AwalFirst

100 3 2
                                    

Memandang ke arah sana, memperhatikan begitu sempurnanya ciptaan Tuhan yg satu ini, sungguh sayang untuk dilewatkan begitu saja, maka aku di sini di tempat strategisku biasanya untuk menghabiskan waktu senggangku yang bisa dibilang kelewat senggang, dalam artian singkat, gabut.

Look, wajahnya yang seperti pahatan yg sungguh sempurna, wajah yang begitu mempesona, sungguh, tak jarang setiap cewe akan selalu melihat ke arahnya kapanpun, dan dimanapun, walau hanya sekadar dalam keadaan diam sekalipun.

Salah satunya aku. Hehehe.

Tapi diam saja ya, jangan bilang siapa-siapa.


Sorak-sorak ramai mendamba dan meneriakkan namanya, dan si empu begitu tak perduli, hem, ralat, bukan tak perduli, hanya tak mau memperdulikan, jikalau dipedulikan, maka yg ada maka sungguh akan jadi cerita kisah panjang yg tak kunjung selesai.








"Ya, Kim Seokjin," panggil temannya.

Si empu yang dipanggilpun menengok ke arah suara itu, jangan tanya itu siapa,

dia juga merupakan cowo yang menarik sekali, membuat semua orang bergembira sepertinya adalah tujuan hidupnya, karena sekali kamu menyentuh teritorialnya, sungguh kamu tak akan bisa kembali, kamu akan terjerat ke dalam wajah tampan sekaligus sifatnya yg soft sekali kepada siapapun kamu, tak terkecuali,

ya seperti itulah yg banyak dikatakan orang.

Walau akupun sebenarnya tak tau apakah itu benar atau tidak.

"Ada apa, Kim Taehyung?" dengan nada yg sangat formal sekali seakan mengejek.






Ku lihat si pendatang itu datang, kemudian membawa pergi begitu saja pemandangan indah yang tengah dari tadi kunikmati, entah, dibawa kemana, aku tak begitu mendengar, karena yang ada sekarang mereka sedang rangkul-rangkulan dengan Taehyung yang berbisik ke Seokjin, dan kudapati tatapan kaget dari si penerima bisikan.

Fokus sekali ku menatapnya.

Berpikir ada apa?








"Mereka bukan gay kan?"

Kaget, tentu saja, tiba2 di sebelahku ada suara yang sebenarnya familiar untukku, temanku. Gelengan kepalaku menjadi jawaban pertanyaan dia.

"Serius, Park Minhee?"

Sungguh, ada apa dengan dia, seperti meragukanku saja. Tidak mungkin seseorang seperti dia itu seperti yang dipikirkannya.

"Tentu saja, tidak, Na Haneul," membalas dengan formalnya agar meyakinkan.

Penegasanku, menolak pernyataan dia. Sungguh ini orang. Hem..

"Baiklah, mari ke kelas, sudah waktunya," menarik tanganku dan pergi dari sini.




Thank you 😍😍.    

Love(?) SaranghaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang