Ini Aku

214 10 1
                                    

Aku sedang dimana?

Sekarang aku sedang berada di kelas 8 SMP sedang melihat semua temanku berkumpul membentuk sebuah anggota geng rumpi untuk bersuka ria.

Mereka terlihat senang. Ada yang sedang tertawa, bercanda, berlari-larian kesana kemari, membicarakan atau menstalker sosmed lawan jenisnya yang sedang ia sukai, bermain games, merumpi, YouTube-an, membahas idolanya, membahas film yang kemarin mereka tonton, atau yang akan mereka tonton, bahkan ada yang sibuk melamun sendiri, makan bersama, bahkan sampai-sampai ada yang tukeran makan. Dan yang terakhir aku melihat hal yang paling aku tidak suka yaitu berpacaran.

Kalian sudah bertanya aku sedang dimana, dan kalian kini bertanya aku sedang apa?

Aku sedang melihat cara mereka bahagia tanpa ada aku lagi.

Dan kini kalian bertanya aku sedang dengan siapa?

Aku sedang dengan buku baruku yang sempat kemarin aku beli.

Membaca buku adalah caraku untuk bahagia. Bahagia untuk sekarang, dan bahagia untuk masa depan yang cemerlang. Membaca buku tidak hanya membuat kita pandai, tetapi membaca buku dapat membuat kita senang. Senang karna apa? Senang karna aku sekarang sedang membaca sebuah novel yang menceritakan sebuah kisah percintaan.

Aku lebih suka membaca Novel percintaan jika sedang kesepian saja. Tetapi aku juga tidak lupa untuk membaca buku pelajaran setiap hari.

Mengapa aku lebih suka membaca novel percintaan? Karna seperti yang sudah aku bilang, aku bahagia dengan caraku ini. Karna aku sudah banyak merasakan cinta monyet di masalaluku.

Aku tidak ingin merasakan cinta-cintaan lagi dengan lawan jenisku yang membuat namaku ini menjadi murahan. Karna, sekarang aku lebih baik cinta dengan Mama, Papa, Kakak, Adik dan juga sebuah buku.

Aku mulai pertama kalinya berpacaran pada saat kelas 5 SD dengan usiaku yang terbilang sangat muda. Tidak berlangsung lama, 1 bulan kemudian aku putus. Tetapi setelah itu nyambung kembali, tapi putus lagi. Entah sudah berapa kali aku putus dengan Geraldo hingga naik kelas 6.

Kelas 6 ? Aku harus menyiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang SMP yang tinggi. Semenjak aku berpacaran dengan Geraldo, aku menjadi malas untuk membuka buku hingga kenaikan kelas kemarin aku berada di peringkat 5 besar.

Papaku yang melihat aku menjadi malas belajar memutuskan untuk mendaftarkanku di sebuah tempat Bimbingan Belajar.

Di situlah kebodohanku dimulai. Baru 2 minggu aku mulai, aku sudah mendapatkan pacar. Aku terbilang sangat cantik, dan menggemaskan. Siapa juga yang tidak bakal tertarik denganku?

Tidak berlangsung lama, hubunganku renggang. Lalu aku berpacaran dengan orang lain. Seperti itulah aku dulu, si Pengoleksi Mantan. Tidak usah kalian garis bawahi bahwa aku ini Pengoleksi Mantan, karna aku sudah menggarisinya.

Entah kelas 6 aku ini memiliki mantan berapa, hingga tidak terhitung jumlahnya.

Berpacaran? Hanya untuk membuatku senang sementara dan membuatku bodoh selamanya. Iya tidak? Iya.

Mengapa bisa membuatku bodoh? Bisa, karna semenjak itu aku selalu berangkat ke sebuah tempat Bimbingan Belajar setiap hari untuk apa? Belajar? Bukan untuk belajar, melainkan untuk berpacaran. Padahal jadwalku hanya untuk 3 hari. Selasa, Rabu, dan Kamis.

Ujian Nasional dimulai, disitulah aku menyesalinya mengapa aku tidak serius dalam mengerjakannya?

Sampingku saat ujian adalah pacarku. Dan aku sibuk untuk menatapnya, bukan untuk mengerjakannya.

Aku menjadi sombong karna aku kira aku telah menjawab soal Ujian Nasional dengan benar. Karna aku selalu berada di tingkat 3 besar, dan aku adalah anak dari Dosen. Kata banyak orang sih kalo anak dari dosen itu pintar-pintar. Emang sih iya, kakakku selalu ranking 1 di sekolahnya hingga lulus SMA, dan kini ia telah memasuki University di Amerika dengan bantuan beasiswa dari pemerintah karna kepintarannya. Dan Adikku? Jangan tanyakan, menurutku Adikku dengan aku, pintar Adikku. hahaha, oke kembali ke topik.

Aku kira aku akan selamanya menjadi pintar dalam belajar selama satu sekali. Ternyata tidak.

Aku melihat jumlah nilai ku dari 3 mata pelajaran. BAHASA INDONESIA, IPA, dan MATEMATIKA. Nilaiku menurun, peringkatku mengenaskan.

Peringkatku berada di 15 besar, dengan jumlah nilai 26,85.

Aku telah mematahkan hati kedua orang tuaku untuk menyekolahkanku di SMP terbaik se-Yogyakarta.

Tetapi aku hanya menyesalinya sementara. Karna baru satu hari aku bersekolah di SMP, aku sudah menyukai lelaki bertubuh jangkung si ketua Osis.

Tetapi aku tidak berpacaran dengannya, aku berpacaran dengan orang lain. Hingga sama seperti SD dulu, mungkin sekitar 1 minggu aku telah berganti pacar.

Kenaikan kelas 2 aku berada di peringkat 5 besar. Itu dengan belajar mengulang dari awal kelas 7, karna setiap pelajaran akan dimulai, aku akan sibuk memikirkan pacar-pacarku.

Aku menjadi pusing karna selalu memikirkan cowok-cowokku. Dan aku telah membuat kesalahan di kelas 7 yang membuat nama baikku ini menjadi murahan. Dan teman-temanku, bahkan teman terbaik ku pun menjadi menjauh. Tetapi ada beberapa yang masih berbaik hati denganku.

Saat itu aku menjadi sangat malu, dan memutuskan untuk kedepannya aku tidak akan mempunyai pacar dan lebih fokus untuk kedepan yang lebih baik.

Aku mencari-cari untuk kebahagianku. Dan semester 2 aku telah mendapatkan kebahagiaanku setelah dikenalkan sebuah kisah percintaan yang sangat aku sukai walau hanya dari sebuah cerita fiksi oleh temanku.

Aku memiliki teman lama dari TK,SD,SMP kita selalu bersama walau tidak pernah seakrab sekarang.

Dia menyukai hal-hal yang berbau Korea seperti Drama Korea, Boyband/Girlband Korea, Lagu korea dan lain-lain. Aku sempat mencoba untuk menyukai hal-hal yang berbau Korea seperti saran dari temanku, Soffi. Tetapi aku tidak terlalu menyukainya.

Lalu Soffi juga menyukai hal-hal yang berbau novel percintaan, film percintaan, lagu percintaan, yang sedang kekinian dia selalu tau.

Aku mencobanya satu-satu, dan aku menyukai novel,film,lagu percintaan.

Aku selalu menyalakan musik, menonton film atau membaca novel saat aku kesepian.

Sebenarnya aku tidak kesepian. Hanya saja aku merasa bahwa aku kesepian karna aku yang selalu menyendiri. AKU YANG SELALU MENYENDIRI!

Kini aku tidak terlalu menyukai hal-hal yang berbau keramaian. Dimana ada keramaian, disitulah aku mendadak ingin pergi menjauh ketempat yang sunyi.

Aku lebih suka dengan suara  keramaian hujan dari pada keramaian kehidupan.

Keluargaku tidak terlalu monoton, keluarga Asik. Keluargaku selalu menyempatkan sebulan mungkin bisa sampai 4 kali liburan jalan-jalan keluar rumah.

Tetapi aku tidak terlalu menyukainya.

Aku lebih suka duduk sendiri di ayunan yang berada di belakang rumah yang tepatnya di dekat kolam renang.

Dan aku suka hujan, karna bisa membuat hati dan perasaan menjadi tenang. Iya tidak? Iya.

Inilah aku, yang suka menyendiri ditemani oleh sebuah musik yang mengalun dan sebuah buku-buku tebal dengan kisah percintaan.

***

Gimana nih ceritanya?
Menurut kalian agak gimana?
Kurang gimana?
Harus di tambah bumbu lagi?
Kira-kira harus di tambah bumbu apa ya?

M

aklumin yaa, masih permulaan. Harus pemanasan dulu heuheuheu

Cerita ini beda dari karya-karya Filzahhw dari yang lain.
Author sedang mencobanya.

Semoga kalian menyukainya💙

Salam, Filzahhw

🎉 Kamu telah selesai membaca Kebahagiaanku ada di sebuah buku cerita fiksi 🎉
Kebahagiaanku ada di sebuah buku cerita fiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang