♪Habit♪

2.2K 227 57
                                    

Ketika aku merasakan bibirku,
Yang dulu selalu memanggilmu
Kini benar-benar kering
Aku menyadarinya,
Seperti kata-kata biasa
Yang aku pakai untuk memanggilmu
Aku ingin mengatakan bahwa
Aku ingin memelukmu dan tertawa seperti saat itu.

Habit by Seventeen

=================

Jeonghan tidak mengerti dengan kalimat yang baru saja dia dengar dari bibir Seungcheol, dia menatap mata besar lelaki itu serius, menyelami manik indah yang kini hanya merefleksikan bayangan wajah Jeonghan yang kebingungan.

"Aku nggak ngerti Seungcheol, aku salah apa?"

"Kamu nggak salah."

"Terus kenapa tiba-tiba?" Jeonghan bangun dari posisi tidurnya, mencari kaos yang tak sadar terlepas saat beberapa saat lalu bergumul intim dengan Seungcheol di ranjang. Ini akan menjadi pembicaraan yang serius sepertinya.

Seungcheol menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang, seluruh kancing piyamanya sudah terbuka. Jeonghan yang melakukannya. "Aku rasa hubungan kita sudah terasa hambar."

"Kita bisa memperbaikinya, kenapa harus putus?"

"Aku nggak mau nyakitin kamu," tatapan dalam Seungcheol menarik jiwa Jeonghan, menenggelamkannya dalam obsidian hitam favoritnya itu.

Akhir-akhir ini sikap Seungcheol memang sedikit berubah, ucapan 'Aku Mencintaimu' tidak terdengar sesering dulu, tidak ada lagi obrolan kecil sebelum tidur. Dan sekarang Jeonghan benar-benar menyadari kehilangan hal-hal kecil itu, ciuman beberapa saat lalupun juga terasa beda. Jeonghan baru menyadarinya.

Sepertinya sejak dua bulan lalu. Seungcheol mulai sering berkumpul lagi dengan sahabat lamanya, setelah Seungcheol mendatangi acara reuni SMAnya. Jeonghan pikir, Seungcheol hanya ingin mengingat masa-masa 8 tahun lalu dengan mereka. Jeonghan tidak mau berpikir negatif, karena saat itupun Seungcheol mengajaknya ke acara tersebut, dan tidak ada hal mencurigakan disana.

"Besok, aku bisa pindah dari sini." seloroh Seungcheol kali ini menarik kembali Jeonghan dari lamunan singkatnya.

"Apa? Jangan bodoh Choi Seungcheol!"

"Aku nggak mungkin nyuruh kamu pindah dari sini. Aku bisa menyewa tempat yang lebih kecil dari tempat ini."

"Nggak ada yang akan keluar dari apartemen ini. Kita beli tempat ini sama-sama." Jeonghan melarang.

"Kita nggak bisa tinggal bersama lagi."

"Kenapa nggak? Dulu saat kuliah kita tidur sekamar di asrama, kenapa sekarang nggak bisa." saat itu juga mereka hanya teman biasa.

"Sekarang ini semuanya sudah berubah."

Semuanya, kamu bilang? Kamu sendiri yang berubah.

"Katakan... apa yang berubah," lirih Jeonghan.

"Sudah ku bilang, aku nggak mau nyakitin kamu"

Kamu baru saja menyakitiku, Seungcheol.

Jeonghan tidak sampai hati mengatakan itu pada Seungcheol, dia hanya bisa mengatakan—

"Kalau gitu jangan lakukan hal yang bisa menyakitiku." final Jeonghan, lalu keluar dari kamar mereka.

.

.

Jeonghan membuka lemari bajunya yang sekarang terlihat lebih luas karena sebagian barang sudah dipindahkan oleh si pemilik ke kamar lain di apartemen ini. Semalam Jeonghan dan Seungcheol sudah sepakat tidak ada yang pindah dari apartemen ini, jadi Seungcheol hanya pindah ke kamar kecil di sebelah dapur yang sebelumnya kosong.

Don't Wanna Cry ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang