Dunia ini terasa berhenti, ketika Aku harus siap menerima kenyataan pahit, memiliki seorang Ayah dengan keadaan cacat. Ku ingin Ayah lebih sempurna,seseorang yang tak cacat, seperti Ayahnya semua orang. Seorang Ayah yang dapat mendengar harapan ku dan kekhawatiranku. Disini,dirumah petakku,Aku hanya tinggal berdua dengan Ayah,sesudah kematian Ibuku beberapa tahun yang lalu. Hanya Ayah satu-satunya keluarga yang aku miliki. Harapan yang mungkin tidak bisa aku harapkan.
"Aisyah!!" tiba-tiba terdengar teriak suara dibalik pintu kamar utama. Dengan segera akupun langsung menghampiri asal suara itu.
"iyaa Ayah,ada apa?" sahutku yang begitu sampai dihadapan Ayah.
"Kaki Ayah sakit nak,tolong pijat kaki ayah sebentar." pintah nya dengan lemah lembut.
"iya Ayah" jawab ku sambil mengulurkan tanganku ke kaki ayah lalu memijatnya perlahan-lahan.
**
Aisyah'POV
Namaku Aisyah Putri Rahmandita,aku duduk dibangku kelas 7 di SMP Harapan Bangsa. Disini lah tempat ku memupuk ilmu.Tak banyak orang yang terlalu dekat denganku. Mungkin hanya beberapa,Karena apa? memang aku tidak layak untuk dipandang indah.
Beginilah diriku. Hidup dengan seorang ayah yang hanya dapat terbaring saja,namun tidak pernah sedikit pun aku berfikir untuk tidak peduli atau bahkan meninggalkan nya.
**
04:20, terdengar alarm berbunyi.
Seperti biasa,aku selalu bangun pagi untuk sholat shubuh dan menyiapkan sarapan untuk ayah. Untuk pagi ini aku memasak nasi goreng kesukaan ayah. Sarapan pun sudah siap,dan aku membantu menyuapi ayah."Ayah, Aisyah tidak mau sekolah lagi" ucapku sambil menundukkan kepala.
"kenapa Aisyah bicara seperti itu?"
"Aisyah merasa jika aisyah sekolah kita akan semakin susah ayah"
"Nak,justru dengan kamu sekolah. Kelak akan membawa keluarga kita semakin berkah,kamu bisa menggapai mimpi mu menjadi seorang pengusaha dan mengobati ayah nak". jawab ayah sambil mengelus pucuk kepala ku.
"Tapi ayah .. "
"Tumbuhkan lah rasa yakin pada dirimu, ayah akan slalu bersamamu dan mendoakanmu sayang"
"Trimakasih ayah,ayah adalah cinta dan kebahagiaan bagi Aisyah". jawabku dan memeluk ayah.
Setelah selesai menyuapi ayah, aku bersiap-siap berangkat ke sekolah,sekolah ku lumayan jauh dan aku harus menaiki sepeda kuda ku untuk menuju nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Ikuti Langkahmu Ayah
Non-FictionBagi setiap anak perempuan, ayah adalah lelaki yang selalu jadi cinta pertamanya. Setidaknya, ayah memang pria yang tak akan menyakiti hatinya. Dalam keadaan apapun,Putri kecilmu ini akan slalu menemanimu ayah ..