Bagian 4

691 81 15
                                    

Jiyeon meletakkan apel dan pisau di atas meja dengan sedikit bantingan. “Aku menyerah. Aku tidak bisa meneruskannya.”

Sehun tertawa kecil mendengar itu.

“Ck, kau berani menertawaiku tuan Oh.” Ujar Jiyeon dengan wajah yang kesal.

“Hm, kenapa? Kau keberatan nyonya Oh?”

DEG

Jiyeon terkejut saat mendegar Sehun memanggilnya ‘nyonya Oh’.

Ini adalah kali pertama Sehun memanggilnya dengan panggilan itu. Rasanya asing, aneh, dan ada gelenyar dihatinya yang sulit untuk dideskripsikan.

“Apa?” tanya Jiyeon, wajahnya masih menunjukan keterkejutan. “Kau memanggilku apa?”

Bukannya menjawab pertanyaan Jiyeon Sehun tiba-tiba menarik Jiyeon ke dalam pelukannya.

“Sehun-ah, apa__.”

“Nyonya Oh, aku memanggilmu nyonya Oh. Karena kau adalah istriku jadi aku memanggilmu dengan nyonya Oh.” Sehun terus mengulangi kata ‘nyonya Oh’ di setiap ucapannya.

“...............” Jiyeon hanya terdiam, membuat suasana hening selama beberapa detik hingga akhirnya keheningan itu terpecah oleh pengungkapan tidak terduga dari Sehun.

“Saranghae, saranghae Oh Jiyeon.”

Kembali Jiyeon dibuat terkejut sekaligus bingung. Dia mengerejapkan matanya beberapa kali.

Saranghae? Dia mencintaiku?, batin Jiyeon.

Sehun melepaskan pelukannya lalu ditatapnya wajah Jiyeon yang masih menunjukan keterkejutannya.

Tangannya mengelus pipi Jiyeon dengan lembut dan...

Chup!

.... dia mengecup kening Jiyeon.

“Saranghae.” Dan...

Chup!

... kali ini Sehun mencium bibir Jiyeon.

Jiyeon refleks memejamkan matanya saat bibir Sehun menyentuh lembut permukaan bibirnya.

Selama beberapa saat perempuan itu ikut larut dalam ciuman yang diberikan oleh sang suami hingga tak lama kemudian dia membuka mata lalu tangannya mendorong dada Sehun membuat ciuman mereka terlepas.

Terkejut?

Ya, Sehun sempat merasakan itu saat Jiyeon mendorongnya dengan tiba-tiba.

Dia memandang Jiyeon yang sedang menundukkan kepalanya. Tangannya terulur mengangkat wajah perempuan itu namun Jiyeon mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Jiyeon-ah.” panggil Sehun namun Jiyeon tetap memandang ke arah lain.

“Aku___.”

“Maafkan aku.” Usai mengatakan itu, dengan segera Jiyeon beranjak dan pergi keluar kamar meninggalkan Sehun yang menatapnya penuh dengan kebingungan.

“Maafkan aku?”

Jiyeon menyandarkan punggungnya di dinding samping pintu kamar rawat Sehun. Tangan kanannya yang memegang dada bagian kiri beralih menyentuh bibirnya. Sentuhan lembut bibir pria itu masih terasa.

“Dia mencintaiku, dia menciumku.” Jiyeon bergumam pelan.

“Eoh? Kau Jiyeon bukan?”

Jiyeon terkejut saat mendengar seseorang berbicara padanya. Dia lalu menolehkan kepalanya dan mendapati seorang pria tampan menatapnya dengan senyuman ramah.

Le Samedi [COMPLETE]Where stories live. Discover now