"Naru, sini sayang. Kau belum menghabiskan saladmu." Hinata berjongkok, melihat kolong sofanya tidak ada mutan kecil yang biasanya bersembunyi di sana. "Baby, kau sudah berjanji untuk tidak pilih-pilih makanan, dan kini jadwalnya makan sayuran." Hinata tidak keberatan dibuat repot oleh mutan yang sudah dia anggap sebagai saudaranya. Ia sudah seperti pengasuh.
Suara geraman kecil terdengar dari balik kelambu belakang sofa. Sebuah bayangan hitam meringkuk membuat Hinata tersenyum. "Chaaaa, baby. Kemari serigala nakal." Ia menangkap gundukan itu, menyibaknya hingga muncul dua cuping hitam-orange lalu disusul kepala manusia yang tengah menunjukkan raut datarnya. Ekor panjang halusnya mengibas lantai membuat beberapa bulu berterbangan.
"Aku tidak mau. Rasanya pahit. Aku ingin Bulgogi. Rasa sapi." Naruto, mutan jenis grey wolf yang keluarganya adopsi sejak berumur tujuh tahun ini menggerung, rambut pirang gelapnya berantakan meski harum shampo jeruk masih menguar.
Makanan itu lagi. Keluh Hinata. Bukannya pelit, namun Hinata terlalu sayang pada mutannya ini hingga memerhatikan semua asupan gizinya. Dia sampai memaksa sang ibu untuk ke dokter spesialis mutan guna mencari tahu tips merawat mutan.
Meski dia masih berusia 12 tahun, namun Hinata sudah dipercaya merawat mutannya. Asupan protein empat kali dalam seminggu, lemak dan karbohidrat sebagai selingan dan hari ini jadwal Naruto mengonsumsi sayuran. "Besok ya baby. Nanti kau lupa gosok gigi, sisa daging bisa merusak gigi kecilmu itu." Hinata mengelus ujung kepalanya lalu mengecupi sepanjang bulu-bulu halusnya, membuat Naruto menderu kecil hampir menutup mata karena ikut terbuai.
Hinata sudah seperti mengasuh balita, bedanya ini anakan mutan.
"Lihat, gigi taringmu sudah mulai tumbuh. Waah sebentar lagi sudah remaja." Dengan telaten Hinata membuka mulut Naruto. Melihat-lihat jumlah gigi rahang atas bawah, tak lupa mengecek pertumbuhan gigi taringnya. "Makan sayuran, ne. Nanti akan Nee-san mintakan ayah membelikan burger daging saus keju kesukaanmu."
Hinata suka dipanggil Nee-san. Naruto adalah adik kecilnya. Mutan yang sudah dia anggap sebagai keluarga paling bungsu.
Namun berbalik bagi Naruto. Mutan serigala itu melipat ekornya, dua cupingnya bergerak-gerak menunjukkan ekspresi malas. Sesekali dia kembali menggerung lalu mengaing. Sejujurnya dia malu terus dipanggil 'baby'. Umurnya masih 10 tahun, dua tahun lebih muda dari Hinata. Dan Naruto membenci fakta itu.
Padahal bila sudah menginjak usia belasan tahun seekor mutan serigala sudah dicap mutan dewasa. Uggh, Naruto tak sabar ingin menunjukkan sebesar apa tubuhnya nanti ketika dewasa.
Hinata tak akan memperlakukannya seperti kitten. Anakan mutan kucing.
"Baiklah, tapi Hinata yang harus menyuapiku."
Dasar manja. Hinata hampir mengangguk ketika Naruto kembali menyambung kalimatnya.
"Menyuapiku dengan mulut."
Hinata belum sadar. Dia masih bocah. Tapi jelas dia merasa sosok mutannya ini nanti akan menjadi mutan menyeramkan.
.
.
.
Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
WILD LOVE
By Atharu
Naruto x Hinata.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Love
Fanfiction18 tahun. Rentang waktu selama itu bukanlah jaminan. Hinata terlalu naif untuk menyadari bahwa mutan serigalanya sudah menjadi pejantan siap kawin. For event Naruhina Mature (18+) Not for Children Berisi konten dewasa Smut