Prolog.

52 7 11
                                    

Hujan deras membasahi kota Jakarta Utara. Udara dingin menyelimuti tubuh Hana yang sedang menyeruput kopi susunya dan juga menulis cerita kehidupannya di laptop.

Suasana kafe mulai sepi dan tambah dingin. Namun itu tak membuat Hana untuk pulang ke rumahnya. Tunggu. Apakah ia harus menyebutnya rumah? Hana rasa tidak.

Semenjak orang tuanya sering bertengkar, Hana suka ke kafe ini dan menulis cerita kehidupannya di laptopnya. Sengaja, karena ia ingin menjauhkan dirinya dari pertengkaran kedua orang tuanya.

Ting.

Suara bel pintu yang ada di kafe tersebut berbunyi, menandakan bahwa ada seseorang masuk ke dalam kafe itu.

Laki-laki dengan jaket hitam itu sedang mencari sesuatu. Hingga mata cokelat terangnya itu menangkap sosok Hana dan menghampirinya.

"Dari kapan lo disini?" pertanyaan cowok itu membuat Hana menatapnya, dan kembali menatap laptopnya.

"Dari orok." jawab Hana singkat tanpa memedulikan cowok yang ada di hadapannya itu yang sedang tertawa saat mendengar jawaban dari Hana.

"Udah malem, lo nggak--"

"Orang tua gue nggak bakal nyariin gue. Lo tau kan, kalo gue itu emang suka keluar malem-malem." potong Hana dengan mata yang masih menatap layar laptopnya.

"Lo ngapain kesini? Ganggu tau nggak." ujar Hana dan mematikan laptopnya.

"Tadinya gue kesini cuman buat minum doang. Tapi pas gue liat ada lo, gue nyamperin lo aja." jawab Reza.

Hana menyeruput kembali kopi susunya. "Buat gangguin gue? Hidup lo kayaknya seneng banget gangguan gue."

Hana menaruh laptopnya di tasnya, menaruh selembar uang seratus ribu, dan berjalan keluar dari kafe.

Reza mengejar Hana dan menangkap lengan Hana.

"Lo mau pulang dengan keadaan kayak gini?" tanya Reza.

"Gue bawa mobil, bego." jawab Hana. "Tunggu di sini." Reza berlari di tengah-tengah hujan dan kembali ke tempat Hana berdiri dengan motor sport hijaunya.

"Bareng gue aja." ucapnya. Hana mengerutkan keningnya dan menempeleng kepala Reza.

"Tetus mobil gue digimanain?" tanya Hana frustasi. Hana berlari menuju mobilnya dan masuk ke dalamnya.

Ia melajukan mobilnya. Namun motor Reza tetap mengikutinya dari belakang.

"Itu bocah maunya apa sih?" tanya Hana pada dirinya sendiri.

Mobil Hana mulai memasuki komplek perumahannya. Namun, motor Reza masih mengikutinya sampai Hana memasukkan mobilnya ke dalam garasi.

"Palingan juga tuh anak besok nggak masuk ke sekolah." gumam Hana.

Ia keluar dari mobilnya sambil membawa tasnya yang berisi laptop.

Ia keluar dari garasi dan hendak masuk ke dalam rumahnya.

Saat Hana ingin masuk ke dalam rumahnya, motor Reza sudah tidak ada.

Hana tidak memikirkannya. Ia berjalan masuk ke dalam rumahnya. Sepertinya Diana dan Dika tidak bertengkar lagi.

Ting.

Ponsel Hana berbunyi. Menandakan bahwa ada pesan yang masuk di dalam ponselnya.

Reza: Gue cuman mastiin lo selamat sampe rumah.

Hana hanya tersenyum kecil. Ia memasukkan ponselnya dan berjalan menuju kamarnya.

≈≈≈

Hey yo what's up gengs. Bagaimana? Suka nggak? Aku harap kalian para readers suka. Maaf kalo ada typo di ceritanya.

Good Boy Love Bad Girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang