Lost!

16 3 4
                                    

"Seenggaknya kita impas. Sama-sama kehilangan hal tersayang."

Aru.

-----

Weekend, hari kebanggan bagi sebagian umat di dunia. Dimana waktu terasa lebih lama dari biasanya bagi Aaron, memandang langit indah yang biru sambil berlari, menjelajahi berbagai kedai makanan, meresapi video kesayanganya dengan ditemani sekotak tisu dan macam-macam soda.

Namun, semenjak pendidikan Sekolah Menengah Ke Atas memasuki kehidupanya, ditambah kepubertasan Ivor-tetangganya yang dulu pendiam-membuat hari indah Aaron lebur. Bahkan dalam sebulan ia hanya bisa bersantai dengan kebiasaanya itu sebanyak satu kali, tetapi untuk menambah seri video kesayanganya itu bisa dilakukan di rumah Ivor selagi mereka belajar, seperti saat ini.

"Jadi, kuncinya lo kudu baca bukunya, Aaron," Ivor mengacak rambutnya gemas melihat Aaron yang hanya diam menunggu perintah selanjutnya.

Oke. Aaron mulai membaca sekilas, "gak ada."

"Bangsul, gimana mau ada, kalo lo bacanya kayak gitu," merasa kesal, akhirnya Ivor membuka buku matematikanya, "bodo amat ya, lo mau nemu apa kagak, gue mau ngerjain peer. Ngurusin lo, sama aja kayak mintak Lee Jong Suk nikahin gue, susah."

Aaron mendengus, "iya, iya, gue baca nih."

Langkah Aaron membawa dirinya tepat di depan laptop milik Ivor dengan buku di tanganya, tanganya menggerakkan kursor untuk menggeledah isi laptop Ivor. Sedangkan tanganya yang kiri mecoba menutupi kegiatan tangan kananya dengan buku yang seolah-olah dia baca.

"Ah, nemu!"

Ivor mendengar itu tersenyum kecil, "gue bilang juga apa, makanya baca dulu."

Aaron mencibir, "halah, lo mah apaan, cuman nyuruh-nyuruh doang gak ada usaha."

"Serah lo, sono cepet salin," Ivor masih belum tau apa yang dimaksudkan Aaron, pikirnya agar Aaron nyaman membaca, ia berada di meja belajar, bukan karena laptopnya itu. Jadi Ivor kembali mengerjakan tugasnya.

Drama Korea<3

"Dih, drama beginian aja ampe dispesialin," tangan Aaron membuka folder yang sengaja ia cari di laptop Ivor, "anjer, tiga puluh, empat puluh delapan, enam puluh. Bhaks, matanya apa kagak karatan ya?"

"Ngomongin apaan lo?"

Aaron menoleh, Ivor sudah selesai dengan peernya, "buset, lo ngerjain apa nyeruput tuh tugas? Cepet amat."

Tumben. Iya, Aaron jarang sekali peduli dengan hal kecil seperti itu, seketika mata Ivor terbelalak melihat apa yang dibuka Aaron.

"Heh, lo mau ngapain?!" Ivor berteriak histeris.

Namun, langkah Ivor kalah cepat dengan gerakan Aaron yang menghapus file drama koreanya, "ups, keteken, sumpah gak senga-aduh!"

Tangan Ivor dengan beringas menjambak rambut Aaron dan yang satunya segera menuju recycle bin. Demi Tuhan, Ivor ingin menangis kali ini, drama yang dikumpulkanya selama hampir enam bulan hilang tak tersisa. Bahkan hampir setiap hari, ia rela tidur malam, meninggalkan makan malam, melupakan semua tugasnya hanya untuk drama yang diinginkanya, tetapi karena tangan ajaib bin jail milik Aaron ini merusak semuanya, Ivor menambah jambakan di rambut Aaron dan menulikan teriakan kesakitan pemilik rambut.

"Vor, ampun!"

"Eh, Alaysius, lo gak tau-"

"Nama gue Aloysius, dodol-aduh, sakit!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

✴ARONIOR✴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang