Akhir Januari 2008.
Bel sekolah berbunyi dua kali, disusul suara wanita yang tak pernah ada capek-capeknya mengatakan : 'Saatnya istirahat'.
Suasana kelasku (kelas XII IPA 2) pagi itu ibarat pasar tradisional yang penuh dengan ibu-ibu ketika sedang tawar-menawar harga. Suara ricuh memenuhi seluruh penjuru ruangan. Ada-ada saja yang dilakukan teman-teman sekelasku. Ada yang memutar lagu dari HP Symbian yang saat itu memang sedang keren-kerennya, ada yang lagi asyik ngerumpi tentang drama Korea, ada yang ngobrol sampai teriak-teriak karena terlalu mendramalisir, ada yang tiduran, ada yang main game, ada yang langsung keluar dari kelas dengan tujuan mereka masing-masing, ada juga yang masih belajar tapi langsung diganggu oleh yang teriak-teriak tadi. Pokoknya macam-macam.
Perlu untuk diketahui, aku dan ketiga sahabatku bukanlah makhluk kekanak-kanakan seperti siswa lainnya. Kami sadar betul, di usia kami sekarang, kami harus bisa bersikap lebih dewasa dan berpikir jauh ke depan. Maka, apa yang kami lakukan sangatlah berbeda dari mereka. Kami menempatkan empat buah kursi di sekeliling mejaku yang berada di pojok kanan belakang dekat jendela (ngomong-ngomong, sekolah kami menggunakan sistem satu meja satu kursi), menaruh tumpukan benda persegi di atas meja, lalu duduk dengan posisi tegap dan serius untuk : Bermain kartu remi.
PLAKKK!!!!!
Bunyi kartu king hati yang aku banting dengan mantap.
"WEDUS!!! (KAMBING!!!)," seru Adit lantang, yang kemudian mengambil satu-per-satu kartu dari tumpukan karena tidak punya kartu hati di tangan. "Udah sebanyak ini masih belum dapat juga??"
Perkenalkan, Adit Prasetyo, biasa aku panggil dengan nama Adit.
Cowok jangkung bermata empat (berkacamata) ini disebut-sebut sebagai cowok paling berpengaruh di sekolah. Bahkan sampai masuk ke dalam jajaran 'The Most Wanted', terutama oleh siswa cowok. Kenapa bisa begitu? Karena cowok jangkung berkacamata tebal ini dikenal sebagai bandar 'video pengundang syahwat'.
Ya. Bokep.
Hampir semua video terbaru dia punya. Mulai dari versi Jepang, sampai versi Amerika. Dari yang semi, sampai yang blak-blak-an. Dan semua itu tersimpan rapi di dalam folder komputernya yang dia beri nama : Titipan Arya.
Jadi kalau nanti ketahuan oleh orang tuanya, akulah yang bakal dia jadikan sebagai tersangka utama. Kampret.
Berkat koleksinya itulah, banyak siswa cowok yang sering mencari dia dengan membawa flashdisk atau sekedar melakukan transaksi lewat bluetooth dari HP mereka. Tentunya untuk meminta copy-an video laknat itu.
Tempat duduknya bandar bokep ini berada tepat di depanku, dan satu hal lagi tentangnya : Mulut Adit sekotor otaknya.
"Hahahahaha!" Tawa lantang Miko semakin mempergaduh suasana kelas. "Pantesan! Kartu aja gak mau ngasih kamu hati, apalagi cewek," lanjutnya yang kemudian melahap habis roti isi pisangnya.
"Rasah cangkeman koe, Mik! (Gak usah banyak mulut kamu, Mik!)," sahut Adit kesal.
Albi Jatmiko. Biasa dipanggil Miko. Dia selalu menolak kalau dipanggil Albi, apalagi Bejat. Hehe.
Banyak yang bilang, cowok berjenggot tipis yang satu ini badannya berbentuk perut semua. Meski kenyataannya tidak segendut itu sih. Tapi jika dibandingkan dengan siswa lain di kelas, tubuh Miko memang terbilang yang paling lebar.
Sering kali Miko membawa camilan ke dalam kelas. Mulai dari camilan kelas ringan seperti kuaci, hingga kelas berat seperti sego kucing (nasi kucing). Karena bagi dia, nasi kalau belum sepiring penuh, masih bisa disebut camilan.
Laci meja cowok pemakan segala ini tidak pernah sepi dari sampah bungkus makanan. Dia memang 'Gorila' rakus yang suka memakan makanan apapun dihadapannya, tapi malas untuk membuang bungkus sampahnya. Tempat duduk Miko berada di sebelah kiri Adit.
Oh iya. Soal julukan Gorila ini sudah aku berikan padanya selang beberapa detik sejak awal perkenalan kami. Bukan tanpa sebab aku menjulukinya begitu. Selain karena kebetulan waktu itu Miko sedang memakan roti isi pisang, kesan pertama muncul ketika aku melihat lengan dan kakinya. Saking lebatnya rambut yang tumbuh, kalau ada semut yang berjalan di sana, pasti merasa kalau dia sedang berada di Hutan Amazon.
"Akhirnya!! NYOH!!! (NIH!!!)," Adit membanting kartu sembilan hati yang akhirnya dia dapatkan. Tentunya dengan sejumlah kartu yang sudah menumpuk di tangan.
Tiga putaran pun berlalu.
"Dari tadi ngapain senyum-senyum terus, Leng?" tanya Adit tiba-tiba pada cowok yang tidak terlalu banyak berkomentar selama permainan berlangsung.
Di antara kami berempat, cowok ini memang terbilang yang paling sok gaul, atau istilah umumnya, alay. Namun demikian, dia juga terbilang yang paling alim (dalam standar kami tentunya). Namanya Ridwan Nur Fauzy. Cowok berwajah bulat karena pipi tembemnya.
Sejak awal masuk SMA, entah disengaja atau tidak, tas ransel yang dia pakai selalu berukuran besar. Dan kalau diperhatikan dari belakang saat berjalan, sangat mirip dengan seekor kura-kura. Karena itulah aku, Adit, dan Miko, sepakat untuk menjulukinya 'Poleng'.
Lalu, apa hubungannya Poleng sama kura-kura? Itu karena di daerah tempat tinggal Ridwan, ada sebuah legenda tentang kura-kura yang hidup di dalam kolam air tawar di bawah pohon beringin tua. Dan kura-kura itu bernama Ki Poleng.
Ironisnya, setiap kali memasuki waktu Dzuhur, Ridwan-lah orang pertama yang segera berlari menuju masjid untuk sholat berjamaah di sekolah. Tapi setiap kali Adit punya koleksi 'video' baru, dia jugalah orang pertama yang tak sabar ingin segera menonton.
Bisa dibilang, amal ibadah Ridwan berbanding lurus dengan dosa yang dia perbuat.
"Hahahaha. Sorry, Bro. Kayaknya kali ini giliran kalian bertiga yang harus nraktir aku makan siang," katanya ketus sambil menaruh pelan satu-satunya kartu di tangan. Kartu tujuh sekop yang telah mengakhiri permainan bernama 'Minuman' ini. "Aku menang!"
"Poleng anjrit!" Adit sewot. "Pantesan dari tadi senyum terus!" lalu membanting semua kartunya di atas meja. Kesal karena dia kalah.
Seperti yang sudah aku bilang diawal, mereka bertiga ini adalah teman-temanku yang telah bermetamorfosa. Merekaadalah sahabat karibku. Si Trio Kampret yang tidak kenal lagi kata sungkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Bunga
RomanceDeskripsi? Harus nih? Ya udah deh, daripada bingung dan otak terbakar sia-sia hanya untuk membuat deskripsi cerita, maka singkat saja ya? Intinya sih, ini novel yang memuat tentang kisah hidupku. 'Emangnya lo siapa?' Waduh... gimana ya? Emang cu...