Eid Al-Fitr : With You

2.9K 219 13
                                    

Assalamu'alaikum. Edisi spesial ini dimulai dari couple With You :

Akmal Faiz Ardicandra
dan
Aliya Nuranindya

🍃🍃🍃

Aliya sesekali mengelus perutnya yang mulai membuncit disela kegiatan memasaknya.

"Kak Arkan, tolong jagain sebentar, ya. Bunda mau ke kamar mandi dulu."

"Baik, bun."

Putra bungsu Ardicandra yang satu itu memang bisa diandalkan dalam hal masak-memasak. Dari seluruh anak Akmal dan Aliya, Arkanlah yang menuruni bakat memasak sang bunda dengan sangat baik, bahkan jika dibandingkan dengan putri Ardicandra, Anan dan Anca.

Sedikit berlari ia menuju kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu yang sedari tadi bergejolak di perutnya.

"Bunda."

Aliya tersenyum tipis melihat putra sulungnya, Nabhan Faris, membantu memijat pelan tengkuknya.

Usai membersihkan muntahan sang bunda, Abhan membantu bundanya duduk di kasur dan menyodorkan gelas pada Aliya. "Minum air hangat, ya, bun."

"Terima kasih, sayang."

"Abang ke dapur lagi, ya. Bunda istirahat aja di kamar."

Aliya mengangguk dan membiarkan putra sulungnya kembali ke dapur.

Pada kehamilan anak mereka yang keenam, kondisi kesehatan Aliya jauh lebih lemah jika dibandingkan kehamilan anak-anaknya mulai dari Abhan hingga Anca.

Sedari awal Akmal sudah meminta istrinya untuk tidak usah ikut berpuasa. Namun Al mengupayakan untuk tetap mencoba berpuasa selama sepuluh hari pertama ramadhan. Barulah di hari kesebelasnya, saat itu ia benar-benar tidak kuat dan jatuh pingsan membuat Akmal panik dan melarang istrinya untuk tidak melanjutkan puasanya.

Bukankah islam memberikan keringanan kepada ibu hamil dan menyusui?

***

#flashback on

"Yang, kan sudah mas bilang kalau kamu lebih baik nggak usah puasa dulu. Kamu tau betapa khawatirnya mas saat abang nelpon supaya mas segera pulang?"

Dari nada bicaranya saja Aliya tahu bahwa suaminya benar-benar khawatir. Ditambah dengan dasi yang longgar dan rambutnya yang berantakan semakin memperjelas kekhawatiran Akmal saat itu.

Ya, perusahaan memang baru libur puasa dan lebaran di minggu ketiga ramadhan. Karena itulah Akmal masih bekerja saat Abhan menelponnya.

"Maaf, mas," cicit Al yang sudah siuman.

Kehidupan pernikahannya yang tidak terlalu berliku membuat ia jarang melihat suaminya marah atau bahkan membentak seperti tadi terhadapnya.

Akmal duduk di sebelah Aliya, menuntun tangan Al dan diletakkan pada dadanya.

Jantung Akmal yang berdetak kencang dapat dirasakan Al melalui tangannya membuat Al semakin merasa bersalah.

"Kamu tau, yang, jantung mas akan bereaksi seperti ini jika ada sesuatu yang tidak mas inginkan terjadi sama kamu."

Ia menghembuskan nafasnya kasar dan kembali menatap lamat wajah sang istri. "Apalagi ditambah ada anak kita, di sini. Di rahim kamu. Mas bener-bener kalut saat mendengar abang telfon, yang. Mas—,"

"Mas, maafin Al."

Bulir-bulir air mata mulai mengalir pada pipi istrinya. Sebelah tangannya yang bebas mengusap pelan punggung tangan Akmal.

Special Part of ArdicandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang