1.

12.6K 514 9
                                    

Happy Reading.

*

"Uisaa!" Seorang Dokter muda menghela nafas saat mendengar pangilan kecil dari samping.

"Uisa-nim!" Lagi suara itu kembali terdengar, tapi kali ini lebih lembut dan dibuat sangat imut.

"Uisa-nim!" Dokter muda itu, Park Jimin menghela nafas pelan dan menatap lembut pada Pasien yang dia tangani.

"Mian Halmonie karena ketidak nyamanan ini. Uhm aku akan meminta temanku untuk memeriksa Halmonie, aku ada urusan sebentar. Tidak masalahkan kutinggal?" Nenek tua yang diajak bicara Jimin hanya mengangguk dengan senyum tipis.

"Gwenchanayo! Kau temui saja orang yang memanggilmu tadi. Sepertinya dia lebih membutuhkanmu!" Jimin tersenyum canggung dan mengangguk pelan. Pamit secara sopan dan berjalan menuju ruangan samping dimana ada seorang gadis nakal yang selalu memanggilnya setiap hari.

"Mwo?" Tanya Jimin ketus pada gadis yang tengah duduk diranjang pasien.

"Uhm aku bosan! Maukan Uisa mengajakku jalan-jalan?" Jimin memejamkan matanya kesal saat mendengar nada manja dari bibir Aliya Kim. Gadis berumur 22 tahun tapi masih seperti bayi kelakuanya.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan disini? Kau tidak sakit, lalu apa gunanya kau setiap hari kesini?" Tanya Jimin yang sudah benar-benar kesal pada Aliya.

Hampir 6 bulan Aliya sesalu membuntutinya, merecokinya dengan terus mengajaknya jalan-jalan. Hampir setiap hari Aliya kesini dan Jimin tidak pernah melihat Aliya keluar dari ruangan Dokter manapun, gadis tinggi ini selalu saja sibuk membuntutinya kemanapun. Bahkan saat Jimin ada diruanganya untuk istirahat Aliya nekad masuk kedalam dan mengajaknya bicara.

"Uhm aku sakit!" Kata Aliya pelan.

"Sakit? Mwo?" Tanya Jimin ketus.

"Sakit hati! Karena Uisa selalu menolak ajakan Jalan-jalanku!" Lagikan, Aliya kembali mengungkitnya.

"Jika sudah selesai aku pergi!" Ketus Jimin.

"Ara Uisa. Tapi terima hadiah dariku Nde? Aku meletakkanya dimeja ruanganmu! Jangan lupa dibawa pulang!" Kata Aliya riang sambil menghadap Jimin.

"Jika tidak berguna kubuang!" Aliya merengut dan mencubit perut Jimin kesal.

"Akh sakit!" Ringis Jimin.

"Kau nakal!" Kata Aliya cemberut.

"Ara cepat pulang, istirahat sana. Aku mau bekerja!" Kata Jimin.

"Ara. Aku pergi dulu Nde? Bye! Chu~~" Jimin memekik saat Aliya mencuri sebuah ciuman pipi darinya dan langsung berlari menjauh dengan pekikan senang.

"Gadis nakal!" Kesal Jimin sambil menyentuh bekas ciuman Aliya.

*

Aliya berjalan riang disepanjang koridor rumah sakit, sesekali Aliya menunduk pada Dokter atau Perawat yang ia kenal. Aliya memang sudah terbiasa dengan para penghuni rumah sakit disini dan tidak sulit mengakrabkan diri pada yang lain, apalagi dengan kepribadian Aliya yang riang dan mudah berbaur.

Aliya masih berjalan santai sampai panggilan seseorang menghentikan langkahnya. "Kim Ji~~~!" Aliya berbalik dengan cepat. Menatap datar pada seorang berpakaian rapi yang berada tidak jauh darinya.

"Mari pulang!" Aliya mendengus sinis dan berbalik begitu saja. Sementara laki-laki tadi hanya tersenyum tipis dan mengikuti langkah Aliya.

"Nona Muda Kim!"

I Love You.✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang