Bad Dream

34 4 5
                                    

Serapat apapun kita menyimpan sebuah rahasia, suatu saat hal itu akan muncul ke permukaan dengan sendirinya.



Sebuah cahaya itu menghampiriku semakin mendekat membuat mataku menyipit karenanya, jangan lupakan suara decitan rem yang ditarik kuat-kuat terdengar jelas di telingaku. Seketika, tubuhku terasa melayang dan brukkk.

Aku terbangun dengan napas yang memburu. Denging dalam telinga ini juga ikut menyusul bersama dengan sakit pada kepala belakangku. Kucoba mengingat kembali apa yang baru saja terjadi. Ternyata hanya mimpi,, tidak. Lebih tepatnya kecelakaan itu terulang kembali dalam mimpiku.

Aku membuang nafasku, berat rasanya. Sampai kapan pikiranku akan terkurung seperti ini. Sesaat aku hanya termenung hingga lama kelamaan aku terlelap kembali.

***

"Happy birthday..." Bisikan itu terdengar jelas di telinga Erza yang otomatis terbangun dari tidurnya. Samar-samar iya melihat cahaya dinyalakan dari pintu ujung kamar.

Cklek.. Lampu kamar hotel yang ditempati Ejra dan Erza menyala. Erza terlihat kebingungan dan mencerna apa yang baru saja dan akan terjadi. Cahaya yang dilihat Erza tadi ternyata berasal dari lilin di atas kue yang dipegang Ejra, dan ia pun meihat Papah membawa bungkusan. Tunggu,,, dimana Mamah? Erza berputar kebelakang dan betapa terkejutnya ia melihat Mamahnya berada tepat dibelakangnya.

"Astaga!! Mamah... Ngagetin aja deh." Erza mengelus dadanya sedangkan yang lain tertawa melihat ekspresnya.

"Happy birthday to you..." Ejra mulai melangkah dan menyanyikan lagu sakral itu disusul dengan suara Papah Mamahnya.

"Happy birthday to you. Happy birthday abang Erza. Happy birthday to you..."

"Buat permintaan dulu trus, tiup lilinnya." Kata Mamah.

Dengan cepat Erza memejamkan matanya lalu meniup lilin disusul dengan tepuk tangan seluruh orang yang berada di ruangan itu. Ruangan itu hanya berisi empat orang tetapi terasa sangat ramai dan hangat.

Dalam masa libur sekolah ini, keluarga mereka menyempatkan untuk pergi selama beberapa hari di luar kota guna menghilangkan penat sekaligus merayakan ulang tahun Erlando Rafaeyza Park atau yang sering dipanggil Erza.

"Sebelum kuenya dipotong, foto dulu ya.." Ejra langsung bergegas mengambil kameranya

"Eh, Pah. Memori kamera Ejra penuh nih, Ejra minjem laptop Papah dulu ya buat pindahin fotonya?" Tanya Ejra ketika mereka sedang asik berfoto.

"Oh iya, laptopnya ada di laci meja." Jawabnya dan Ejra berjalan menuju kamar yang ditempati orang tuanya.

Karena file yang dipindah bisa dikatakan banyak dan besar, butuh waktu cukup lama untuk memindahkannya. Merasa bosan, Ejra tertarik melihat dokumen Papahnya. Entah dorongan dari mana dia berani untuk melakukan hal itu. Semuanya tampak biasa saja sampai saat dia melihat nama folder yang tak asing dimatanya. Folder itu bertuliskan huruf hangeul berlafal Hwang Seo Jun.

"Hwang?.. Seo Jun?.. Kok namanya mirip gue? Tapi kenapa marganya Hwang?" Heran Ejra yang langsung membuka folder tersebut.

Ya, sebenarnya Papah mereka bernama Park Jun Kyu yang berasal dari Korea Selatan. Dan menurut garis keturunan, mereka mendapat marga Park di awal nama Korea mereka.

Why Must UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang