Ch. 1 Gespita

377 48 16
                                    

Dahulu kala, sebelum android terkenal dan istilah anak micin merajalela, hiduplah seorang remaja tanggung bernama Yudha. Yudha adalah remaja yang sangat sederhana, dia suka makan nasi dan gemar makan tekwan, hobinya kalo nggak baca manga di warnet ya tidur-tiduran dirumah atau kalo lagi insyaf belajar buat ulangan.

Tapi Yudha punya kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat, yaitu menjalani latihan sebagai anggota 'Generasi Siswa Pecinta Alam' alias 'Gespita'. Gimana Yudha yang simple itu bisa masuk organisasi pecinta alam yang dijaman aborigin dulu terkenal kejam dan keras?

Well, ceritanya cukup panjang.

Kisah itu berawal dari hari ketiga masa orientasi SMA, ketika itu Yudha masih ada dikelas sementara sebelum masuk ke kelas beneran. Yudha tergolong sebagai makhluk pendiam di kelasnya, dan luar biasa pemalu dan bisa dikatakan dia rada alergi dengan perempuan. Kalo deket-deket sama cewek mukanya jadi merah, persis kayak udang rebus baru diangkat dari panci.

Maklum aja, dulunya Yudha sekolah di SMP agama, dimana kelas cewek dan cowok dipisah, jadi dia jarang berinteraksi sama cewek. Saking malunya sama cewek, kadang ia belanja ke warung pake acara umpet-umpetan biar gak ketemu lawan jenis. Tapi pas liat yang bening, langsung dah dia gak bisa ngedip.

"Adek-adek hari ini kita ada tamu nih!" Kak Siti ngasih pengumuman pake senyum ceria, "Ayo kakak-kakak masuk!"

Lalu barisan kakak tingkat pun masuk kedalam kelas, berjejer rapi dengan pakaian hitam putih, kayak orang mau magang di kantor. Yudha yang nggak begitu tertarik sama kakak-kakak itu cuma diem aja, melongo sambil dengerin Kak Siti.

"Jadi ini itu temen-temen kakak dari Paskibra, mereka mau milih dari adek-adek disini, kira-kira siapa yang cocok untuk jadi anggota Paskibra," Ucap Kak Siti, ngejelasin kehadiran para kakak tingkat yang tiba-tiba masuk dalam kelas itu.

Seorang cewek lalu maju dan mandangin setiap siswa baru yang ada dalem kelas. "Semuanya, berdiri!" Perintah si kakak tingkat itu setengah berteriak, nada-nadanya udah kayak tentara.

Tanpa basa-basi lagi, semua makhluk dalam kelas itu berdiri. Muka mereka masih culun-culun karena baru naek dari SMP. Rambut mereka juga masih pendek-pendek, karena baru dibotakin biar nggak dimarahin pengurus OSIS, kecuali yang cewek.

Si kakak tingkat itu lalu berkeliling kelas bersama dengan teman-teman nya yang berdiri tadi, menepuk pundak siswa-siswa terpilih lalu kembali berbaris didepan. "Kalian, yang tadi pundaknya ditepuk, ikut kami keluar!" Kakak tingkat itu ngasih perintah lagi.

SMA Cingereng adalah SMA negeri satu-satunya di kecamatan Cingereng, karena itu mereka selalu kebagian peran buat ngibarin bendera pas upacara Agustusan. Gegara itu, ekstrakulikuler Paskibra jadi prioritas sekolah, dan rekrutmen mereka selalu dilakukan diawal-awal sebelum ekstrakulikuler lain.

Yudha yang kebetulan punya tinggi badan 170cm itupun kepilih jadi anggota Paskibra, sekalipun sebenernya dia gak niat. Tapi karena takut sama senior-seniornya, Yudha cuma bisa nurut gitu aja.

Di hari itu juga, para remaja terpilih itu melakukan latihan baris-berbaris di lapangan sekolah. Ternyata bukan cuma kelas Yudha aja yang ikutan latihan, tapi manusia-manusia terpilih dari kelas lain juga ikut latihan bareng dia.

Tanpa banyak basa-basi, kakak yang tadi masuk ke kelas Yudha mulai ngambil komando, lalu membagi siswa-siswa baru itu kedalam beberapa kelompok. Kebetulan Yudha sekelompok sama Adi, temen sekelasnya pas SMP.

"Lah, kamu kepilih juga Di?" Tanya Yudha sama Adi yang Cuma bisa masang ekspresi kesel gara-gara harus nurutin permintaan kakak seniornya.

"Iya nih, padahal gue nggak bisa baris-berbaris! Kenapa mereka gak pilih orang yang niat aja gitu? Kan enteng ke kita?!" Protes Adi, dia emang dari dulu punya sikap pemberontak. "Eh kenalin dulu, ini temen SD gue!" Tiba-tiba dia ngenalin temen nya ke Yudha.

Belut KebonWhere stories live. Discover now