MENUNGGU

27 4 1
                                    

         di pinggir sebuah kolam ada seorang lelaki parubaya masih diam membisu. Hanya sesekali tangannya bergerak mengulang gerakan yang sama seperti sebelum2nya.
Aku masih disi, lamunanku kadang kebapak tukang pancing itu, namun lebih sering mataku memandang kearah yang bersebelahan dengan tepian aspal ini. Kearah keramayan orang yang saling menyoraki sebuah nama yang mereka bangga2kan.
         Aku adalah seorang penjaga, awalnya saya bekerja tidak ada hubungannya dengan dunia kekerasan, karna dahulunya aku seorang penulis yang ceritanya selalu tidak bermutu bila sampai di percetakan, namun karna kegigihanku dalam menulis, ahirnya aku berhenti untuk menulis dan memulai hidup baruku dengan latihan2 beladiri, walau ilmu beladiriku sudah bisa dibilang pas-pas san, namun untuk pekerjaan penjagaan yang aku lakukan saat ini, memang butuh waktu yang teratur dan memang menghabiskan waktu berhari2 untuk selalu berlatih ilmu2 penjagaan dan sedikit-sedikit boleh juga ilmu2 beladiri yang mengandung mistik.
            Di kotaku saat ini, dunia intertan sudah jadi mata pencarian bagi sebagian besar masarakatnya, ada yang berprofesi sebagai artis layar lebar, pembawa acara, artis sinetron, dan selebihnya belerja dibalik layar, dan pengawal seorang artis itu susah-susah gampang, tergantung seperti apa bos anda tersebut di mata penggemarnya, asal jangan artis yang penggemarnya berkecimpung didunia pembantayan sapi2 dirumah potong, karna itu sangat2 merepotkan.. 😱😱😱
            Artis yang meminta tanda tangan ku untuk kontrak kerja saat ini, dia memang wanita yang baik, tampak sopan dan rendah hati pada semua lensa2 kaca perekam, matanya mengeluarkan air mata, wajahnya  pandai mengontrol bentuk kesakitan dalam kesedihan, para penggemar ikut menangis melihatnya, nama artis cantik itu Sia. Nama panjangnya Antah Sia-Sia. 😂😂😂😂 kalo anda punya nama lain bolehlah di komen. Biar saya ganti. 😃😃😃😁😁😁😊😊😊😷😷😷😷
             Aku mulai dari mana mengenalnya? aku tak tau harus mulai dari mana menggingatnya, mungkin saya akan coba menerangkannya tentang Menunggu. OK

Menunggu

H

idup ini identik dengan lamunan, lamunan yang memenjarai pikiran berminggu-minggu, kenangan yang membosankan karna pilihan yang juga belum terputuskan, teman aku butuh teman, namun saat ini tiada orang selain aku dan buku lipat ini, aku masih disini terkurung kelamnya hutan belantara, sisi kiri dan kanan hanyalah pemandangan yang sangat mencekam, baik itu siang hari apalagi malam hari, saya rasa saya sudah 3 hari didalam hutan ini, awal dari tujuanku masuk kedalam hutan ini sama dengan beberapa orang yang ingin mengenal waktu yang pernah dinikmati oleh orang-orang terdahulu dimasa yang lampau di tempat ini, yang sekarang tempat itu sudah terlihat seperti hutan belantara, namun jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda mungkin saja tempai ini terlihat seperti istana besar yang terkubur terlalu lama.

             Sebelum masuk dalam hutan ini, tentu saja mesti membayar di pintu masuk, dan melewati terowongan panjang yang terang oleh kilawan cahaya lampu, di ujung trowongan bakal banyak orang, disana banyak orang menghabiskan waktu untuk bersantai, ada banyak taman-taman rumput dan mainan air juga ada disana. Namun lebih banyak orang hanya pergi bersantai kesebuah kolam air yang besar disana, namun tujuanku tidak seperti mereka yang terlihat ceria dan mungkin bahagia disana. Atau mungkin karna mereka tidak tau 5 kilometer dari tempat pemandian tepi hutan itu ada begitu banyak tumpukan EMAS disana, atau mungkin karna mereka tidak bisa membaca hingga mereka tidak mengetahui, atau kekayaan mereka sudah melimpah-limpah, padahal saya lihat mereka mesti bangun pagi dan berkeringat hingga sore dalam bekerja hingga bisa mencukupi kebutuhan makan dan minum mereka, namun mereka yang mengetahui tidak bisa berbuat banyak seperti keadaan ku saat ini, karna aku masih terjebak dalam pikiran hitam dan putih, susah mengutarakannya memang.

               Di lamunanku, aku masih marah kepada mereka, harusnya mereka bukan generasi-generasi yang menyusahkan bagi generasi dibawah mereka, bagi ke 6 pemimpin yang sudah mengacaukan tujuan dari kemerdekaan bangsa ini. Dan aku masih teramat marah pada sarjana-sarjana bodoh yang diwisuda oleh dosen-dosen yang teramat tolol. Harusnya sebuah negara yang memiliki cerita panjang yang kelam akan penjajahan yang didalam penjajahan tersebut ada penindasan, ada penganiayaan, pembunuhan, penghianatan untuk para pejuang kemerdekaan. Namun sekarang para penghianat tersebutlah yang banyak berkoar bahwa negara ini merdeka berkat nenek moyang mereka.
             Karna pendidikan yang banyak menutupi kenyataan. Bahwasanya soal ujian mereka hanya menanyakan *berapa tahun negara ini di jajah?* maka orang-orang bodoh hanya akan mencari angka. Seperti mereka tidak diperbolehkan meneliti lebih lanjut tentang sesaknya rasa sakit dari segala macam luka dari segala macam benda tumpul yang sudah menghatam seluruh tubuh mereka. Mereka buat saya sungguh masih mengetarkan darah dalam nadi ini. Bagai mana dengan mu?

               Seperti yang sudah saya utarakan diatas saya menyusuri hutan ini untuk mencari Emas, tapi saat ini saya bukan mencari bongkahan emas yang besar, karna saya sudah pernah kesana, saya cukup melalui terowongan bawahtanah yang dalam, cari saja terowongan itu, para peneliti-peneliti yang tangguh dan otaknya baru-baru bisa berfunggsi untuk berpikir lewat bermacam teori yang mereka punya, mereka mesti menyelesaikan teka-teki yang sulit teramat sulit hingga baru bisa berpelukan dengan bongkahan besar permata kuning yang tidak bisa berkarat, sebenarnya teka-teki itu mudah hanya saja bahasa yang digunakan adalah bahasa kuno yang terukir seperti lukisan diatas batu, dan ada sebuah emas teronggok seperti matahari di dalam lukisan itu. Dan matahari dari emas itu di apit oleh sepasang mata, dan dibawahnya ada 2 gunung atau bukit yang memiliki tinggi yang sama. Kira-kira lukisannya seperti itu. Pada paham aja OK. 😄
            Sudah lupakan saja bongkahan batu kuning besar itu, buat apa juga emas sebesar itu jika anda takkan bisa membawa semuanya, emas yang boleh anda bawa keluar dari dalam hutan ini hanya sedikit karna "sabinjek" bisa dimakan deknyo "saganggam" kajadi Abu. (Bahasa minang).
              Pada ngak pahamkan, penjelasannya kayak gini, "secukupnya saja maka itu tidak menyusahkan bagi mu, karna jita berlebih dari mu itu bakal menyusahkan" contoh orng yang pernah membawa emas lebih dari kebutuhannya dari hutan ini, maka anggota tubuhnya akan bertambah dari tubuh normalnya" namun umumnya para peneliti sudah tau maksutnya. Jika kosa kata itu bermaksut menjaga agar tetap terjaga hutan kuburan emas ini. Dan saya hanya ikut tertawa mengartikannya.
                Sia, saya semakin dekat untuk bisa menceritakannya, karna saai ini saya sudah semakin jauh pada waktu pertamakali saya masuk kedalam hutan ini, saat ini hanya 2 kali dalam 3 bulan, dan itu berlangsung mungkin 3 tahun yang lalu, bukan karna jauh dari rumah, dan saya masuk kedalam hutan ini sekarang lebih tertarik pada emas bermotif seperti tulisan-tulisan, yang sekarang rasanya saya sudah cukup mampu untuk bisa paham dan bisa menceritakan isi dari tulisan-tulisan itu kepada anda yang mau baca tulisan ini.

Menunggu

3 menara berdiri kokoh
Ukuran diantaranya akan tampak berbeda
Namun akan tampak penyatuan diantara ke3nya
Jika matamu bisa merenugkan sambil terus menatap ke3 puncaknya

Coba lamunanmu semakin dalam akan ke3nya
Kau bisa memisahkannya dengan mudah?
Dan anak-anak ku pilihla salah 1
Pilihlah yang membuat kau bangga didalamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

menungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang