Bismillah...
18.30
Jalanan mulai lenggang kali ini tidak seperti biasanya, hujan deras baru saja pergi dengan gandengan angin lebat.Di dalam taxi yang cukup dingin sambil ditemani lagu thinking of love milik Ed Sheeran diriku hanya bisa menatap keluar jendela sambil berfikir tentang percakapan kedua orang tuaku malam kemarin.
Flashback..
2 hari yang lalu..
Dalam keheningan yang tertera suara sendok dan piring yang beradu Ayah memulai percakapan yang membuatku bingung menjawab nya.
"Kamu udah ada calon belum Kak, kasian Bundamu pengen cepet-cepet gendong cucu nih?"
"Iya kak kapan kamu mau mulai hidup baru?" Saut Bunda.
Suapan berikutnya aku hentikan karena pertanyaan itu.
"Bukan nya aku nggak mau nikah bund, tapi belum nemu aja yang pas."Jawabku sekenanya.
"Harusnya kamu bilang dari dulu, terus kamu mau yang seperti apa sih biar ayah sama Bunda cariin?" Bukan nya nggak mau bilang tapi aku pengen nikah di usia normal, apalagi umurku juga baru 23 tahun.
Umur 23 itu bukankah terlalu muda untuk menikah, walaupun aku diumur segitu sudah dapat pekerjaan dan sangat cukup untuk diriku sendiri dan keluarga, ayahku juga masih bisa menafkahi kami.
"Sebenarnya kak, ayah nggak tega liat kamu kecapean dengan profesi dokter mu itu, pikir ayah dulu kamu jadi ibu rumah tangga aja seperti Bundamu ini?"
"Aku nggak muluk² kok Bun yah yang terpenting dia tau agama biar bisa arahin aku ke yang lebih baik, dan untuk profesi aku udah nyaman dengan itu jadi intinya kalau ayah ibu pengen cariin bismillah aku nggak nolak." Diakhiri dengan senyum dan berharap orang tuaku tidak salah memilih.Flashback end.
•••••••••••
20.00Setelah menunaikan kewajiban yaitu shalat isya' dan membaca Al Qur'an aku beralih ke kasur dan mengambil handphone membuka salah satu aplikasi disana.
Triiing..
Bunyi notif membuatku melihat siapa yang mengirim pesan saat malam-malam begini, ku sentuh gambar notif pesan tersebut dan kulihat namanya Adeeva.Adeeva = Ida, besok anterin ke mall yuk beliin baju buat calon ponakanmu ini.
Me = Ogah, palingan aku jadi nyamuk.
Adeeva = looh kok gitu, lagian mas edo buntutin kita dibelakang sambil bawa belanjaan janji deh besok lho gak jadi nyamuk.hehe
Adeeva = Makanya lho cepetan nikah..😋
Lah ni anak malah bikin bete aja.
Me = Padahal mau gue jawab "ok" tapi nggak jadi deh.
Adeeva = Eh..ok ok gue tarik pesan tadi hehe..nanti gue beliin tas yang pengen lo beli kemaren deh janji..
Me = hmmm...oke, fix jam 4 y?
Adeeva = Siap:)
Setelah acara pembullyan itu aku melanjutkan untuk membaca novel yang sejak kemarin belum sempat aku lanjutkan.Namun, dimeja terdapat map yang tertulis CV.Ta'aruf apa?CV ta'aruf pasti dari bunda.pikirku.
Jika ini CV ta'aruf bagaimana bisa bunda dapatin satu laki² dengan cepat.Kubuka map itu dan tertulis sebuah nama.Adam Faiz Al Arkhan
Setelah melihat itu, aku langsung turun kebawah untuk mencari bunda namun sepertinya sedang pergi.Kulangkahkan kakiku ke dapur dan disana terdapat note kecil tertempel di lemari es.
Kak bunda ke minimarket sebentar ya..Dimeja ada opor ayam kamu tinggal panasin aja.
Baiklah, aku segera memanasi opor dan memakan nya sendirian di meja makan yang cukup luas.
Setelah selesai aku masuk ke kamar dan membuka laptop mencari agenda untuk bekerja besok sepertinya cukup padat karena hanya aku dan dokter Naadev yang menjadi dokter anak di salah satu rumah sakit daerah Bandung.
Karena terlalu lama membaca buku diriku langsung memejamkan mata dan lupa akan hal yang ingin kupertanyakan pada bunda dan sepertinya malas keluar kamar mungkin besok aku masih bisa bertanya.
••••••••••
Keesokan nya aktivitas sarapan seperti biasa hanya ada aku, bunda dan ayah.Sebenarnya aku mempunyai adik yang lebih muda 7 tahun dariku tapi dia tinggal di pondok pesantren alasan nya karena dia laki-laki dan ayah takut dengan pergaulan anak muda zaman sekarang.
"Ehm..bunda kok cepet banget sih dapat calon buat aku?tapi itu udah pasti dia baik kan buat aku takutnya nanti dia nggak bisa bimbing aku? Dan sepertinya aku pernah mengenalnya?"
"Ya dia itu anak temen bunda kak, kamu pernah sekali ketemu waktu pengajian di rumah Bu suci dan dia anaknya baik kok bunda sama ayah percaya sama dia buat jagain kamu jadi gimana nih menurut ayah sama bunda secepatnya aja kalian menikah?"
"Tapi aku cuman sekali ketemu sama dia bun itupun aku lupa sama sekali karena seingatku teman teman ku dulu lebih tinggi daripada diriku ini, bisa aja dia lebih tua 10 tahun dari aku lagi"
"Enak aja bunda nggak mau lah nikahin kamu sama om-om.Masalah ketemuan mungkin akan bisa tapi karena nak Faiz sedang di luar negeri kamu hanya bisa bertemu orang tuanya.Kenalan habis nikah lebih enak Aida kayak itu tuh "pacaran setelah menikah" kamu juga nggak akan takut dosa iya nggak yah?" timpal bunda.
"Iyaa..ayah percaya sama Bundamu Aida" Ayah pun percaya dengan bunda akupun hanya bisa pasrah dan berdoa semoga pilihan bunda tepat.
Tapi aku mencoba mengingat siapa laki-laki itu, bagaimana mungkin aku melupakan wajahnya.
••••••••••
"Dokter Aida ini laporan pasien yang akan anda datangi hari ini?" Seorang perawat berjalan ke arahku sambil menenteng berkas pasien.
"Terimakasih sus" jawabku sambil tersenyum.
Setelah selesai mengecek keadaan pasien aku pun langsung menuju kantin untuk istirahat.
Sesampainya di kantin aku bertemu dokter Rayn sekaligus teman dekat ku di rumah sakit ini."Sendirian aja, cari calon sana?" Dengan santai nya dia duduk di depanku dan berkata seperti itu.
"Udah kok, tinggal dihalalin aja:)" jawabku sambil tersenyum lebar.
"Haaa..nggak salah denger, suka banget bohong." Aku menghela nafas Rayn itu orangnya nggak percayaan, terserah lah dia mau percaya apa nggak pikirku.
"Terserah, sekarang gantian gue, kapan lo nikah eh bukan-bukan kapan Lo dapet calon buruan deh daripada gosip nggak sedep mampir terus di telinga gue." Sebenarnya aku dan Ryan itu selalu dikira pasangan karena kami sangat dekat.
"Halah, gosip gitu aja didengerin mending dengerin gue nyanyi, calon sih belum tapi pasti ada lah mungkin masih disimpen sama Allah." Jawabnya sambil mengambil es teh ku.
"Aiiish...beli sendiri sana, ya kan Lo cowok cuek aja sama gituan gini aja deh mending lo sekarang hindari gue tapi itu pasti susah sih yang penting gosip itu hilang aja di sekitar rumah sakit ini." Aku mulai berbicara pelan takut salah bicara eeets, tapi kan dia bukan siapa-siapa gue ngapain gue takut.
"Lo ngomong apaan sih yaudah lah kalau dah digosipin pasangan mending kita nikah aja sekalian?" Ryan menatapku tetapi ekspresi mukanya terlihat serius.
"Ngomong apa sih?udahlah gue mau balik ke ruangan." Jawabku sambil mengambil es teh di genggaman nya.
-to be continue-
*200 vote insyaallah dilanjut
*Karena vote kalian penyemangat untuk ku.