tiga

853 122 54
                                    

"MURID pindahan itu sudah menggila dengan Jung Haesoo. Mereka psycho." Oceh Lana menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak bisa mengatakan semua orang gila adalah psycho, Lana, ada perbedaannya." Ucapku sambil melirik Lana dan es kopinya lalu kembali mengerjakan tugas matematika milikku.

"Gila, kalau aku sedikit lebih cepat daripada Haesoo, Kim Taehyung bisa jadi milikku." Oceh Lana lagi.

"Kenapa Kim Taehyung kalau bisa mendapatkan Min Yoongi?" Celetukku.

Lana mengeluarkan tawaan angkuhnya. "No thanks. Aku sedang mengincar Jung Hoseok. Kembaran Haesoo."

"Sejak kapan Haesoo punya kembaran?"

Lana berdecak kepadaku dan menaruh es kopinya di mejaku, aku hampir memekik ketika air kopinya hampir jatuh di kertas tugasku tapi Lana memutar bola matanya sarkatis kepadaku. "Apa sih yang kau tahu tentang kehidupan sosial di sekolah?" Cemoohnya. "Tidak hanya narkotika dan pergaulan bebas yang memberikan dampak negatif, tapi matematika dan semua pelajaran juga memberikan dampak negatif."

"Apa sih, kau berlebihan."

"Aku tahu kau akselerasi, harus menyeimbangkan kekuatanmu dengan anak angkatanku tapi kalau kau terlalu menekan dirimu sendiri yang ada kau malah makin stress, tahu tidak?"

Aku menutup buku tugasku. "Aku bersosialisasi denganmu."

Lana mengeluarkan tiga jari miliknya di hadapanku lalu menunjuknya satu-satu. "Aku, Yoongo, dan kau. Ini kehidupan sosialmu. Aku dan Yoongo. Ini payah, Nara."

"Kemarin aku kerja kelompok dengan Stefan!"

"Kau tahu tidak beberapa kali Stefan meminta nomor ponselmu?"

Aku mengkerutkan dahiku. "Dia tidak pernah."

Lana menggeram kesal. "Kemarin saat janjian untuk kerja kelompok, dia bertanya 'bagaimana aku tahu kau disana?' Lalu kau dengan bodohnya, seperti biasanya, menjawab 'aku akan di sana, aku sering kesana.' "

"Itu bagaimana cara laki-laki minta nomor ponsel?" Aku ber-wow ria, wow. . . aneh.

"Itu! Namanya! Kode! Ah!" Lana mengambil gelas es kopi yang ia letakkan tadi, aku rasa dia kesal dengan sedotannya jadi dia membuang sedotannya asal dan membuka penutup gelasnya, meneguknya sampai habis, seperti orang minum alkohol. "Ah sial, aku butuh minum kalau menghadapimu."

"Lain kali aku siapkan satu galon untukmu."

"Si dongo Yoongo tidak pernah memberitahumu hal semacam ini memangnya hah? Kakak macam apasih dia?!"

Aku mengangkat bahuku. "Dia hanya memberitahuku yang tidak boleh dilakukan. Sisanya, jalanku sendiri." Balasku. "Aku memang butuh kakak perempuan, aku rasa kau cocok mengisi peran itu, ayo menikah dengan Yoongi."

"KORELASINYA! APA!"

Lana mengalami darah tinggi aku rasa.

Lana memegang kepalanya. "Aduh kepalaku, ingin meledak. Nanti kalau kau sampai rumah, bilang ke si dongo Yoongo untuk bertemu denganku."

■■■

Halo:(

Ini ada yang add ke library nya ga ya hehe, aku update masa

Mau cerita aja tentang cerita baru yang berhaluan bts, seperti biasa gengs, sebenarnya aku rencanain sesuatu yang besar dari cerita ini. CUMA! kayanya gabakal ke wujud lagi sih:(

Banyak plot yang harus di pikirin, cast nya juga. Terus aku blm dapet pencerahan gimana cerita ini akhirnya gimana.

Q : kok malah di lanjutin ?
Gatau. Pengen aja. Siapa tau jadi beneran, ehe.

Pokonya, jangan ngarep banget ya sama cerita ini! Aku sih lagi bikin baru lagi hehehe

Baca ya kalau udah post nanti! Aku mau fix in beberapa chapter sebelum di release nanti!

Spoiler : cerita hyungline, tebak deh yang mana keluarnya ; Seokjin, Yoongi, Namjoon, atau Hoseok lagi?

Ciao!

-juicyprincessa

blue sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang