Lee Felix

170 18 0
                                    



Felix diterima menjadi pengurus makam, ini sebenarnya bukan jenis pekerjaan yg ia inginkan namun, apa boleh buat Menjadi mahasiswa di kota siedny adalah hal yg cukup sulit ditambah uang spp yg nunggak beberapa bulan membuan Felix mau tak mau menerima pekerjaan tersebut.

Felix sangat takut terhadap mayat , namun untunglah pekerjaannya hanyalah pekerjaan-pekerjaan ringan. Tugasnya hanyalah menyapu, memotong rumput dan membersihkan makam. Sedangkan tugas-tugas yg berhubungan dengan mayat seperti menyiapkan jenaza dan prosesi pemakaman adalah tugas pengurus makam yg lebih senior
.

Namun ada satu hal yg dibenci Felix. Ia memang tak perlu melihat mayat secara langsung saat bekerja. Namun, ada kalanya ia bekerja di ruang bawah tanah tempat peti-peti mati mereka dan keluarga mereka di letakkan, bukan di kubur seperti orang biasa.

Felix sangat membenci ruang bawah tanah sebab ruangan itu sangat gelap, berdebuh, dan penuh mayat.

Suatu hari Felix di tugasi untuk membersihkan ruang bawah tanah. Dengan berat hati ia melakukan tugasnya itu.

Saat Felix sedang membersihkan papan-papan nama di ruang bawah tanah, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menutup pintu. Felix langsung panik dan berusaha membukannya namun percuma.


Ia terkunci di ruangan penuh mayat itu



Felix mencoba berteriak namun tak ada yg mendengar teriakannya. Felix lalu mencoba menenagkan dirinya dan mencari jalan kaluar lain, ia pun menemukan sebuah jendela di atas ruangan. Ia bisa merangkak keluar dari jendela itu namun masalahnya letak jendela itu sangat tinggi, ia tak mungkin dapat mencapainya.



Felix melihat sekeliling ruangan, yg ada di situ hanyalah peti-peti mati. Kemudian Felix mendapat akal. Jika ia menumpuk peti-peti itu, ia dapat membuat semacam tangga  yg dapat digunakannya untuk mencapai jendela itu. Ia lalu mencoba mengalahkan ketakutannya dan mulai memindahkan peti-peti itu.




Diluar dugaan ternyata peti-peti itu sangat ringan. Mungkin karna mayat didalamnya sudah membusuk dan meyisakan tulang belulang saja.



Felix berhasil menumpuk beberapa peti dan mulai naik.


"Aww!" Teriak Felix lirih. Ia merasa sakit di tumitnya, ia menduga kayu dari peti mati itu yg menggoresnya.


"Aww!" Rasa perih itu kembali lagi namun, felix terus melanjutkan niatnya untuk mendaki peti-peti mati itu, meskipun nyeri itu terus terasa.

Dan akhirnya ia berhasil mencapai jendela dan merangkak keluar. Ia berjalan dengan kaki pincang dan bertemu dengan chan yg merupakan sahabatnya.

"Apa yg terjadi padamu?" Tanya chan keheranan

Felix pun menceritakan segalanya

"Lalu kenapa kau berjalan pincang seperti itu?"

"Tadi kaki ku tergores kayu dari peti mati"

"Mana coba ku periksa"

Felix kemudian duduk di atas sebuah batu nisan dan chan kemudian memeriksa tumitnya.

Chan kemudian menatap Felix dengan wajah pucat.

"Tapi ini bukan luka goresan kayu"

"Lalu apa?"








"Ini bekas gigitan manusia..."



END


Source: creppypasta indonesia







creepypasta X Riddle Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang