mata

3 0 0
                                    

Lihat baik-baik,

Sesaat kamu menemuinya, lihat baik-baik.

Apakah alisnya sedikit turun?
Apakah mulutnya terbuka?
Apakah matanya terbuka lebar? Apakah kamu tahu seberapa dalam mata?
Apakah kamu tahu berapa juta perasaan tersembunyi dibaliknya?

"Aku aja enggak."

Perhatikan, apa yang kamu lihat tadi? Iya, mata. Untukku, mata itu berwarna abu-abu kebiruan, dengan bulu mata pendek, dan alis yang tebal.

-

Dia berbincang dengan beberapa temannya seperti biasa. Ekspresinya sempat menyita mataku. Dia tertawa-tawa dengan serunya obrolan, tetapi tidak keras.

Tak sadar aku menatapnya terlalu lama, well- sebatas orang yang tidak terlalu dekat dengannya.

Oh, dia ngarah kesini.

Mataku langsung mengarah ke area lain, mana-pun selain ke dia.

Ditengah keramaian, dia terhenti dan matanya ter-target hanya kepadaku.

Mata kami bertemu.

• • •

3 detik, 3 detik yang terasa sunyi, padahal sangat ramai.

Rasa ingin tahu?
Menunggu reaksi?
Keinginan berbicara?

Mulutku tertutup rapat. Sekarang, hanya mata yang ingin mengatakan sesuatu.

. . .

Tapi, gelembung itu akhirnya pecah.

Dia tersenyum manis
-

Soft.

Eyy, nice to see ya;)
Semoga jelas pesan cerita ini,
Kalau engggak- semoga bisa relate aja, oke?
Makasih🌸

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 13, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ArtiWhere stories live. Discover now