Part 3 - Bella's Planning

3 0 0
                                    

Hai hai hai!!!

Mohon kritik dan sarannya ya!

Kalau boleh vote sama comment juga dong?!

---------

Sepertinya Princess Bell akan menjadi panggilan Mr.Drew pada Bella.

Namun,tak berselang lama dari pemikiran itu,Bella tiba-tiba menghentakkan tangan Justin.

Justin pun melihatnya dengan tatapan tak percaya.Ada perempuan yang berani menolak  dirinya,2 kali??

"Maaf,Mr.Drew tapi sekali lagi saya tegaskan saya TIDAK butuh bantuan anda"jelas Bella sembari menekankan kata tidak pada kalimatnya.Bella pun langsung pergi dari hadapan Justin.

Setelah jaraknya lumayan jauh dari Justin.

'Apakah sikapku sudah benar?'batin Bella.

Ia masih belum percaya dengan apa yang barusan dia lakukan.Tetapi,setelah dipikir-pikir lagi ia berkesimpulan bahwa apa yang dilakukannya sudah benar,sesuai dengan apa yang awalnya dia inginkan.

¤¤¤¤¤

Ceklek.

Suara pintu apartement terbuka.Langsung saja wanita cantik berambut coklat yang ada di dalamnya melihat ke arah pintu.

Melihat temannya yang lesu setelah berbelanja tentu saja membuat Berna bertanya-tanya.

"Kamu kenapa Bell?"tanya Berna kepada gadis berambut pirang di depannya itu.

Bella menjawabnya hanya dengan gelengan kecil.Sejak kejadian di jalan itu.Mood Bella memburuk,ia tidak jadi pergi ke cafe langganannya,bahkan ia tidak membeli makanan apapun di supermarket.

Berna memutar-mutar tubuh Bella,takut-takut Bella terluka.

Dan benar saja...

"Aww!!"jerit Bella saat tangan Berna memegang sikunya yang belum sempat ia obati itu.

Berna seketika langsung melihat siku Bella.

"Ya ampun,kok bisa gini Bell?"tanya Berna khawatir.Berna memang sering kali terlihat seperti Mommy Bella.Tentu saja itu menurut pandangan Bella.

Belum sempat Bella menjawab,Berna sudah berdiri mengambil kotak P3K sembari menyuruhnya duduk di sofa.

"Duduk sana dulu,aku ambil kotak P3Knya,jangan banyak gerak!"perintah Berna mutlak tak bisa dibantah.

Menurut Bella perkataan temannya untuk tidak banyak gerak itu berlebihan.Tapi apalah daya,jika sedang panik seperti ini Berna sudah tidak ingat apa-apa.

Alhasil Bella pun hanya bisa menurut.Ia pun berjalan ke sofa dan duduk tenang di sana.

"Ih Bella,kamu kalo luka kaya gini di Korea,udah pasti gak bakal bisa jadi Miss Korea tau gak?!"ucap Berna yang masih memoleskan obat merah di lukanya.

"Yah untungnya aku bukan orang Korea"jawabku menanggapi perkataan Berna sambil meringis menahan perih.

"Kamu ih!"ucap Berna geram sehingga kapas untuk memoleskan obat merah itupun ditekannya agak keras.

Seketika Bella pun berteriak dan mengatakan jika itu sakit.Tapi Berna justru menanggapinya dengan tatapan tak bersalahnya.

Setelah Berna selesai dengan aktivitasnya,ia pun langsung menyerbu Bella dengan pertanyaan penasarannya.

"Sekarang cerita,gimana bisa siku kamu bisa berdarah-darah gini?trus mana belanjaan kamu?juga kenapa pulangnya sore tapi ngga bawa apa-apa?dan"Berna baru saja akan melanjutakn pertanyaannya itu jika saja tidak ada tangan yang membungkam mulutnya.

"Cukup Ber"ucap Bella sembari membungkam mulut gadis bermata hitam itu.

"Aku tadi cuma jatuh di jalan dan...."Bella menceritakan semuanya secara detail pada temannya itu.Ya pilihannya jatuh untuk menceritakan semuanya pada Berna.Bella kira itu yang paling tepat.

"Kamu tuh Bell,aku bingung banget ya sama kamu.Kamu fans berat Justin tapi begitu ketemu malah disia-siain,ck!!"keluh Berna heran dengan kelakuan temannya itu.

Bella menanggapinya hanya dengan senyuman miring seolah-olah bibirnya mengatakan kata-kata.

'Huh lihat saja nanti!,aku akan membuat Justinku tunduk dengan caraku sendiri!'

"Eh malah senyum-senyum kamu,kaya orang gila tau gak?"ucap Berna masih dengan keheranannya.Bisa dibilang berlipat malah.

"Ye biarin, ini mulut,mulut siapa?"tanya Bella berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Setelah dipikir-pikir lagi,menurut Bella lebih baik ia menceritakan ceritanya hanya sebatas ia yang langsung pulang dari persimpangan jalan tanpa membeli apapun.Tidak ada sama sekali niatan untuk mengatakan 'rencananya' pada siapapun.Daddynya,Mommy,dan terutama kakak laki-lakinya.

Menurut Bella kakak laki-lakinya itu adalah manusia terember sepanjang sejarah ada manusia di bumi.Dia tidak bisa menjaga rahasia sama sekali bahkan yang seukuran pasir pun.

Itulah alasan mengapa Bella tidak pernah bercerita apapun pada kakaknya itu.Alhasil ia sangat tertutup dengan kakaknya.

Tapi,Bella heran mengapa kakaknya itu bisa menjadi seorang penyanyi yang di bilang cukup terkenal.Bella pikir suara kakaknya itu biasa saja dan permainan gitarnya juga standart.Oh mungkin karena wajahnya yang di atas rata-rata.

Mata kakaknya itu berwarna biru terang mengalahkan laut bahkan.Dan rambutnya yang pirang semakin menambah kesan penampilannya.Bella terkadang iri mengapa matanya abu-abu bukan biru.

Pernah suatu hari,saat mereka masih remaja,Bella pulang dari sekolahnya.Di sekolah ia baru saja belajar tentang pewarisan sifat manusia.

Lantas,Bella langsung bertanya-tanya mengapa mata kakaknya itu bisa berwarna biru,sedangkan mata Daddy dan Mommy saja tidak ada yang biru.

Bella memang tipikal orang yang tidak bisa menahan lama rasa penasarannya itu.

Ia langsung saja bertanya pada Daddy dan Mommynya yang kebetulan sedang ada di halaman belakang rumah.

Mendengar penuturan anak keduanya,Daddy Bella lantas menghembusakan nafas seolah-olah mengatakan memang ini sudah waktunya,mau disembunyikan pun pasti akan terungkap juga.

Apalagi dengan sifat Bella yang pemaksa.

Daddy Bella menatap istrinya,meminta persetujuan,dengan berat istri tercintanya itu mengangguk.

-------------

TBC....
Maaf kalau banyak typo bertaburan ya;)

Salam hangat dari penulis amatir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang