Warning! Typo's
Happy reading!^^
-----------------------------------------------------
Di suatu sore yang damai. Saat angin berhembus pelan. Saat matahari mulai turun. Saat langit berwarna jingga.
Terdapat seorang anak lelaki yang usianya hampir mencapai 7 tahun. Ia berjalan di pinggiran danau seorang diri.
Ia berkeliling mencari sesuatu.
Ia terus mengedarkan matanya dan sesekali menendang kerikil yang ada dihadapannya dengan jengkel.
Di tengah-tengah perjalanan, ia terhenti tatkala melihat seorang gadis kecil menangis.Ia lalu mendekati gadis tersebut.
"Kenapa kau menangis?" tanyanya pada sang gadis sambil menepuk pelan pundaknya.
Gadis kecil itu hanya menggeleng dan menangis semakin keras.
Ia kaget setengah mati. Lalu ia mendudukan dirinya di hadapan sang gadis kecil.
"Berhenti menangis, orang tuamu akan khawatir." anak lelaki itu mengusap bulir-bulir air mata sang gadis.
Sang gadis menggeleng kembali dan menangis lebih keras lagi.
Anak lelaki itu, untuk yang kedua kalinya tersentak kaget.
Ia memandang wajah sang gadis yang sudah semerah tomat dengan ingus menjijikan memenuhi pipinya.
"B-bisakah k-kau behen-ti menang-is?" ucap anak lelaki itu dengan mata yang mulai berkaca kaca.
Sang gadis tidak menghiraukan ucapan anak lelaki dihadapannya. Ia masih saja sibuk menangis.
"A-aku t-tidak tega me-lihat seorang wanita me-nangis" Anak lelaki itu mulai mengeluarkan air mata.
Dan pada sore hari itu, dihabiskan oleh 2 anak kecil berbeda gender yang menangis di pinggiran danau.
~~~
Setelah langit berubah menjadi hitam. Sang gadis kecil memutuskan untuk berhenti menangis dan bangkit dari duduknya.
"Berhenti menangis, aku mengantuk, aku mau pulang." ucap sang gadis kecil dengan nada sarkatis
"Kau sudah selesai menagis?" anak lekaki itu mengusap air matanya dan ikut bangkit dari duduknya
"Dimana rumahmu?" tanya sang gadis
"Komplek pyeong no 29"
"rumahku di komplek Monryu no 12. Sebelah komplek mu. Ayo pulang"Mereka berjalan beriringan menyusuri ilalang yang tumbuh lebat disana.
"Kau tidak takut? disini gelap sekali" ucap anak lelaki
Sang gadis menggeleng."Tidak" ucapnya santai
"Bagaimana kalau ada yang menculikmu?"
"Aku tidak takut, aku bawa alat penyetrum"
"Benarkah?"
"He-em"
Hening kembali
10 menit kemudian, mereka sampai di depan kediaman si anak lelaki.
"Hei, ini rumahku. Sampai bertemu lagi."
Sang gadis mengangguk dan berjalan memutar arah.Merasa ada sesuatu yang terlupakan, Anak lelaki itu berteriak.
"Hei! siapa namamu!"
Sang gadis berbalik dan melihat si anak lelaki yang masih berdiri di posisinya. Ia berjalan kembali mendekati sang anak lelaki.
Sang gadis mengulurkan tangannya.
"Choi Yoojung imnida"
Sang anak lelaki tersenyum.
"Park Jihoon imnida"
ToBeContinued
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Korea The Series : School Lies [Jihoon x Yoojung]
FanfictionAwas baper. Ini fanfiction. Bagi yang gasuka tolong jangan dibaca.