Chapter 1 : Pengenalan

485 25 0
                                    

"Baiklah karena kalian adalah siswa baru di sekolah ini tentu nya kalian tidak tau siapa kami, bukan? Oke, jadi disini kami para anggota OSIS akan memperkenalkan diri masing-masing."

Maju lah laki-laki yang terlihat gagah dengan senyum yang sangat indah.
"Selamat pagi semua. Perkenalkan nama saya Muhammad Jean Reynand panggil saja Jean. Di OSIS saya menjabat menjadi ketua OSIS. Salam kenal semua!" sapaan itu pun dibalas dengan baik oleh semua siswa. Setelah itu microphone yang tadi dipegang oleh Jean, ia serahkan ke perempuan disampingnya.

Ya, aura dingin telah semua orang rasakan. Bagaimana tidak? Perempuan itu hanya menunjukan muka datar nya sejak murid baru ini masuk.
"Pagi semua. Perkenalkan namaku Attaya Stefelly panggil aja Attaya. Sekian." Siswa baru itu sekarang hanya menatap Attaya dengan heran.
"Ah aku lupa, aku bawahan ketua gak usah bingung lagi." Siswa baru itu pun hanya mengangguk paham.

Setelah itu microphone itu berpindah tempat ke perempuan disamping Attaya. Berbeda dengan Attaya, perempuan ini sangat terlihat ceria.
"Selamat pagi semua! Perkenalkan namaki Nitania Jeara panggil aja Nita. Di OSIS aku menjabat sebagai bendahara. Jangan sungkan untuk berkenalan dengan ku!"
Perbedaan yang sangat jauh. Itu yang dipikirkan oleh sebagian dari siswa baru.

"Selamat pagi! Perkenalkan nama saya Diandra Joana kalian bisa panggil saya Dian. Saya di OSIS sebagai sekretaris. Dan yang terakhir, disebelah kami adalah anggota OSIS juga. Kalau perkenalannya tetap dilanjutkan akan memakan banyak waktu. Oleh karena itu, untuk mempersingkat waktu, anggota OSIS yang inti saja. Jika ingin berkenalan silahkan datengin aja."

"Tidak usah membuang banyak waktu, Dian." Oke yang awalnya suasana sangat ricuh ingin berkenalan dengan para anggota OSIS yang lain tiba-tiba menjadi hening tanpa suara. Siapa lagi kalau bukan suara Attaya, yang membuat dunia menjadi hening seketika. Bahkan anggota OSIS pun ikut terdiam. Sejenak Attaya melihat seluruh murid baru itu dan melanjutkan perkataannya.

"Di sekolah ini kalian tidak hanya menuntut ilmu melainkan melatih mental kalian." Attaya pun maju selangkah sambil memperhatikan siswa baru itu.
"Kalian telah memilih sekolah yang terkenal dengan ketatnya peraturan." Attaya pun berjalan melewati anggota OSIS yang ada di depan
"Kami akan melatih mental kalian dengan cara kalian akan menginap disini selama tiga hari." Ia berhenti dan melihat kembali ke arah mereka
"Kalian tidak akan bayar untuk hal ini. Yang perlu kalian persiapkan adalah mental" Diakhir kalimat Attaya sangat menekankan kata itu.
"Tanpa ada tangisan sedikitpun."

****

Hari yang ditunggu pun tiba.
Dimana siswa baru itu akan menginap disekolah selama tiga hari.
Dan disitu mereka akan dilatih apakah mereka memiliki mental yang kuat atau tidak.

Seluruh siswa pun berbaris sesuai kelas mereka di lapangan yang luas dengan hanya penerangan lilin. Jangan lupakan Attaya yang berdiri tegap dengan tatapan dingin yang membuat suasana menjadi mencengkam.
"Berjanjilah padaku bahwa kalian tidak akan menangis."
Mereka pun menjawab serentak bahwa mereka berjanji
"Good. Matikan semua lilin."

Disinilah mereka berada. Dengan cuaca yang dingin, cahaya yang hanya dipancarkan oleh bulan dan sunyi.
"Kalian, silahkan duduk."
Yang disuruh duduk pun menurut saja apa yang diperintahkan. Cukup lama Attaya terdiam di suasana yang gelap sampai akhirnya Attaya tersenyum yang jika dilihat itu terlihat sangat mengerikan dan berkata
"Acara ini akan dimulai dari sekarang."

BYURRR...

Suara air yang baru saja ditumpahkan dari lantai atas. Dan itu berhasil membuat semua siswa sangat terkejut.
"Begitu saja terkejut."
Setelah kalimat itu dilontarkan Attaya pun berjalan mendekati mereka dan berteriak
"APAKAH KALIAN AKAN MENANGIS SETELAH INI?!"
"Tidak, Kak Attaya" jawab mereka serempak
"Yakin?" Tanya Attaya
"Yakin, Kak!" Jawab mereka lagi
Attaya pun tersenyum "Jangan menyesal setelah ini." Dan Attaya pun meninggal mereka tanpa peduli sedikitpun apa yang akan terjadi diantara mereka.

Sudah hampir dua jam Attaya dan anggota OSIS lainnya meninggalkan siswa baru itu di lapangan dengan kondisi baju mereka yang sudah basah untuk permulaan acara.

"Oke kita sudah menentukan dimana mereka akan tidur dan siapa yang akan menjaga mereka. Kalian setuju?" Ucap ketua OSIS dan dijawab 'Ya' oleh seluruh anggota OSIS.
"Sekarang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Apa mereka tidak kedinginan?" Tanya Rian
"Apa pedulimu?" Yang bertanya pun langsung terdiam karena yang menjawab adalah Attaya.

"Attaya, mereka bisa saja masuk angin dengan keadaan yang seperti itu" terang Jean

"Aku bertanya sekali lagi. Lantas apa peduliku?" Oke. Mereka semua pun diam. Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut Attaya.
"Cih dasar pengecut. Mendengar kata-kata ku saja sudah pada takut." Attaya pun beranjak pergi meninggalkan mereka tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Bagaimana cara nya agar kita bisa mengembalikan sifat Attaya yang dulu?" Tanya Kaila, sekaligus sahabat Attaya dari dulu

"Aku tidak tahu tapi aku yakin ia berubah karena sesuatu hal. Aku sangat yakin." Timpal Silla, yang juga sahabat Attaya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang