"Bukankah perpisahan merupakan bukti bahwa tidak ada cinta yang abadi?, Lalu mengapa kau menjanjikan untuk tetap tinggal?"
.
.
Perkenalkan nama gue Karenina. Teman-teman gue biasa manggil gue Karen karena mereka bilang Karenina terlalu panjang untuk dijadikan nama panggilan tetapi terlalu pendek untuk dijadikan nama panjang. Gue merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan umur gue baru 17 tahun. Umur yang masih baru-baru mengenal cinta. Tetapi, disaat yang lain baru mengenal apa itu cinta dan kasih sayang. Gue baru saja merasakan pedihnya perpisahan. Bukan perpisahan tapi lebih tepatnya ditinggalkan. 50 hari sudah setelah kepergian Dimas membuat gue merasakan ada sesuatu yang hilang dari diri gue, sesuatu yang pergi bersama dengannya. Tak berwujud tapi gue merasakan sakit yang takkan bisa terobati oleh obat-obat yang ada di Apotek.
Namun, gue tak ingin tenggelam dalam kesedihan yang akan membuat gue menderita sendiri dan mulai hari ini juga gue putuskan untuk melupakan Dimas serta semua kenangan yang pernah kita lalui. Mungkin dia tidak pernah mengucapkan kata "PUTUS" tapi gue menganggap kalau hubungan kita sudah berakhir. Saat dia menghilang tanpa kabar dan saat dia muncul lagi dengan jelas-jelas memamerkan pacar barunya di sosmed. Semua sudah cukup untuk dijadikan alasan untuk putus. Tak akan ada lagi kata "KITA" antara gue dan dia.
Betapa membosankan hari-hari gue setelah merelakan kepergian Dimas dan semuanya kembali seperti dulu, menjadi pendengar setia curhatan sahabat-sahabat gue yang menceritakan tentang pacar atau gebetan mereka. Arrgghh sungguh membosankan!
.
"KAREN....", Panggil seorang gadis dengan tubuh yang lebih tinggi dari gue.
"Apaan sih, Gi?", Jawab gue ketus kepada gadis yang baru saja membangunkan tidur nyenyak gue.
"Yaelahh Ren, lo gitu banget sih ngejawabnya", kata Gigi sambil senyum-senyum gak jelas.
"Lo sih sukanya ngagetin gue kalo lagi tidur gini", jawab gue masih dengan perasaan kesal.
"Iyaiya maaf, lo sih main tidur-tidur aja. Tidur itu di rumah sis bukannya disekolah, ntar kalo guru masuk lo bisa dihukum lagi. Emang lo udah ngapain sih tadi malam sampai tidur di kelas kayak gini? gue tau lo jomblo tapi jangan sampai tidur di kelas juga kali..", ejek Gigi
"Sialan lo.., Apa hubungannya sama kejombloan gue sih. Kayak lo kagak jomblo juga!", balas gue memojokkan Gigi.
"Iyaiya.. btw Ren, gue sama Dewa satu kelompok lohh buat tugas Geografi minggu depan. Gue seneng banget.." jelas Gigi dengan senyuman yang gak ada putus-putusnya.
"Masa sih lo satu kelompok sama si tiang listrik?, Terus gue satu kelompok sama siapa?", tanya gue sambil nengok-nengok ke papan tulis tempat daftar nama anggota kelompok yang ada di papan tulis.
"Lo satu kelompok juga sama gue, Ren." Jawab Gigi.
"Jadi gue satu kelompok sama lo dan tiang listrik?, Ettdahh..siap-siap deh gue bakalan dikacangin sama lo", kata gue gak terima. Tanpa merespon Gigi langsung pergi meninggalkan gue tanpa rasa bersalah karena telah merusak acara kencan gue sama Jungkook BTS di dunia mimpi. Gigi pergi setelah melihat Dewa keluar kelas. Anak itu memang kadang-kadang bikin gondok untung temen kalo bukan udah gue ngajakin ngopi.
.
Pukul 14:00 merupakan waktu untuk kembali ke rumah setelah 7 jam bermain-main dengan rumus yang mematikan. Saat gue baru aja bangkit dari duduk tempat duduk tiba-tiba sebuah bola basket mengenai kepala gue. Seketika semua teman yang ada di dalam kelas mematung karena lemparan bola basket itu. Gue nengok ke belakang sambil memegang bagian kepalak gue yang terkena bola basket dan ternyata orang yang melempar bola basket itu adalah si Tiang Listrik, lelaki yang menjadi gebetan sahabat gue, Gigi. Gue ngambil bola basket yang mengenai kepala gue dan langsung ngelemparnya kembali ke pemiliknya.
"Dasar Tiang Listrik!, Di sekolah ini sudah disediakan lapangan jadi jangan main bola basket di kelas. Dasar Tiang Listrik nyebelinn..", kata gue ke Dewa kesal.
"Lo yang nyebelin!. Udah pendek, nyebelin lagi", balasnya.
Gue heran kenapa Gigi bisa suka sama si Tiang Listrik yang nyebelin ini. Ya, Gue tau dia tampan, tinggi, kaya, anak basket, dan tentunya terkenal dikalangan para gadis di sekolah ini. Tapi dia itu orangnya nyebelin dan tidak peduli dengan keadaan orang lain dan sekalinya dia ngomong itu langsung nusuk ke relung hati terdalam. Aneh memang!.
Gue yang males ngeladenin si Tiang Listrik milih keluar kelas buat pulang karena berhubung perut gue yang udah gak bisa diajak komproni dan kalau gue ngeladenin si Tiang Listrik berdebat pasti besok pagi gue bakalan berbaring dirumah sakit karena penyakit magh gue kambuh.
.
.
.
.
"Ngapain sih kita kesini?, panas gila!. Mending kita di kelas nonton MV oppa-oppa ganteng", komplain Tere karena Gigi yang ngajak kita ke lapangan basket.
"Ya ampun Tere, Oppa yang satu ini juga gak kalah gantengnya sama oppa-oppa Korea itu.", kata Gigi sambil memerhatikan seseorang yang tengah bermain basket di lapangan sekolah.
"Ehh Ren, si Dewa badayy banget gak sih.." tanya Gigi. Belum sempat gue ngejawab si Tere langsung nyerocos "Percuma tamvan sis kalo doi-nya udah taken".
"Yaelahh yang udah nikah aja bisa bercerai apalagi yang masih pacaran" balas Gigi penuh tekad didalam setiap perkataannya.
"Please deh Gi..jangan bilang lo mau jadi PELAKOR. Gak elit banget sih lo.. Gue gak mau ya punya temen yang pelakor, kayak gak ada cowok lain aja..", itu Tere yang ngomong. Gigi menatap ke lapangan basket sejenak kemudian kembali ngehadap kearah gue dan Tere "Yahh gimana dong, pesonanya si Dewa udah ngebuat gue pengen ngemiliki dia..", ucap Gigi sambil cengingiran. Setelah mendengar ucapan Gigi, Tere kayak mau muntah sedangkan gue memilih untuk diam sambil menonton orang-orang yang sedang mengoper benda bundar kesana-kemari.
Kringgg...kringgg...kringg....
Suara bel sekolah yang menandakan berakhirnya waktu istirahat membuat gue, Tere dan Gigi menghentikan acara menonton pertandingan basket dilapangan dan bergegas menuju ke dalam kelas untuk kembali memeras otak.
.
.
.
.
.
.
.
Yaaaa....segitu dulu buat chap pertamanya...maafkeun diriku kalo misal ada kata-kata yang gak jelas...maklum masih belajar...tapi aku greget pengen ngepublish jadi yaaa ginii deh...
.
.
BTW JAN LUPA VOMMENT-NYAA...