Prolog

56 3 7
                                    

Apa kabar kamu? Tidur berapa jam hari ini? Aku dan Kota Hujan baik, semoga sama baiknya dengan kabarmu.

Hari-hariku masih sama, ditemani dengan rutinitasku yang betambah satu, yaitu melupakan rasa sakit, rutinitasku merindukanmu masih berjalan hingga kini. Entah aku yang terlalu lupa diri atau memang dirimu yang selalu pantas dirindukan? Sekali lagi, entahlah.

Bagaimana dengan kamu? Masih menjalani rutinitas yang menghabiskan waktumu itu? Atau sudah berani melangkah lebih jauh lagi? Apapun yang kamu lakukan, doaku masih sama, semoga kabarmu baik-baik saja.

Aku masih tidak percaya, kata terakhir darimu adalah selamat tinggal. Bahkan kata itu terlontar saat kita mengulang sebuah tanggal yang menyimpan banyak bahagia untukku.

Alasannya karena kamu lelah, lalu menyerah. Namun, mengapa malah aku yang merasa berjuang sendiri untuk kita? Tersirat darimu, ingin mengakhiri karena tidak ingin menyakiti lebih banyak. Padahal dengan mengakhirinya, itu lebih menyakitkan dari mungkin luka yang kamu berikan selama ini.

Perkara perpisahan, aku masih saja sering menghakimi diri yang tidak cukup untukmu. Namun, anggap saja ini sebagai hukuman bagi manusia yang tidak pernah sejalan meski memiliki satu tujuan.

Salam rindu juga dari teman-temanku, harusnya jika kamu sudah tidak denganku, tolong jangan menjaga jarak dengan mereka, bagaimanapun kamu telah singgah di hidupku yang salah satunya berisikan mereka.

Jangan lupa juga, hujan lebih sering mengguyur bulan ini, jangan pernah jauh dari hoodi-mu, pastikan selalu mencari hangat setelah terguyur hujan, tak apa, sekalipun dekapan hangat penggantiku.

*

Hallooo!!
Welkem~
Ya gt lah ya gamon suka melanda.

OuranóTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang