Cempaka. Lo bisa panggil gue Aka aja biar gampang," gadis berkaca mata itu mengulurkan tangannya dan di sambut hangat oleh gadis di hadapannya.

" Nama aku Magdavita, panggil Magda aja juga boleh."

" Salam kenal ya, sekarang lo jadi temen gue. Dan gue jadi temen baru lo yang pertama di sekolah ini," senyum itu tak pernah lepas dari wajahnya.

Magda ikut tersenyum, Aka adalah gadis yang baik dan ramah itulah kesan pertama yang di simpulkannya.

" Oh ya karna lo murid baru di sekolah ini satu hal yang harus lo hindari! 'REX' jangan pernah lo deket-deket atau berurusan apapun yang berhubungan sama mereka."

"REX? Itu apa?" Tanyanya bingung.

"  Mereka itu sekelompok anak nakal yang berbahaya dan gak punya hati. Pokoknya jauhin mereka! Jauhin 'REX'."

" Kalo lo mau aman disini,"lanjutnya.

MAGDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang