Jungkook's POV
Aku tak terlalu paham perihal naskah kuno karya para penulis mitologi Yunani yang mengisahkan dewa-dewi para legenda. Namun, aku tahu satu nama; Aphrodite. Dia dewi cinta yang sangat cantik, kan?
Apakah keterlaluan jika kukatakan seorang yang terlahir pada abad ke-21 telah mewarisi kecantikkannya? Terlebih lagi, sosok yang kuduga dapat dikategorikan sebagai dewa. Ya, laki-laki maksudku.
Gila!
Aku benar-benar sudah gila.
Sepertinya iya!
Renggutan kuat anak itu pada rambutku telah mempengaruhi kinerja otak ini.
Aku memperhatikannya dari jarak kira-kira lima meter, tidak terlalu jauh untuk melihat senyumnya yang mengembang manis.
Apakah aku baru saja memujinya 'lagi'?
Entahlah!
Dia memang kelihatan sangat manis sekarang.
Baru kusadari kalau Taehyung memiliki mata yang berukuran lebih besar daripada keturunan Korea kebanyakan, juga berkilau cerah, jembatan hidungnya nampak tinggi dari samping, dan bibirnya penuh kemerahan. Garis wajah yang terlalu halus untuk ukuran seorang pria. Anak itu tampan, tapi bolehkah ku katakan kalau fiturnya agak feminim, sangat tampan sampai terkesan cantik.
Sanjunganku sudah melewati batas?
Dengar! Aku masih tertarik dengan gunung kembar. Catat! Aku bukan penyuka sejenis. Tetapi, tidak ada larangan untuk memuji sesama pria, kan?
Kesan pertamaku kepadanya adalah 'dia kurang waras', kemudian 'dia cengeng', dan sekarang 'dia terlihat lebih bahagia dibandingkan Ayahku saat menang lotre'.
Taehyung terlalu ekspresif.
Aku sudah membebaskannya, tentu saja masih dalam pengawasan. Taehyung gigih membujukku atau tepatnya menggangguku sampai dahi ini berdenyut nyeri.
Sekarang kami berada di dalam vanue bersama ratusan orang lainnya. Penggemar menikmati penampilan idola mereka, sementara kami para pengawal memantau kerumunan dari pojok ruangan.
Aku menggelengkan kepala melihat kelakuan Taehyung. Dia menjeritkan nama tiga orang di atas panggung terus-menerus, gerakan tubuhnya seperti tersengat aliran listrik. Anak itu menikmati performa Cypher dengan cara yang kelewat heboh. Saat confetti berjatuhan Taehyung menengadahkan kedua tangan membentuk mangkuk lalu meniup potongan kertas mengkilat itu sambil terkikik. Menggemaskan, tapi tetap saja aneh.
Fanboy bukanlah hal langka bagiku, laki-laki menyukai publik figur tertentu ialah sesuatu yang wajar, sekedar suka atau bahkan menjadikannya panutan. Tapi biasanya mereka lebih kalem, tidak 'serusuh' yang satu ini.
Tatapanku segera beralih saat headset handy talkie yang terhubung dengan intercom tiba-tiba berbunyi tanda pesan masuk.
"Jungkook-shi, pindah posisi menuju pintu exit 10 menit dari sekarang... Jungkook-shi... Jungkook-shi..."
"Roger!" kataku sigap.
Aku memeriksa jam yang melingkar pada pergelangan tangan kiriku, memastikan posisi jarum agar perpindahanku tepat waktu.
Sebentar lagi acara Music Bank selesai dan aku mendapat tugas untuk mengawal para Army—sebutan fans Cypher—yang hendak keluar venue agar tetap aman. Rapper group tersebut memiliki banyak kru, mereka tak hanya memikirkan diri sendiri, keselamatan penggemar merupakan salah satu prioritas.
Ekor mataku tanpa sengaja melirik ke arahnya. Dia tampak kecewa saat MC mengumumkan bila pertunjukkan akan segera berakhir. Bibirnya membentuk perahu terbalik dan bisa kutebak anak itu pasti sedang menahan tangis. Tsk, dia benar-benar seorang fanatik.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANBOY & BODYGUARD [KOOKV]
RomanceAwal mulanya, Taehyung sukses berjumpa hip-hop group pujaannya; Cypher, yang beranggotakan tiga rapper tampan. Namun, harapan cowok manis itu untuk lebih dekat dengan sang idola pupus karena ulah seorang bodyguard menyebalkan yang tiba-tiba memanggu...