chapter 1

540 71 108
                                    

Happy reading

Happy reading

***

Seberkas cahaya itu membangunkanku dari tidur yang serasa lama. Kepalaku berdenyut hebat. Badanku serasa remuk. Aku beranjak duduk, dan mendapati tiga orang lain tengah menatapku.

Siapa mereka? Kurasa mereka tengah menungguku bangun. Terlebih dari itu---aku menengok kesana-kemari mengamati sekitar---dimana aku? Apa yang terjadi padaku? Dan aku menyadari sesuatu yang mengerikan,Aku tak ingat apapun.

"Kau oke?" Seorang perempuan berambut panjang sedikit kecoklatan menjentikan jari beberapa kali didepan mataku. Memaksaku untuk keluar dari pikiran itu.

Tanpa sadar aku mengangguk.

"Sudah kubilang, dia akan baik-baik saja. Ini hanya lewat setengah jam setelah kita menyadari dimana kita."
Perempuan jangkung disebelahnya terlihat kesal. Lalu beranjak berdiri dan bersidekap menyenderkan tubuhnya.

Aku membuka mulut berniat untuk menanyakan apa yang terjadi, namun terpotong oleh seorang laki-laki berambut ikal tebal.

"Apa yang terjadi? Itu yang ingin kau katakan? Lupakan persoalan itu. Kami juga tidak tau dimana. Hanya terbangun dengan ingatan yang hilang, dan kau yang terakhir bangun. Ini sepertinya di hutan rimba."

Aku memberengut kesal mendengarnya. Laki-laki itu menjengkelkan. Tapi, terlebih dari sesuatu yang tak penting itu, apa yang sebenarnya terjadi?

"Apa seharusnya kita keluar?" tanya perempuan berambut panjang kecoklatan, beranjak berdiri.

"Setidak nya, beri kita nama satu sama lain. Aku bingung harus memanggil bagaimana." Sahut laki-laki tadi.

"Oke, kau Jack, dia Jess, dia Jenn, aku sendiri..  Hei, tak ada kah nama yang berawal huruf j yang bagus lagi?"

"Tch, kau merepotkan. Aku franky, kau fellis, kau fanny, kau flaw." laki-laki itu menunjuk diri sendiri - perempuan berambut panjang - aku - dan perempuan jangkung.

Aku menempelkan tanganku pada dinding batu dan menengok keluar, Mengamati sekitar.

Jadi, aku terbangun dalam goa ini? Pikirku.

Dan benar apa yang dikatakan Franky. Kami berada ditengah hutan rimba. Tumbuhan raksasa disana-sini, semak belukar berduri, desingan binatang hutan, dan yang lain, hutan ini tampak berbahaya hanya dengan mata dan telinga.

Franky mengawali kami keluar, memimpin didepan melewati jalan setapak yang sedikit becek. Dengan hati-hati, aku berjalan menghindari tumbuhan kecil berduri disepanjang jalan.

Kami terus berjalan demi melihat apa yang sebenarnya terjadi. Atau, setidaknya mencari keberadaan orang lain disini. Namun, sejauh kami berjalan, hanya hening yang terdengar.

Sebuah tebing menjulang tinggi menghentikan langkah kami. Warna tebing yang gelap dan sedikit ungu membuatku mengernyit. Dan menjadi ngeri ketika aku mendapati sebuah tulisan berwarna putih tidak teratur jauh di sebelah kiri.

Dibunuh, atau membunuh.

Seperti itulah kata yang membentang besar dipermukaan tebing suram itu. Kami berpandangan bingung dan takut diwaktu bersamaan.

"Apa maksudnya?" Tanpa sadar aku melontarkan dua kata yang aku yakin bahkan itu tak berguna.

"Aku juga baru melihatnya barusan, bodoh," Ucap Franky.

Persetan dengan ucapannya yang sarkastik. Otakku tak bekerja untuk itu. Memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya saja membuatku diserang rasa putus asa. Kepalaku kembali berdenyut.

Crazy Game Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang