I hate you

255 25 0
                                    

Nggak terasa, sudah dua bulan berlalu semenjak Taeyong mutusin aku di taman malam itu.
Sejak saat itu, Taeyong tak pernah lagi datang untuk menjemputku pergi ke sekolah bareng.
Perlahan, dia kembali menjadi Taeyong yang dingin seperti sebelum aku mengenalnya.
Kami yang dulu selalu mengobrol bersama tentang apapun hingga lupa waktu, kini bahkan tak lagi saling menyapa. Meskipun kami sekelas.

Seperti dua orang yang tak saling mengenal satu sama lain

  Awalnya memang sangat berat, karena saat terpejam pun cuma kenangan tentangnya yang selalu muncul dalam ingatanku.
  Aku cuma bisa menangis dan menangis. Tapi kemudian aku sadar, kalau dia bisa melupakanku, kenapa aku nggak?.

Hidup terlalu berharga untuk dihabiskan dengan menggalau karena putus cinta.

***

Kenapa nih, kok semua pada ngeliatin aku kayak gitu? Apa ada yang salah denganku? Kayaknya nggak kok -batin Jisoo ketika tiba di sekolah.

"Kalian lagi lihat apa, sih?"

"Cewek pakai baju seksi, di hotel sama om-om, kira kira lagi ngapain?" sinis Sowon sambil memperlihatkan foto Jisoo.

Foto itu -batin Jisoo

"Jisoo!"

"Na...Naeyon" -lirih Jisoo

"Eh Sowon, lo dapet foto itu dari mana?" sungut Nayeon. Sungguh demi apapun Nayeon sangat jengkel dengan Sowon yang selalu saja mengusik mereka.

"Kenapa? Malu karena kedok sahabat tersayang lo ini terbongkar, hm? Atau jangan-jangan lo juga sama aja?" ejek Sowon

"Gue nggak nyangka, tampang aja lugu, tapi kelakuannya busuk." sambungnya.

Ini semua gara-gara Taeyong. Pasti dia yang nyebarin foto-foto itu. Aku yakin, foto itu sama persis dengan foto yang diberikannya waktu itu. Dimana dia? Tasnya sudah ada berarti dia sudah datang. -batin jisoo. Tanpa aba-aba jisoo pun melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Jisoo! Lo mau kemana?" teriak nayeon

"jisoo hey!"

***

Dia pasti berada di perpustakaan

Langkahnya terhenti. Jisoo melihat Taeyong dan Jennie yang sepertinya mereka bertengkar.
"Taeyong! Lo kan yang nyebarin foto-foto itu!"

"Foto apa?"

"Nggausah pura-pura deh, pasti lo kan yang udah nyebarin?"

"Maksud lo foto sama om-om itu? Kok lo marah gara-gara foto itu kesebar? Fotonya kan bener nggak rekayasa." sahut Jennie

"Taeyong nggak salah apa-apa, harusnya lo tau resiko dari perbuatan lo sendiri." sambungnya.

"Diem lo Jen, gue nggak nanya sama lo!"

"Dan lo yong, kenapa diem aja? Bener kan itu
ulah lo!" sungut jisoo

"Nggausah teriak-teriak, ini bukan pasar" kata Taeyong, datar tak bernada.

"Atau mungkin, nyokap lo ngga pernah ngajarin lo sopan santun?" sambungnya.

"Ngga usah bawa-bawa nyokap gue, dia ngga ada hubungannya sama sekali." balas Jisoo sengit.

"Siapa yang tau? Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Mungkin tabiat nyokap lo sama kayak lo." balas Taeyong tak kalah sengit.

"Lo!--"

"Jisoo udah jis, lo jadi tontonan lo. Yuk balik ke kelas aja." bujuk Nayeon

"Ah Nayeon" ucap Jennie

"Hati-hati lo temenan sama dia, nanti kebawa pergaulan liarnya lagi." sambungnya.

"Yuk Jis balik, nggak usah dengerin dia." acuh Nayeon.






Dia pernah menjadi kenangan yang paling manis bagiku. Aku nggak ngerti bagaimana bisa dia menusukku dari belakang seperti ini. Lihat dia, bahkan menatapku pun seakan nggak sudi lagi. Kenapa? Kenapa kami harus jadi seperti ini?.



Gue benci sama lo yong.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang