"hei kamu, yang diam aja. Itu teman kamu yang dihukum" Maika ditunjuk oleh seorang kakak perempuan yang menjadi divisi displin saat MOS pagi itu
"oh, baru tau. Adek kelas jaman sekarang gak mau bantuin temen yang katanya senasib!" cemooh seorang lelaki yang ber divisi sama dengan kakak perempuan diawal tadi
"siap! maaf kak, ini tidak adil" Meika berdiri sama menjulangnya dihadapan kakak laki-laki yang mencomoohnya tadi. Bername tag Rifky Mansyur.
"gak adil" koor Rifky pada teman-temannya yang disambut cemoohan lebih pedih lagi
"gak adil dimananya adek?" katanya lagi dan kali ini lebih kalem namun sarat akan intimidasi
"kita satu regu 34 orang, sedangkan dalam waktu 3 hari harus menghafal semuanya. Menurut saya ini tidak adil. Sedangkan kakak juga tidak kenal siapa kami" Meika mengutarakan apa yang ia rasa salah disini
"Meika Narasyafa Jihan dari regu berani benar-benar berani ya. Bang Kana, tandai regu ini untuk hukuman besok" seru Rifky dan berlalu tanpa memasang ekspresi apapun
Meika menghembuskan nafas, kakak kelasnya yang bernama Rifky memang selalu menguji kesabaran. Dia tidak salah namun disalah-salahkan, nasib jadi adik kelas batin Meika saat itu.
Seorang laki-laki lain datang menghampiri regu berani. Meika memang bertubuh tinggi, dia ditempatkan didepan bersama teman yang naasnya memiliki postur sama dengannya.
"siapa yang bertanggung jawab untuk hukuman regu berani besok?" Tanyanya pelan dan tegas. semua diam, termasuk Meika yang berdiri berhadapan dengan lelaki tadi.
Meika menoleh kearah teman-temannya. Mereka melihat Meika seolah mengatakan 'tanggung jawab Mei' sambil melotot kearah Meika. Meika menghembuskan nafasnya lagi, kali ini lebih berat. Meika menatap lelaki didepannya yang menaikan sebelah alis.
"saya kak" Meika maju selangkah. membetulkan anak rambut yang menjuntai didepan wajahnya
"ikut saya Meika, temui ketua divisi disiplin" jawabnya lelaki tadi dan ini adalah awal dari cerita di SMA nya
