Chapter 3

29 3 1
                                    

Selamat Membaca
Maaf untuk typo!!

***


Author Pov

Vee terlihat sedang sibuk menulis tugasnya di perpustakaan dengan ditemani oleh headsead yang terpasang di telinganya, tugas yang harus ia kumpulkan besok. Saat ini pun sebenarnya sudah jam pulang sekolah tapi karena menurut Vee saat di rumah nanti tidak akan ada yang ia lakukan dan ditambah tidak ada latihan teater hari ini, jadi Vee ingin berlama-lama di ruang perpustakaan karena perpustakaan sekolahnya bukan hanya menyediakan buku-buku pelajaran tapi juga menyediakan novel-novel maka dari itu Vee suka ke perpustakaan untuk membaca novel tapi karena ada tugas jadi hari ini Vee tidak membaca novel. Perpustakaan ini pun sangat terang benderang, walaupun tidak ada penjaga perpustakaan karena sudah pulang, tapi anak-anak bebas masuk ke perpustakaan walaupun sudah jam pulang sekolah karena perpustakaan disekolah mereka memiliki card yang di pegang oleh setiap siswa untuk bisa masuk hanya dengan menggesek kartu dan menempelkan sidik jari maka pintu perpustakaan akan terbuka. Tapi, mendapatkan card tersebut tidaklah mudah karena sekolah telah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, maka pihak sekolah mengeluarkan beberapa prosedur yang harus dilalui oleh siswa/i untuk mendapatkan card tersebut. Kecuali jam sekolah maka perpustakaan terbuka untuk semua siswa tapi sepulang sekolah perpustakaan hanya bisa dimasuki oleh siswa/i yang memiliki card. Begitupun dengan ruang yang lain, seperti ruang indoor basket, volly, badminton, football, ruang tari, ruang komputer, ruang renang dsb, semuanya memilki card yang bisa di akses oleh siswa/i yang memiliki card. Sedangkan gerbang sekolah akan terkunci secara otomatis kalau sudah jam 08:00 p.m, sekolah yang aman membuat siswa/i tidak perlu takut jika di sekolah walau sudah malam karena ada cctv.

Vee melirik jam di pergelangan tangannya

"Jam lima" gumamnya
"Setengah jam lagi" tambahnya

Setengah jam Vee gunakan untuk membaca novel kesukaannya karena semua tugasnya telah selesai. Setengah jam telah berlalu tapi sepertinya Vee terlalu asik dengan novel yang ia baca sehingga tidak sadar kalau sekarang sudah jam tujuh, tapi sama sekali tidak ada kegerakan untuk beranjak dari tempat duduknya, semua ruang yang memiliki akses card berada di lantai 4 sekolah. Sebuah suara dering handphonenya membuat Vee tersadar lalu meletakkan novelnya di meja dan menyalakan handphonenya terlihat pesan masuk dari T*lkoms*l, Vee mendengus lalu mematikan kembali layar handphone dan kembali membaca novel tapi tiba-tiba

Buk

Bunyi suara novel yang Vee banting di meja, buru-buru Vee menyalakan handphone nya dan

07:50 p.m

"Sepuluh menit lagi, gerbang di tutup" ucap Vee lirih dengan keringat mulai membasahi wajahnya.
"Lantai 4" tambahnya dengan lirih menyadari bahwa sekarang dirinya berada di lantai 4
"Ya, Tuhan tolong aku" ucapnya panik dan segera memberesi buku-buku yang ada di mejanya memasukkannya di tas sedangkan novel harus ia kembalikan di tempatnya, membuat kepanikannya lebih membuncah karena Vee lupa dimana tempat novel dan buku pelajaran tersebut, beginilah Vee kalau sudah panik, walaupun tempatnya sudah di depan matanya.

Setelah barang-barang Vee selesai ia rapikan, Vee cepat-cepat beranjak ke arah tangga, sebenarnya ada lift tapi tidak mungkin baginya untuk naik lift karena lift akan mati secara otomatis pada jam 07:55 pm. Dan Vee tidak mau terkunci di lift itu sampai pagi, sehingga Vee memilih menuruni tangga dengan berlari

"Oh tidak" ucap Vee panik ketika melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 07:56 pm sedangkan Vee bru selesai menuruni anak tangga di lantai tiga, sehingga Vee menambah kecepatan larinya

Dan...

"Tidak..tidak..tidak.." Vee berlari ke gerbang yang membatasi tangga lantai 2 ke lantai 1 yang menutup secara perlahan, dan tertutup rapat ketika Vee berhasil mencapai gerbang tersebut. Membuat Vee merosot ke lantai

"Aku tidak ingin bermalam disini" ucap Vee dengan nada suara yang tidak bergairah sama sekali

"Aku ingin pulang" ucap Vee merengek menatap gerbang yang tertutup rapat

"Percuma merengek seperti anak kecil, karena gerbang itu bukan ibumu" ucap sebuah suara dari arah belakang Vee membuat Vee yang tadinya kesal dan akan merengek lagi kembali bungkam dan perlahan-lahan berdiri lalu menghadap ke belakangnya dan Vee menemukan seorang lelaki yang menatapnya sambil memangku dada Vee menatap papan nama lelaki di depannya memastikan bahwa nama yang saat ini muncul di otaknya benar dan ternyata nama lelaki itu...

***

Siapakah lelaki tersebut???
Hayoo pada tau nggak??

Selamat menunggu bagian selanjutnya☺☺

Salam
P.V.R

Misterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang