Mobil warna hitam yang terkesan mewah itu berhenti tepat didepan gedung sekolah. Dari balik pintu mobil yang terbuka, terlihat seorang cowok berseragam putih abu abu dengan jam tangan yang melingkar di tangan kirinya hendak turun dari mobil. Ia sedikit membenahi dasinya yang kurang nyaman, matanya yang tajam memandang jam tangannya itu sebelum kaki jenjangnya melangkah keluar dari mobil memasuki area sekolah.
Nampak beberapa cewek yang baru saja datang terpaku melihat cowok itu. Beberapa saling berbisik dan beberapanya lagi sudah gemas ingin bercerita dengan teman temannya karena ia telah berpapasan dengannya. Ia hanya melangkahkan kakinya cepat cepat agar ia terhindar dari banyak orang sehingga ia tak sengaja menabrak sesuatu.
Ia sedikit terdorong ke belakang dan mendapati seorang cewek sedang membersihkan roknya yang terkena debu karena terjatuh, ia bisa mendengar jika cewek itu tengah mengumpat sekarang.
"Sorry gue nggak sengaja" ucapnya membuat cewek itu mendongak menatap pemilik suara. Cewek itu nampak terdiam sejenak seperti kaget melihatnya, sehingga ia mengernyit bingung saat cewek itu menatapnya begitu lama.
Tak ada respon dari cewek yang ditabraknya tadi karena si cewek hanya diam seperti sedang melihat sesuatu, sehingga ia melangkahkan kakinya menuju kelas meninggalkan cewek itu sendirian di koridor yang sebentar lagi nampak ramai.
"Lohhh nggak bantuin malah pergi gitu aja" ucap cewek itu setelah melihat cowok yang tadi menabraknya pergi begitu saja.
Cowok bername tag Raiden Cardellius itu memasuki ruang kelas, mendudukan diri kemudian menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya. Rasanya ia sudah lama sekali bersikap seperti ini, menjauh dari semua orang, bahkan di kelas pun ia tak memiliki satupun teman karena sikapnya yang tertutup pada semua orang.
Tepukan singkat membuatnya mendongak menatap siapa tangan yang tadi menepuknya.
Cewek yang tadi? Ngapain?. Batinnya.
"Ya"
"Ganti rugi" ucap cewek itu menuntut Raiden tiba tiba.
Ia hanya menaikkan alisnya bingung dengan cewek dihadapannya ini. Cuma nabrak masa harus ganti rugi, kan gak lucu. Lagian tadi kan udah minta maaf pikirnya.
"Lo udah nabrak gue. Gue jatoh terus rok gue kena permen karet tau nggak!" Kesalnya.
"Sorry" ucap Raiden singkat.
"Gue nggak butuh kata sorry. Gue perlu tanggung jawab dari lo" ucapnya menunjuk permen karet yang melekat di belakang roknya.
"Ehem ehem mesra amat ea" Celetuk salah satu teman sekelas Raiden iseng padanya dan cewek bernama Kanessa Verdania yang merupakan ketua kelas dari kelas sebelah. Dan tentu itu mengundang banyak mulut untuk membicarakannya.
"Jangan jangan mereka udah pacaran"
"Kanessa ngapa mau aja sih sama cowok sok cakep kek Raiden"
"Genit banget si Kanessa ih"
"Wihhh itu si Raiden tampan gue kok mau ya sama si ketua galak kek si Kanessa"
"Gue kalah gercep sama si Kanessa"
"Gue bakal rebut Raiden sebelum janur kuning melengkung"Raiden sudah muak dengan semua ini, semua ocehan menjijikan yang menyinggung dirinya. Ia beranjak dari kursi dan menarik lengan Kanessa, hingga membuat Kanessa meringis karena genggaman itu begitu kuat.
Ia melepaskan tangan Kanessa setelah mereka berhenti di depan kantin yang memang masih sepi karena masih pagi, an kebetulan di sekolah ini masuk dan mulai pelajaran pukul 07.00.
"Lo pengin tanggung jawab yang kayak gimana?" Tanya Raiden menatap Nessa datar.
"Ciee mojok ciee" celetuk seorang cowok sambil diiringin suitan dari bibirnya, membuat Raiden memandangnya tak suka. Tapi ia tetap tak menanggapi omobgan cowok yang tadi menggoda mereka, karena Raiden ingin segera menyelesaikan masalah sepelenya yang dijadikan besar besaran oleh cewek yang sama sekali tak dikenalnya.
"Gue pengen kita tukeran seragam" ucapnya enteng dan itu pun membuat Raiden melotot tak percaya atas apa yang diucapkan cewek itu.
"Lo gila" ucapnya sedikit kaget dengan kalimat yang diucapkan Nessa padanya.
"Gue becanda kali"
"Gue serius"
"Lo pengin serius sama gue?" Cewek itu nampak cengengesan
Cukup.
Cewek ini sudah membuat kesabaran Raiden diuji saat ini. Raiden menghembuskan nafasnya panjang kemudian menarik tangan Nessa kembali, kali ini ia menariknya dengan langkah yang agak cepat karena mereka sudah menjadi bahan tontonan banyak orang.
"Lo modus ya sama gue? Daritadi lo narik tangan gue mulu" ucap Kanessa dan itu membuat Raiden bingung dengan sikap cewek dihadapannya ini.
"Mending sekarang lo masuk trus ganti rok lo itu di Uks" ucapnya mendorong Nessa untuk masuk. Setelah sampai di depan ruang Uks.
Beberapa menit ia menunggu di depan pintu Uks, cewek itu sudah nampak membuka pintu dengan rok yang bersih.
"Gue udah tanggung jawab. Brarti gue nggak ada urusan lagi sama lo" ucap Raiden beranjak pergi karena jam pelajaran sebentar lagi dimulai.
"Tunggu" Nessa menahan pergelangan tangan Raiden dan membuatnya berhenti melangkah.
"Ada lagi?" Tanya Raiden sinis.
Nessa hanya menggeleng kemudian tersenyum pada Raiden.
Raiden pun melanjutkan langkahnya lagi.
"Makasih" ucapan itu membuatnya berhenti sejenak kemudian melanjutkan langkahnya kembali tanpa menoleh ataupun membalas ucapan terimakasih dari cewek bernama Kanessa itu.
Aneh. Tadi kesel sama gue, sekarang bilang makasih. Batinnya.
Cewek emang sulit ditebak.••••••••••
Masih sedikit.
Moga aja suka ya...
Thanks buat yang udah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Lie
Teen FictionRaiden. Cowok berparas malaikat berhati beku, siapapun tak ada yang tak mengenalnya, cowok tampan yang terkenal dengan kesendiriannya, tak suka bergaul, tak banyak bicara, pendiem. Membuatnya terkenal dengan 'manusia anti sosial'. Seperti sosok mist...