Prolog

198K 9.2K 488
                                    


Cara aku mendapatkanmu dengan cara kotor cukup menjadi rahasia.

***

Semakin malam, semakin ramai. Sebuah kafe yang diam-diam menjadi salah satu tempat judi terbaik. Sudah dua tahun Stiven tidak datang ke tempat ini. Tempat yang menjadi saksi masa lalunya bersama kekasih hati. Wanita yang meninggalkannya tanpa sebuah pesan. Dialah yang membuat Stiven tidak lagi menghargai perasaan wanita.

Seorang pelayan menghantarkan minuman keras. "Mandala, Duduk sini, Bro." Di lingkungan malam memang Stiven akrab dipanggil Mandala.

"Lama gak mampir. Pacar lo mana? Kalian udah nikah apa malah putus?"

Mata Stiven menatap tajam, rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal. Tidak ingin menimbulkan perseteruan pelayan itu pamit. Belum reda amarahnya, meja besar di sebelahnya bersorak ramai. Ada lima orang laki-laki bersama satu wanita yang tidak lagi muda. Keriput di wajahnya tidak bisa ditutupi dengan make up.

"Dua puluh juta."

"Gue berani lima puluh. Anjing, cantik banget. Tinggal dicopot kerudungnya."

Yang lain menimpali. "Anjing! Gue berani seratus juta."

Mendengar kata cantik dan kerudung Stiven menebak wanita itu melelang perempuan.

"Lima ratus juta," suara bariton membuat empat laki-laki megumpat. Tidak berani menawar harga lebih tinggi.
Kaki Stiven mendekati kerumunan.

"Ada yang berani menawar harga lebih tinggi? Masih perawan," tawarnya sedikit mabuk. Jari telunjuknya terus menggeser foto-foto cantik ... Stiven tahu dia. Yang ada di dalam foto adalah gadis yang dia jumpai di kebun bunga. Raina.

"Satu miliar," ucap Stiven datar penuh kemenangan. Pasti tidak ada yang berani memasang harga lebih tinggi.

Dalam hitungan ketiga tebakan pria itu benar. Semua hanya bisa mengutuk diri sendiri yang tidak lebih kaya darinya. Wanita itu langsung mengambil surat perjanjian, menyerahkan kepadanya untuk ditanda tangani. Resmi sudah perjanjian itu.

Stiven merasa konyol. Pasti gadis itu akan marah besar kalau tahu kejadian ini. Namun ada sedikit rasa ingin memiliki gadis itu.

***

Lafaz Cinta AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang